Fimela.com, Jakarta Pil pahit kembali harus ditelan oleh Tiara Dewi. Pernikahan keduanya dengan pesinetron Lucky Hakim tak bisa bertahan lebih lama daripada usia bayi dalam kandungan. Tiara gagal membina rumah tangga yang telah dibina semenjak menikah siri pada Desember 2016 dan diresmikan sebulan setelahnya.
***
Sebelumnya, isu pernikahan settingan atau rekayasa santer berhembus. Keduanya ditengarai melakukan pernikahan demi mendapatkan popularitas dengan ramainya pemberitaan di media massa. Namun, kabar ini dibantah oleh Tiara. Menikah baginya adalah urusan sakral dengan Yang Di Atas. Dengan senyum, Tiara mencoba menyikapi ragam anggapan dan pemberitaan yang menyudutkan pernikahan mereka.
"Pernikahan adalah hal yang sakral, ga bisa dibuat main-main. Kan kita berjanji, ada walimah, saksi, jadi ga main-main. Itu kan tanggapan orang. Kalau mungkin nikah ama pejabat, ga kayak gini, kan ama artis. Saya cuma tersenyum. Apapun tanggapan mereka, ini hanya kami dan Allah yang tahu," kata Tiara Dewi saat ditemui di kediamannya, kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Pesinetron Mak Ijah Pengen Ke Mekkah ini tak juga menyalahkan masyarakat atas klaim yang ditujukan padanya. Pasalnya, pernikahan dengan Lucky Hakim begitu cepat prosesnya. Dari saling mengenal, penjajakan dan akhirnya memutuskan untuk mengarungi bahtera rumah tangga.
"Memang cepat. Karena saat itu saya bilang ke mas Lucky. Saya nggak punya waktu untuk pacaran. Kalau mau berteman ayo, kalau mau menikah ya ayo. Silakan dipercepat saja," lanjutnya.
Perceraian ini bagi Tiara merupakan satu kejadian yang paling menguras air mata. Ia pun hanya bisa menyerahkan semua jalan hidupnya kepada Yang Maha Kuasa. Bagaimana cara Tiara menjalani beragam cobaan yang menimpanya, berikut petikan wawancara Bintang.com bersama wanita yang sudah mengenakan hijab tersebut.
Isu nikah rekayasa dan kisah hijrah Tiara Dewi
Ada tanggapan negatif yang dialamatkan masyarakat kepada pasangan Lucky Hakim dan Tiara Dewi ketika mengumumkan kisah asmara mereka, sampai keduanya naik pelaminan. Mereka dianggap merekayasa pemberitaan demi menaikan popularitas sesaat.
Bagaimana menanggapi isu pernikahan settingan yang santer beredar?
Banyak orang memang yang menilai hubungan dan pernikahan kami begini dan begitu. Tapi kan semuanya kembali ke saya dan suami saya yang menjalani. Pernikahan buat kami adalah hal yang sakral, nggak bisa dibuat main-main. Kan kita berjanji, ada walimah, saksi, jadi nggak main-main. Menurut saya, itu kan tanggapan orang saja. Kalau mungkin nikah sama pejabat, nggak kayak gini, kan sama artis.
Sakit hati dengan anggapan masyarakat?
Saya cuma tersenyum, apa yang saya rasakan dan mas Lucky rasakan. Apapun tanggapan mereka, ini hanya kami dan Allah yang tahu. Mungkin karena perjalanannya terlalu cepat, nggak pacaran atau apa langsung menikah. Waktu itu ucapan saya, kalau mau nikah ayo, kalau mau pacaran saya nggak ada waktu. Nikah itu ibadah dan bukan untuk main-main.
Tapi kok cuma sebentar pernikahannya?
Orang hanya bisa menilai dan menyaksikan. Kok ini sebentar, seperti main-main. Padahal kita sudah berusaha pertahankan semuanya. Banyak sekali cobaan ini itu, berita ini itu. Saya cuman bisa memasrahkan diri kepada Allah. Ada tanggapan negatif, itu urusan mereka sama yang di Atas. Kalaupun kita nggak bisa mempertahankan rumah tangga kita, ya takdir kita udah sampai disini. Saya tak bisa keukeuh. Kita nikah beda sifat, juga tingkah laku. Di sini saya coba bertahan dan sampai 8 bulan. Karena kan waktu itu nikah siri dulu sebulan.
Masalah rumah tangga, ada kaitannya dengan mbak Tiara Dewi yang sekarang berhijab?
Tidak. Bahkan pas itu mas Lucky pernah meminta saya untuk berhijab. Namun saya menolak karena penginnya dari hati. Nah ketika saya berhijab, waktu bulan puasa, mas kaget. Dia support saja, dan bersyukur. Aku nggak mau berhijab atas dasar patuh sama suami saya, atau supaya makin disayang sama suami saya.
Ada titik balik?
Saya sangat malu sama Allah. Sudah memberikan rezeki, anak, suami. Tapi nggak berhijab. Allah telah memberikan yang saya inginkan. Saya terketuk hatinya. Saya menjemput hidayah, saya seorang ibu yang mau apalagi? Pengin hidup tenang dunia akhirat. Alhamdulillah sikap saya lebih nggak alay, ingin jadi wanita yang lebih baik lagi.
Niat berhijab sebenarnya kapan?
Dari sebelum bulan puasa. Waktu itu sempat tarik ulur, konsultasi ke ustadzah. Sharing ke teman. Banyak teman yang bilang, karier masih bagus, kok mau berhijab. Di situ hati saya berkecamuk. Kemarin umroh, mantapkan hati, alhamdulillah sudah bisa sampai sekarang. Saya ingin tiap tahun menjadi yang lebih baik. Aku nggak mau terkenal di dunia, namun Allah justru nggak kenal.
Saat memutuskan berhijrah lalu mendapat cobaan, bagaimana tanggapan kamu?
Sebenarnya banyak godaan semenjak berhijab ini, dari materi, dan dahsyat lagi soal cerai. Allah lagi menguji saya, apakah akan masih istiqomah kalau berpisah dengan orang yang dicintai. Dan sampai sekarang alhamdulillah masih.
Kuras air mata, Tiara Dewi kapok menikah dengan artis
Menikah dengan artis, atau orang yang dikenal luas oleh masyarakat tentu harus siap dengan konsekuensinya. Minimal, orang ingin mengetahui bagaimana kehidupan rumah tangga seorang publik figur. Demikian pula ketika pasangan tersebut memilih bercerai.
Kapan pernyataan cerai dari Lucky?
Saya sebenarnya tak ingin memikirkan hal-hal yang membuat sakit hati. Yang penting saya terima beres saja. Kita talak tanggal 5 Mei. Sepakat tutupi. Coba pertahanksn rumah tangga. Saya ke Mekkah (umrah), pengin yang terbaik. Tadinya kan tunggu sampai 2019. Pas di Mekkah doa supaya yang terbaik. Pulang dari umrah, dia ceraikan saya.
Kenapa tahun 2019?
Karena akan banyak yang tersakiti. Saya lebih kepada ibu saya. Karena setiap orangtua berharap rumah tangga anaknya adem ayem, tenteram. Sekarang kondisinya seperti ini, saya nggak bisa membanggakan ibu.
Anak nanyain kehadiran Lucky Hakim?
Masih, sampai sekarang masih sering tanya. Cuman nggak banget. Karena selama ini juga Mas Lucky nggak tiap hari di sini. Jadi nggak merasa kehilangan banget.
Dua kali gagal, merasa kegagalan pribadi sebagai seorang istri?
Saya merasa gagal untuk pertahankan keluarga saya. Tapi saya anggap ini yang terbaik. Kegagalan ini adalah resiko. Memang gagal tapi bukan berarti saya harus putus asa. Meski trauma ada. Karena awalnya saya berharap pernikahan kedua ini untuk yang terakhir kali. Tapi apa daya.
Cerai kali kedua, dibandingkan yang pertama dramatis mana?
Lebih sedihan yang ini. Saya berharap ini yang terakhir, tapi Allah berkata lain. Apapun itu, saya udah mencoba jadi istri yang baik, patuh, pribadi yang lebih baik, tapi kalau jodoh dah sampai disitu mau gimana lagi. Sedih pasti, rapuh juga. Jangankan saya, orang yang pacaran saja pasti sedih, saya kan sudah ada ikatan sebagai suami istri. Sudah ada rasa cinta dan sayang ama suami. Pasti terasa jatuh. Berusaha untuk berdiri dan berdamai dengan keaadaan ini. Mungkin ini bukan jodoh yang terbaik.
Sedih dengan tudingan Lucky Hakim?
Apapun yang keluar dari mulut suami saya. Saya nggak akan membalas. Saya nggak akan melukai orang yang sampai sekarang masih saya sayangi. Aib saya, juga aib dia, dan aib suami saya merupakan aib saya juga. Kenapa kita harus membalas tuduhan-tuduhan itu. Saya nikah sama Mas Lucky. Tapi kita harus menjaga hubungan dengan keluarga. Saya cuman bisa tersenyum.
Apa sih yang membuat Tiara sedih dengan perceraian ini?
Di medsos banyak yang nyerang saya. Di kampung banyak yang bicara ke ibu saya, betapa sedihnya saya. Kenapa perceraian yang kedua sangat menyakitkan, karena saya yang cerai tapi keluarga saya juga ikut terbawa. Tolong hargai keluarga saya. Saya tak minta apapun, tolong jangan lihat saya. Tapi jaga perasaan ibu saya. Saya bukan lahir dari batu. Saya masih punya orangtua. Saya juga seorang ibu, jadi setop untuk serangan yang bisa menyakiti hati banyak orang. Tolong setop lah. Jangan sakiti pihak lain. Tolong jaga itu. Apapun aib rumah tangga, cukup kita yang tahu.
Ibu nangis?
Sangat terpukul. Ibu bilang kenapa pernikahan ini cuma sebentar. Itulah kenapa saya berusaha menutupi masalah. Saya nggak mau menyakiti ibu saya, nggak mau dia kecewa. Namanya seorang ibu pengin anaknya bahagia. Ya sudah pisah saja, baik-baik, nggak usah menyakiti abcd. Bahkan saya sempat dituduh sebagai ibu tiri yang jahat, istri yang tidak patuh yang memang jajannya boros. Walaupun memang apa yang saya beli, bukan dari suami. Saya punya uang sendiri. Orang anggapnya abcd.
(Seraya berurai air mata, Tiara pun melanjutkan curahan hatinya)
Ya Allah kenapa pernikahan saya ini membuat sakit ibu saya. Sudah cukup lah. Saya nggak merasa sakit, tapi ketika ibu saya merasa sakit, saya ikut merasakan. Saya nggak kuasa ketika ibu bicara pada saya itu nangis. Dan saya berpura-pura, mama, neng nggak apa-apa. Tapi batin seorang ibu tahu. Kita pernah satu napas, satu detak jantung. Anak rapuh seorang ibu pasti tahu.
Kapok nikah dengan artis?
Itu mungkin. Karena menjadi trauma yang amat sangat dalam di hati saya. Bukan seperti ini yang saya inginkan. Dan keluarga yang saya inginkan juga bukan seperti ini. Saya ingin sampai akhir hayat, sampai suami menjemput di pintu surga. Tapi saya bisa apa ketika Allah bilang ini yang terbaik. Saya trauma dengan pernikahan ini. Menyakitkannya lebih. Dulu kan suami saya bukan artis. Sekarang semua tetangga mengulik. Kenapa setelah lebaran pergi umrah, padahal orang nggak tahu sebelum berangkat umrah, saya sudah ditalak.
Siap jalani sidang? Kapan sidang perdana?
Saya nggak buka (surat). Saya menghindari hal-hal yang tidak nyaman. Saya tidak akan hadiri persidangan. Itu buat saya nggak nyaman. Saya lakukan hal positif aja. Makanya saya nggak tahu kapan sidang pertama. Komitmen tak hadir. Surat panggilan sudah diterima, tapi saya nggak buka. Asisten saya yang tahu. Posisi saya sekarang ini menunggu surat cerai. Saya berdoa, pengin masalah ini cepat selesai. Nggak ingin berlarut dalam kesedihan. Supaya lancar semuanya. Biar pengadilan yang memutuskan itu.
Berdamai dengan kejadian ini, apa yang akan dilakukan dalam waktu dekat?
Pengin fokus sama usaha saya. (Fokus) Anak saya juga. Dia yang bisa buat saya tersenyum. Saat ini paling fokus itu saja. Ngga ada keinginan lain. Ini harus saya jalani, bukan menyesal. Allah Maha Melihat dan Mendengar. Pasrah saja sama Allah. Saya cuma bisa berdoa.
Meski habis sudah kisah cinta Tiara Dewi bersama Lucky Hakim, namun ia berusaha berdamai dengan kisah masa lalunya. Tiara berusaha untuk tetap tenang agar terus bisa melangkah, mengarungi kerasnya kehidupan. Semoga selalu tabah ya teteh.