Curhat Pembaca: Ternyata Suami Pilihan Tidak Sebaik yang Dikira

fitriandiani diperbarui 02 Agu 2017, 10:40 WIB

Fimela.com, Jakarta Dari: Nike

Bagai Makan Buah Simalakama
Itulah yang bisa saya kisahkan tentang saya, sebut saja nama saya cathy, saya tinggal didaerah Riau
Saya pacaran dengan temen satu kampus saya, temen atau keluarga saya banyak yang tidak suka xengan hubungan saya, tetapi tidak saya dengar, dan akhirnya saya putuskan untuk menikah dengan dia, akhirnya keluarga saya mau tidak mau menyetujui pernikahan saya, setelah menikah baru saya sadari bahwa pilihan saya salah, ternyata pria yang saya nikahi sangat tempramental suka ringan tangan setiap ada permasalahan selalu memukulin saya, akhirnya ibu saya dan keluarga besar saya benci terhadap suami saya, setiap ada pertemuan keluarga besar suami saya lah yang paling sllu terkena sindir ataupun menjadi bahan emosi keluarga saya, saya kasihan juga terhadap suami, tapi balik ke lain hal keluarga saya juga sangat menyayangi saya sehingga berbuat seperti itu dengan suami saya, tapi nasi telah menjadi bubur, saya sudah dikaruniai sepasang anak, saya disuruh pisah sama keluarga besar saya, tapi saya kasihan dengan nasib anak-anak saya, disatu sisi saya menyayangi keluarga besar saya disisi lain saya sangat menyayangi suami saya,. Saya bingung harus berbuat apa, perumpaannya saya seperti makan buah simalakama,.

***

Dear Nike,

sepertinya restu orang tua itu memang salah satu hal yang tidak bisa diabaikan ketika kita memilih pasangan, ya. Sayangnya, itu baru terasa setelah kamu menghadapi realita bahwa suami pilihanmu ternyata tidak sebaik yang kamu kira. Tidak ada yang perlu disesali, itu adalah pilihanmu. Kamu harus terima apapun konsekuensinya, termasuk perasaan serba salah ketika keluarga besarmu tidak menyukaimu dan kamu bingung harus berpihak ke siapa.

Di hadapan keluarga, mungkin kamu harus tetap membela suamimu, namun lebih dari apapun, kamu harus mencintai dirimu sendiri. Pernikahan yang dipenuhi dengan kekerasan baik verbal maupun nonverbal itu tidak baik. Jika keadaannya benar seperti itu, pernikahanmu bisa digolongkan ke dalam abusive relationship, lho. Dampaknya bisa sangat besar untuk dirimu sendiri maupun anak-anak.

Abusive relationship bukan hanya menyakiti secara fisik tapi juga mental. Dalam hal ini, jika anak-anak bagaimana perlakuan kasar ayah mereka kepada ibunya, psikos mereka bisa saja terganggu. Sebaiknya, kamu temui konsultan pernikahan untuk mendiskusikan kondisimu secara langsung. Dia pasti bisa mendengarkan, memberi saran serta mendampingimu mendapatkan penyelesaian.

Satu hal paling penting yang harus kamu ingat adalah, cintai dirimu sendiri lebih dari apapun. Ambil keputusan secara rasional, jangan terlalu mengagungkan cinta di saat seperti ini, ya. Semoga masalahmu cepat terselesaikan. :)

 

 

***

Punya masalah percintaan yang bikin galau? Curhatin aja! Kirim curhatanmu ke redaksi@bintang.com. Jangan lupa tulis subject emailnya: CURHAT PEMBACA BINTANG, ya. Curhatanmu akan dijawab dan kamu bisa lihat jawabannya di www.bintang.com/relationship. Ditunggu!