Kisah Polisi yang Kerja Sambilan Jadi Pemulung

Karla Farhana diperbarui 24 Jul 2017, 10:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Kamu mungkin sudah pernah dengar tentang seorang polisi yang bekerja sambilan sebagai tukang tambal ban di Makassar. Nah, ternyata, di Malang, Jawa Timur, juga ada seorang polisi berhati mulia yang memiliki pekerjaan sambilan sebagai pemulung. 

Pria yang bernama Seladi ini menjalani pemulung setiap hari, usai menjalankan tugas kepolisiannya. Dilansir dari Liputan6, usai piket malam, Seladi mulai memilih-milih dan memungut sampah di Mapolresta Malang. 

Kepada Liputan6 juga bercerita mengenai awal mula ide untuk mengumpulkan sampah muncul dalam benaknya. Dia pertama kali memungut sampah pada tahun 2004, saat dia memiliki masalah ekonomi. Karena tak ingin mencari pekerjaan yang tak halal, akhirnya dia memilih untuk memulung. 

"Awal mulanya saya memulung 2004. Waktu itu saya terjepit masalah biaya anak istri saya. Karena kebutuhan lain ada, saya memilih memulung," ungkap Seladi. 

Saat itu, usai piket malam di Polresta, dia melihat sampah, lantas dia ambil dan kumpulkan. "Setelah saya piket malam di Polresta ada sampah, saya lirik ke sana, saya ambil, saya anggap bersih-bersih. Kemudian besoknya lepas dinas pagi, jam tujuh malam saya gerak, saya ambili (sampah)," papar dia.

Sayangnya, saat membawa banyak sampah ke rumah, sang istri marah dan tak senang dengan apa yang dilakukan Seladi. Untungnya, setelah menjelaskan maksud Seladi, amarah sang istri mereda. Sejak itu, Seladi mulai rutin mengumpulkan sampah sedikit demi sedikit dan menjadikannya sebagai penghasilan tambahan. 

 

Ternyata, uang hasil memulung lumayan banyak. Dalam satu bulan lebih, penghasilannya sekitar Rp400 ribu. "Saya pilah-pilah antara kresek, plastik, botol. Setelah saya pilah-pilah karena saya butuhkan untuk tambahan anak istri saya, dan saat itu satu bulan 15 hari dapat Rp 400 ribu. Hariannya Rp 25 ribu, saya kumpulkan jadi Rp 400 ribu," jelasnya. 

Seladi juga mengatakan, menjadi pemulung bukan hal yang memalukan. Malah, dia merasa senang karena mendapatkan uang halal, dan tak perlu mendapat suap untuk menyambung hidup. "Saya sudah 16 tahun belum pernah menerima suap, makanan atau apapun. Saya kasih contoh ke anak saya. Saya belum pernah menerima suap apapun, anak istri saya sudah terlatih," kata Seladi.