Tanpa Sadar, Hubunganmu Rusak karena Sikapmu Sendiri Seperti Ini

fitriandiani diperbarui 20 Jul 2017, 17:40 WIB

Fimela.com, Jakarta Rusaknya hubungan tidak selalu disebabkan oleh kehadiran pihak asing dari luar. Seringnya kita tidak menyadari bahwa yang merusak hubungan itu, bisa juga berasal dari dalam hubungan itu sendiri, yakni dari diri si pasangan masing-masing. 

Jika sesuatu terjadi pada hubunganmu dan membuat kamu merasa tidak nyaman, ada baiknya kamu melakukan evaluasi bersama, juga saling introspeksi diri masing-masing agar bisa mengetahui apa yang telah kamu lakukan, apa yang telah kalian berikan untuk hubungan itu, dan apa yang telah kamu berikan untuk pasanganmu.

Segala hal yang terjadi pasti memiliki penyebab, termasuk saat kamu merasa hubunganmu tidak lagi nyaman untuk dijalani. Jangan buru-buru menyimpulkan kalau cinta itu sudah hilang, telusuri dulu satu persatu pemicu, dimulai dari apa yang terjadi, lalu renungkan bagaimana kamu memandang hubunganmu selama ini. Bisa jadi, masalah-masalah itu bermula dari pola pikirmu yang salah.

Seperti apa pola pikir yang bisa merusak hubunganmu? Simak penjelasannya di bawah ini: 

1. Mencoba realistis dengan selalu mengingat kemungkinan buruk yang pasti ada, tapi jatuhnya berprasangka negatif. Realistis pada kemungkinan buruk dengan berprasangka negatif itu jelas berbeda. Kalau realistis, kamu siap menghadapi segala kemungkinan. Kalau prasangka buruk, kamu mengada-ada apa yang tidak ada dan belum tampak ada.

2. Bilang iya saat sesungguhnya tidak, bilang tidak saat sesungguhnya ingin. Mungkin terlihat sepele, padahal perilaku tersebut bisa memupuk ketidakjujuran, lho. Karena itu kamu bisa jadi merasa sungkan untuk jujur. Begitu pun dengan pasanganmu. 

3. "Harus mengutamakan diri sendiri dulu, baru mikirin orang lain". Kalau prinsip ini dipakai untuk menjalin hubungan, hubunganmu bisa kacau balau. Jika menyangkut kenyamanan dalam menjalin hubungan, kamu dan dia harus bisa berkompromi.

4. Saat ada masalah, selalu mendiamkan sampai emosi reda. Tanpa sadar, saat menunggu emosi reda itu masalah lain bisa saja bermunculan. Misal; pacarmu jadi merasa tidak diperjuangkan.

5. Ada dan mendengarkan sudah cukup, padahal yang terpenting justru adalah menyimak. Bukan sekadar hadir. Kalau kamu menyimak, kamu bisa memberi respon lebih baik dibanding sekadar mendengarkan dan menjawab. Dengan menyimak pula pasanganmu akan merasa lebih dihargai.

Dalam hubungan, kamu dan pacarmu pasti akan saling mempengaruhi baik itu dalam konteks positif maupun negatif. Makanya, untuk mendapatkan hal-hal yang kamu butuhkan dari si pacar, akan lebih mudah jika kamu menunjukkan bagaimana cara memberinya dibanding mendikte apa-apa yang harus dia lakukan. Sebab dengan begitu, dia akan belajar dan 'tertular' darimu sebagai kebiasaan. Bukan sebagai suatu keharusan. :)