Alasan Basic yang Sering Dipakai Orang untuk Putusin Pacarnya

fitriandiani diperbarui 19 Jul 2017, 10:40 WIB

Fimela.com, Jakarta Dua orang bisa memutuskan untuk bersama dalam sebuah hubungan hanya karena alasan cinta, tapi, untuk mempertahankan hubungan tersebut butuh lebih dari sekadar cinta. Banyak hal-hal yang dibutuhkan untuk membuat hubungan terus berjalan menuju apa yang dicita-citakan bersama.

Atas dasar hal tersebut, banyak pula hal yang bisa membuat sebuah hubungan berakhir. Dan karena hal itu pula, usaha yang dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hubungan juga tak terhitung karena perlu dilakukan secara terus menerus. Intinya, sebuah hubungan bisa berakhir bukan cuma karena tidak cinta, tapi bisa juga karena hal-hal yang sebelumnya kamu pikir tidak akan memberi pengaruh besar.

Ya, alasan-alasan itu memang seringkali luput dari mata para pasangan. Seringkali para pasangan lupa, kalau cinta juga ada karena ditebar benihnya, dirawat agar tumbuh, dijaga agar terus hidup. Mungkin mereka lupa akan hal itu, dan baru benar-benar sadar setelah cintanya hilang.

Well, kalau sudah menyadari cintanya hilang, berapa banyak pasangan sih yang akan sama-sama introspeksi, dan mengevaluasi apa yang sudah mereka lakukan untuk hubungannya? Banyak lho, yang cuma melihat permasalahan dari permukaan, tapi nggak menyempatkan diri untuk mengamatinya sampai ke pangkal. Parahnya lagi, saat melihat masalah menyebar di permukaan, mereka langsung memilih untuk mengakhiri hubungan. Hmm, masalah-masalah apa yang sering jadi pemicu seseorang memilih putus sama pasangannya?

Alasan yang Sering Mendorong Seseorang untuk Putus sama pPasangannya

1. Sudah nggak cocok. Alasan ini banyak banget dipakai, tapi banyak juga yang menyangkalnya karena menganggap 'sudah nggak cocok' itu sebagai alasan yang mengada-ada. "Kalau nggak cocok, kenapa dulu pacaran?" begitu pertanyaan yang sering dilontarkan. Padahal alasan tersebut nggak sepenuhnya salah, lho. Dulu cocok bukan berarti sekarang cocok. Bisa jadi mereka nggak cocok lagi karena satu sama lain terlalu sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri, sampai lupa untuk melibatkan pasangannya dalam hidup mereka, hingga akhirnya mereka sadar telah ada di dua jalan yang berbeda. Nggak heran kalau sampai pada tahap ini, mereka memilih putus.

2. Pasangannya posesif, cemburuan. Bisa dibilang, posesif dan cemburuan itu sifat bawaan sih. Tapi nggak bisa dibilang kalau sifat itu nggak bisa berubah juga, kan? Sebagai pasangan yang baik, semestinya mereka bisa bekerja sama untuk sedikit demi sedikit menghilangkan sifat posesif dan cemburuan yang membuat hubungan nggak nyaman. Diskusikan lalu temukan bersama hal apa yang sekiranya memicu hal tersebut dan temukan solusi untuk meminimalisirnya sedemikian rupa, sampai sifat tersebut berganti rasa percaya seutuhnya. Dengan catatan, pihak yang dicemburui dan merasa diposesifin itu juga bersedia untuk menghindari hal-hal yang bisa memicu rasa cemburu dan posesif pasangannya. Tapi, kalau sifat posesif dan cemburuan itu semakin menjadi-jadi ya memang lebih baik ditinggalkan daripada menjebak keduanya dalam hubungan yang nggak sehat. Maybe they just need to found the right one. :)

3. Pasangannya suka tebar pesona. Ya, super duper malas banget emang punya pacar yang suka tebar pesona. Tapi untuk masalah ini, yang lebih penting dari bagaimana dia tebar pesona ke cewek lain adalah bagaimana dia menebarkan pesonanya ke pacarnya sendiri. Bagaimana dia membuat pacarnya merasa nyaman dan merasa beruntung memilikinya. Bukan karena pesona yang dimiliki pasangannya itu, tapi karena di luar kebiasaan tebar pesonanya, dia tetap menjaga dan memperlakukan pasangannya dengan baik sebagaimana mestinya. Kalau dia nggak melakukan hal itu ke pacarnya? Wasalam! Putus sudah pilihan paling sehat!

Alasan yang Sering Dipakai Orang untuk Memutuskan Hubungan dengan Pacarnya

4. Ada orang ketiga yang mengganggu. Nggak banyak orang yang bisa bertahan ketika hubungannya terganggu oleh kehadiran orang ketiga. Sebuah hubungan itu seharusnya membuat kedua belah pihak yang menjalaninya merasa istimewa bagi satu sama lain, dan kehadiran orang ketiga justru akan memberikan efek sebaliknya. Orang ketiga akan membuat salah satu pihak merasa nggak dihargai, bahkan nggak berharga sama sekali karena pasangannya lebih mementingkan kehadiran si orang ketiga dalam hubungannya itu. Mungkin, orang ketiga itu bukan selingkuhan pacarnya. Bisa jadi memang cuma sahabatnya, bisa jadi mantannya, atau siapa pun yang membuatnya merasa nggak lebih berharga. Menjalin hubungan dengan keberadaan orang ketiga itu melelahkan, nggak heran kalau banyak yang memilih putus karena alasan ini.

5. Nggak ada kejelasan masa depan. Memang ada, orang yang mau selamanya buang-buang waktu untuk menjalani hubungan yang nggak punya kejelasan masa depan seperti apa? Kayaknya sih nggak ada, ya. Sesantai-santainya seseorang menjalin hubungan, akan tetap ada saatnya dia ingin tahu ke mana arah perjalan hubungan mereka. Sebab berjalan tanpa tujuan itu melelahkan. Mungkin lebih melelahkan dibanding berupaya move on dan melanjutkan hidup lagi, untuk menemukan orang yang bisa diajak merencanakan masa depan bersama.

Setiap alasan di balik berakhirnya sebuah hubungan itu memiliki penyebabnya sendiri-sendiri, namun juga memiliki solusi. Tinggal bagaimana kedua belah pihak yang menjalani saja ingin apa untuk hubungan mereka. Perbaiki bersama, atau akhiri. :)