Cerita Konspirasi di Balik Single Mantra Provokasi

Altov Johar diperbarui 17 Jul 2017, 19:07 WIB

Fimela.com, Jakarta Tepat di Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada tanggal 20 Mei,‎ band Konspirasi merilis single terbaru berjudul Mantra Konspirasi. Sebuah lagu dari catatan lama Che--vokalis Konspirasi--tentang ‎keberagaman yang dibalut dalam hentakan musik cadas raya grunge.

Diakui Che, sebenarnya lagu Mantra Konspirasi sudah tercipta sejak lama. Kebetulan, perilisannya yang bertepatan dengan momentum Pilkada DKI Jakarta kemarin, menjadikan lagu ini pas dengan kondisi yang ada. ‎Memanas karena bedanya pilihan.

"Ada tiga hal yang menginspirasi Mantra Provokasi. Satu, saat saya baca artikel dari Nurcholis Madjid judulnya Jangan Menjual Ayat Tuhan. Kedua, dari statement dia, Islam yes kalau partai Islam no, itu tahun 77 kalau nggak salah. Ketiga tentang ideologi Pancasila yang tergerus ideologi baru, atau lama sebenarnya," papar Che, kepada Bintang.com.

Menurut Che, lagu ini menjadi refleksi dalam berkehidupan di Indonesia. Terlebih bagi mereka yang mengatasnamakan ayat suci, demi sebuah kekuasaan, atau nafsu belaka. Sebagaimana yang Konspirasi sampaikan lewat penggalan lirik di lagu Mantra Konspirasi.

‎"Makanya di situ saya bilang, 'ayat ayat kau gunakan untuk mencekik, lawan-lawan politik'. Itu sebenarnya dari tahun 77 Nurcholis Madjid sudah mengungkapkan hal itu. Bayangkan untuk sebuah pencoblosan bisa dihalal haramkan," kata Che.

‎Ditambahkan Marcell Siahaan, penggebuk drum Konspirasi, terlepas dari konsep yang ada, mereka berempat mengakui sebagai ayah-ayah yang galau. Galau terhadap generasi anak-anak muda ke depannya. Karenanya, lewat lagu ini Konspirasi ingin memberikan opsi sebuah kebenaran yang mereka anut.

"Konspirasi adalah opsi. Kita tidak memaksakan kebenaran yang kita anut. Kita jadi opsi, perspektif, sudut pandang yang lain. Supaya kita bisa lihat hidup dari sudut pandang yang lain. Supaya kita bisa jadi bijaksana lagi, kita bisa menerima begitu banyak perbedaan. Kita berharap dengan musik ini, kita bisa memberikan pilihan," jelas Marcell.

Bukan hanya kali ini saja Konspirasi meneriakan sudut pandangnya lewat lagu‎ tentang fenomena yang ada. Sejak album pertama pun mereka sudah konsen dengan tema-tema itu. Landasan itu yang Konspirasi usung lewat pukulan keras Marcell terhadap drumnya. Edwin yang menyiksa string gitarnya. Che yang berteriak lantang, dan Rommy dalam betotan bass-nya.

"Album pertama 5 tahun yang lalu, kami juga banyak mengungkap sudut pandang kami tentang banyak orang yang salah menggunakan ayat. Hal-hal ini bagi Konspirasi bukan hal baru. Kita bukan hanya menggarap musikal, tapi tema-tema yang menarik. Kenapa di wilayah musik keras, karena itu yang menyatukan kami," ungkap Edwin.‎

‎Setelah Mantra Konspirasi, masih ada dua single lagi yang akan dirilis Konspirasi. Langkah ini menjadi gerbang album kedua band cadas itu

What's On Fimela