Fimela.com, Jakarta Suatu hari Ekki Soekarno kagum melihat permainan piano klasik Soraya Haque. Meski usianya terbilang belia, cewek yang akrab disapa Aya ini mampu bermain dengan penjiwaan dan teknik yang baik. Ekki memberikan penilaian itu karena mengerti soal musik. Ia adalah drumer dari grup musik Symphony.
Saat itu, Ekki sedang bertamu di rumahnya orang tua Soraya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Tujuannya untuk bertemu dengan Marissa Haque karena ingin rekaman. Sementara, adik Marissa saat itu masih duduk di bangku SMA.
"Sambil bermusik, saya juga mengajar drum di Sekolah Musik Yamaha. Aya sempat juga menjadi murid saya," kenang lelaki kelahiran Magelang, Jawa Tengah, 28 November 1961 ini saat berbincang dengan Bintang.com, Kamis (13/7/2017).
Namun, pertemuan Ekki dengan Soraya tak berlanjut. Mereka baru bersua kembali pada 1987. Waktu itu Ekki dan kawan-kawan menggelar acara Sunday Jazz di sebuah hotel di Jakarta. Ekki dan kawan-kawan mengundang sejumlah relasi, termasuk Soraya.
Di mata lelaki yang sempat main dalam film Tirai Malam Pengantin ini, meski usianya masih belasan, cewek kelahiran Plaju, Sumatra Selatan, 7 Februari 1965 itu terbilang teman ngobrol yang asyik. Ia juga sosok yang cukup mandiri, teliti, serta enak diajak ngobrol. Berbeda dengan kebanyakan orang, Ekki mengungkapkan jika ia memiliki banyak perbedaan dengan perempuan yang mengawali karier sebagai model dan peragawati.
"Saya teledor, sedangkan Aya itu teliti banget. Hal itu yang membuat saya cocok dengan Aya. Dengan perbedaan itu, kami bisa saling melengkapi kekurangan masing-masing," papar Ekki Soekarno.
Tiga Ribu Undangan
Pertemuan Ekki Soekarno dengan Soraya Haque untuk kali kedua tentu berbeda dengan pertama. Apalagi, Aya sudah terbilang dewasa. Begitu juga dengan Ekki. Egi telah berusia 29 tahun, sedangkan Aya berusia 26 tahun.
Selama kedekatannya yang kedua dengan Aya, Ekki mengungkapkan tak seperti umumnya orang pacaran. Mereka bicara secara dari hati ke hati. Hingga akhirnya mereka merasa cocok untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius.
Bersama ibundanya, Ekki berkunjung ke rumah orang tua Soraya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Kedatangan mereka untuk melamar Soraya. Mereka disambut hangat orang tua Soraya.
"Saya datang bersama ibu saya untuk melamar Aya. Cuma kami berdua, karena ayah saya sudah meninggal," jelas lelaki yang sempat bermain dalam film Catatan si Boy ini.
Bagi Ekki, selama menjalin hubungan dengan Aya, ia merasa bersyukur karena selalu dimudahkan oleh Allah. Kemudahan itu merupakan wujud dari dikabulkan doa-doanya usai ia melaksanakan salat istikarah.
Mereka kemudian menggelar acara pernikahan di Balai Kartini, Jakarta Selatan, pada 10 Maret 1991. Ekki menyerahkan seperangkat alat salat dan perhiasan sebagai maskawin. Sekitar 3.000 tamu yang menghadiri acara resepsi mereka.
Meski berlatar belakang dari profesi yang berbeda, [Soraya Haque](2949633 "") bisa menyesuaikan diri dengan kebiasaan kerja dan hidup kerja suaminya. Hal itu sangat wajar, sebab sebelum menjadi model ia sempat menekuni piano klasik cukup lama. Kemampuan itu lebih dari memadai untuk mendampingi seorang pemusik sekaliber Ekki Seokarno.
Membuka Klinik Kesehatan
Usia pernikahan Ekki Soekarno dengan Soraya Haque kini telah berjalan selama 26 tahun. Mereka dikarunia tiga orang anak; Valeri Allen Ghazian Soekarno, Nadia Ayesha Mieke Soekarno, dan Belmiro Ali Harnandhitya Soekarno. Kepada ketiga anaknya, baik Ekki dan Soraya selalu memberikan pandangan untuk selalu berbuat baik kepada siapapun.
"Mereka harus berbuat baik dan tidak merusak sekelilingnya. Pandangan itu sudah masuk ke jiwa mereka sejak kecil," ungkap Soraya saat dihubungi Bintang.com. "Mereka juga harus memiliki pandangan yang luas. Kami juga bisa seperti teman dengan mereka," sambung Soraya.
Untuk menjaga keharmonisan rumah tangganya, Ekki dan Soraya selalu menjaga komunikasi. Mereka selalu memberi kabar jika sedang berada di suatu tempat, dan lainnya.
"Kami berusaha untuk saling mengerti, saling mengisi. Segala sesuatu itu harus terbuka, dibicarakan, serta diekspresikan. Jika tak diekpresikan, maka suatu saat akan menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja," ujar pendiri Soraya Haque Modelling School ini.
Ke depan, Soraya Haque dan Ekki Soekarno berharap bisa menebarkan kebaikan kepada masyarakat. Aya sendiri bercita-cita untuk tinggal dan membuka sebuah klinik kesehatan untuk membantu orang lain di daerah tinggal. "Itu non profit, ya," tegas Soraya.