Fimela.com, Jakarta Restu Sinaga tengah meniti kembali kehidupannya, pasca diberikan vonis rehabilitasi oleh pengadilan, terkait kasus narkoba yang menjeratnya di awal Juni 2016 silam. Wajahnya kini dipenuhi sinar kepercayaan diri, jika langkahnya kini sudah lebih baik. Sekitar enam bulan di dalam tahanan, membuatnya kini menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi.
***
Wajah Restu Sinaga bersinar cerah saat menyambangi studio Bintang.com belum lama ini. Kehadirannya itu untuk membawa pesan, jika seorang manusia bisa saja pernah menjalani episode terburuk dalam kehidupannya, namun jangan pernah menyerah untuk memperbaiki diri. Sebab, kesempatan itu selalu ada jika ingin menggunakannya.
Restu Sinaga, pernah merasakan dinginnya lantai prodeo lantaran keterlibatannya dalam penyalahgunaan narkoba. Namun hal itu dijadikan Restu sebagai bagian dari masa lalu. Sebuah cermin agar ia tidak lagi terperosok dalam penyalahgunaan barang haram itu.
Tentu, bukan hal yang mudah untuk melewati cobaan yang dialami. Namun aktor yang sudah belasan kali berakting di film layar lebar itu merasa, cobaan yang dialaminya hingga masuk penjara, tidak lebih berat saat ia kehilangan ibunda tercinta.
"Gue selalu merasa kejadian kemarin nggak lebih parah dari meninggalnya orangtua gue. Ini memang cobaan yang berat, tapi bukan berarti gue harus drop. Secara mental gue sudah pernah jatuh di bawah, jadi berhubungan dengan polisi, buat gue masih di bawah kehilangan orangtua. Buat gue, ini nggak bikin depresi," ujar Restu Sinaga kepada Bintang.com.
Restu sadar, sebagai catatan kehidupan, apa yang dialaminya justru menjadikan motivasi agar ia menjadi manusia yang lebih baik lagi di kemudian hari. Bagaimana cerita selengkapnya Restu Sinaga menjalani hari-hari usai divonis hukuman rehabilitasi? Simak selengkapnya dalam wawancara berikut ini.
Kesempatan kedua Restu Sinaga
Mendapatkan vonis rehabilitasi, seakan membuat Restu Sinaga memiliki kesempatan kedua untuk memperbaiki hidupnya. Saat ini, Restu mulai menyimpan masa lalunya dan mencoba melangkah untuk kembali berkarya.
Usai keluar dari penjara, apa rencana kamu?
Waktu kemarin itu ya, musibah. Sekarang gue sudah aktif di olahraga seperti sepeda, boxing dan sekarang sama teman gue lagi berusaha untuk produksi film. Genrenya drama komedi, ya itu dulu sih maunya.
Kenapa pilih drama komedi?
Scriptnya lebih seru kali ya. Nah, berhubung script writer gue bukan orang komedi banget tapi suka komedi, makanya buat drama komedi saja. Komedi itu sarapan atau makanan yang nggak bakal habis. Selama itu bagus, pasti dimakan, menurut gue.
Kolaborasi dengan Derby Romero?
(Derby Romero adalah sahabat Restu Sinaga)
Mungkin saja, tapi agak sulit karena beda genrenya. Dia masih muda masih yang gimana gitu, kalau gue agak santai, orangtua, hahaha.
Sudah sejauh mana?
Sekarang script sudah final, pemain belum lock, tinggal investornya saja.
Sempat menenangkan diri setelah keluar dari penjara?
Terus terang, gue maunya langsung kerja, berkarya dan untuk kemarin ada yang tawarin peran di fim Merah Putih Memanggil. Filmnya tentang pembebasan sandera kerjasama dengan Gultor, Kopassus. Di film itu juga ada Maruli Tampubolon.
Kamu mengalami dijauhi teman saat sedang mengalami musibah kemarin?
Gue selalu bersyukur, teman-teman yang dekat cukup banyak. Mereka selalu mendukung gue. Datang (nengok ke penjara) dan mereka kelihatan selayaknya sahabat atau teman dekat. Biasanya memang kalau melewati masa susah akan ketahuan siapa teman dan siapa bukan. Untungnya sebelum gue mengalami itu, gue sudah tahu mana yang teman dan mana yang nggak. Jadi, nggak terlalu kaget dan sakit hati.
Tapi kamu merasa ada teman yang meninggalkan kamu?
Mungkin ada satu atau dua saja yang nggak seperti teman. Nggak menyempatkan (menengok ke penjara) sekalipun atau mensupport gue.
Kamu sepertinya saat ini sangat berhati-hati sekali dalam memilih teman?
Mungkin gue kasih contoh begini, kalau di dunia seperti itu (narkoba), teman bisa berubah, bisa jadi lawan orang yang menjerumuskan. Sama gue jadi lihat orang-orang yang sayang sama gue. Jadi lebih sayang sama gue.
Kehati-hatian kamu dalam berteman itu seperti apa?
Ya, berhati-hati tapi nggak mau berprasangka buruk. Dari dulu gue memang berhati-hati, cuma kemarin sedang apes saja. Jadi gue akan memilih teman lebih berhati-hati cuma nggak sampai ganggu hidup gue, cuma ada di otak kecil saja. Nggak mau jadi kaku juga, ya filling saja.
Kehilangan orangtua lebih berat daripada dibui
Cobaan yang dialami Restu Sinaga hingga akhirnya harus tidur di hotel prodeo memang berat. Namun bagi Restu Sinaga, hal terberat dalam hidupnya adalah saat ibundanya meninggal dunia. Lalu, apa yang dilakukan Restu usai menghirup udara bebas?
Saat ini ada rencana mengubah imej?
Gue terus terang nggak ada goal untuk mengubah imej. Imej gue ya seperti ini. Alasannya, kemarin musibah itu gue nggak merasa masuk dunia (negatif) itu banget, itu memang lagi apes saja. Gue akan keep going saja melakukan apa yang gue lakukan seperti biasa. Cari-cari peran oke, tapi nggak ada niat mengubah imej.
Tetap menjadi diri kamu sendiri berarti?
Dulu dan kini, gue ya gue. Kemarin memang kena musibah. Tapi saat ini menjadi gue lagi.
Keluar dari penjara, ingin berbisnis?
Ada sih, kepikiran tapi belum gue jalanin. Di bidang Kuliner.
Memang suka kuliner?
Karena gue ada darah Thailand, gue pernah jualan Thai Tea dan Thai dessert. Karana waktu itu lumayan sibuk jadi nggak kepegang. Di sini Thai food banyak yang belum mengerti. Waktu itu cuma per event doang, setelah itu selesa.
Saat di dalam tahanan, doa-doa apa saja yang kamu kumandangkan?
Ya, ada sih. Supaya dilancarkan segala sesuatunya saja.
Pernah ada rasa penyesalan?
Gue selalu merasa kejadian kemarin nggak lebih parah dari meninggalnya orangtua gue. Ini memang cobaan yang berat, tapi bukan berarti gue harus drop. Secara mental gue sudah pernah jatuh di bawah, jadi berhubungan dengan polisi, buat gue masih di bawah kehilangan orangtua. Buat gue, ini nggak bikin depresi.
Pernah merasa kepercayaan diri hilang akibat kasus yang kemarin?
Nggak kepikiran, jalanin saja. Itu sudah lewat, orang mau ngomong apa itu sudah lewat sudah mulai nggak penting.
Tapi pernah?
Pernah sih, tapi bukan karena ada masalah itu, tapi lebih kepada sudah lama nggak akting jadi agak canggung waktu pertama kali berakting lagi. Lebih ke situ, performance. Karena vakum hampir satu tahun.
Kejadian berapa kali take?
Ada tapi bukan masalah, lebih karena menggali. Scene gue banyak dan lama dan gue pengin banyak shoot emosinya berbeda-beda. Sekalian cari yang terbaik.
Dari musibah yang kamu alami, apa yang kamu pelajari?
Hati-hati sama teman. Kadang kalau di lingkungan seperti itu (pengguna narkoba), nggak kenal mana teman, mana lawan kalau sudah kena tangkap (pihak berwajib).
Apa harapan kamu ke depan?
Pengin sukses saja, pengin bisa produksi sendiri, bikin film yang layak ditonton.
Setiap insan punya kesempatan kedua, termasuk Restu Sinaga. Masa lalu sejatinya dijadikan tempat untuk belajar banyak hal. Sebab, tak akan ada masa depan, jika tak mengalami masa lalu. Dan, pada akhirnya, selama napas masih berhembus, selalu akan ada kesempayan untuk menjadi lebih baik lagi. Good luck Restu.