2 Penyandang Disabilitas yang Sukses Kuliah ke Luar Negeri

Karla Farhana diperbarui 12 Jul 2017, 10:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Kata orang, menuntut ilmu itu harus sampai ke Negeri Cina. Soalnya, pendidikan itu sangat penting, girls. Baik pendidikan formal dan yang didapat dari pengalaman, keduanya harus kamu dapatkan. 

Sayang, banyak orang yang nggak terlalu tertarik untuk terus belajar. Padahal, dana untuk menuntut ilmu dengan berbagai cara ada. Apa lagi tenaga dan waktu. Masalahnya, mereka cenderung ingin bersantai dan bersenang-senang. Malah, belajar buat mereka adalah sebuah beban. Bukan cuma belajar di kelas, tapi mencari tahu tentang sejarah, budaya, dan bahasa asing pun segan. 

Malu dong, dengan beberapa orang yang sudah menuntut banyak ilmu, meski mereka keterbatasan dalam bidang ekonomi. Bersusah-payah mereka mencari cara untuk sekolah gratis. Kalau belum bisa kuliah dengan beasiswa, mereka mencari grup dan komunitas untuk belajar bersama. Lebih malu lagi kalau kamu melihat beberapa anak bangsa yang mengalami keterbatasan fisik, namun tak pernah menyerah untuk belajar. 

1. Taufiq Effendi, pria asal Bandung ini tak bisa melihat sejak dia berumur 10 tahun. Pasalnya, dia mengalami sebuah kecelakaan hingga dia harus menjadi tunanetra seumur hidup. Namun, kondisinya tak membuat semangat untuk terus belajar surut. Dilansir dari berbagai sumber, dia bekerja keras untuk masuk ke perguruan negeri. Usahanya tak sia-sia. Dia akhirnya diterima di Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Negeri Jakarta. 

2. Nefertiti Karismaida tak bisa mendengar dengan sempurna. Perempuan yang kerap disapa Inef ini mengalami gangguan pendengaran sesorineural sejak umur 7 tahun. Singkatnya, kondisi yang dia miliki membuat Inef tak bisa mendengar suara berfrekuensi tinggi. Namun kondisi ini tak membuatnya diam saja menerima kenyataan.

Umur 18 tahun, Inef memutuskan untuk kuliah di luar negeri. Meski banyak kesulitan, dia akhirnya berhasil diterima di University of North Carolina, Asheville, Amerika Serikat. Bukan cuma itu saja, dia juga dapat beasiswa untuk belajar bahasa Inggris di Hiram College, Ohio. Penghargaan International Students juga dia sabet lantaran berprestasi mengangkat kesadaran lingkungan dan isu disabilitas di berbagai tempat.