Eksklusif GIGI, Cerita Penuh Warna 23 Tahun Bersama

Putu Elmira diperbarui 28 Jun 2017, 07:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Ungkapan mempertahankan lebih sulit daripada meraih jelas tidak terbantahkan. Pun ketika berbicara soal musik, hanya segelintir band yang sanggup merealisasikan makna konsistensi, pantang menyerah untuk berkarya, dan GIGI menjadi salah satu jawabnya.

***

Mengawali jejak bersama di industri musik Indonesia tahun 1994 silam, band pelantun Kepastian Yang Ku Tunggu ini, kini genap berusia 23 tahun. Layaknya manusia, GIGI telah mengalami pasang surut karier, mencicipi pahit getir, suka duka, hingga sukses mencetak hits yang melegenda.

Namun, satu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah fenomena bongkar pasang personel juga turut menghiasi perjalanan panjang GIGI. Kendati demikian, musikalitas dan totalitas para personel mantap membawa mereka pada titik saat ini.

Ucap syukur GIGI sampaikan atas hari jadi ke-23 dan kesuksesan yang berhasil mereka ukir. Pahit dan manisnya memori mempertahakan keutuhan menjadi satu landasan GIGI untuk tiada henti berkarya.

"Alhamdulillah bisa berjalan sampai 23 tahun, nggak nyangka. Kadang-kadang lucu kalau kita flashback ke peristiwa-peristiwa zaman 23 tahun lalu yang ribut sama Thomas, ribut sama Baron, ribut sama Onald, Budi masuk, Opet masuk, Hendy dulu ngedatengin GIGI formasi pertama, dia ngefans sama Onald, terus tiba-tiba dia jadi pemain drumnya GIGI," ungkap Armand Maulana, vokalis GIGI kepada Bintang.com, beberapa waktu lalu.

Di balik pasang surut perjalanan bermusik, band yang digawangi oleh Armand Maulana, Dewa Budjana, Thomas Ramdhan, dan Gusti Hendy ini telah melahirkan sederet karya mulai dari album hingga album religi. Adalah Setia Bersama Menyayangi dan Mencintai, album religi terbaru yang mengusung makna mendalam dan penuh makna.

GIGI berbagi cerita tentang memaknai 23 tahun bersama, kiat mempertahankan kekompakan dan konsisten bermusik, melihat GIGI kini, hingga mengupas album religi terbaru mereka. Simak wawancara eksklusif Bintang.com bersama GIGI lewat rangkuman berikut ini.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Setia Bersama Menyayangi dan Mencintai

GIGI mengukir kisah penuh warna 23 tahun bersama dan tiada henti berkarya. (Photographer: Bambang E. Ros/Bintang.com, Digital Imaging: Nurman Abdul Hakim/Bintang.com)

GIGI baru meluncurkan album religi terbarunya yang diberi tajuk Setia Bersama Menyayangi dan Mencintai. Mereka pun berbagi kisah tentang makna yang terkandung di dalamnya.

Mengapa memilih judul Setia Bersama Menyayangi dan Mencintai?

Hendy: Kebetulan judulnya itu ada di track 9 lagu dan kalau lihat dari sisi lirik memang kebanyakan hubungan dengan manusia. Kita bersaudara di lingkungan kehidupan ini pasti harus setia satu sama lain, harus menyayangi dan mencintai pastinya. Begitu pun dengan dukungan dengan religi pasti kita harus setia dengan agama kita, harus mencintai dan menyayangi juga jadi title buat album cocok banget. 

Apa hal yang istimewa dari lagu Setia Bersama Menyayangi dan Mencintai?

Hendy: Satu track yang reunion jadi 8 personel GIGI dari formasi awal sampai sekarang bermain di satu track itu di lagu Setia Menyayangi dan Mencintai. 3 drum, 2 bass, 2 gitar, 1 vokalis tanpa backing vocal

Mengapa konsisten merilis album religi?

Thomas: Sebetulnya mungkin kalau rilis untuk berkarya atau re-arrange itu buat kami selagi ada energi sebenarnya, selagi bandnya tuning nya sama ke situ kenapa nggak jalan aja apa pun momennya. Bulan puasa Alhamdulillah tahun 1, 2, 3 itu perjuangan banget, memang sekarang masih berjuang supaya orang tahu lebih banyak bahwa GIGI itu banyak ada lagu, aransemen seperti ini.

Mengapa tahun-tahun tersebut dirasa begitu berat?

Thomas: Tahun 1,2,3 bener-bener buat kami berempat memberitahu ke orang bahwa ada satu kegiatan di bulan puasa, main musik dengan lagu dan aransemen seperti ini orang tetap biasa kalau dengan lagu religi pasti khidmat. Kami melenceng, hal itu dikemas tidak seperti itu. Dikemas dengan distorsi tetap menyampaikan isi tentang agama, sekarang sudah jalan, kalau kita lepas begitu aja kan sayang kita sudah membangun komunitas, kalau ada kesempatan dan energi, jalankan saja. 

Aransemen ulang lagu Rhoma Irama, awal ide tercetus itu seperti apa?

Budjana: Tercetus karena ingin menampilkan karya-karya legend dari musisi legend juga seperti yang pernah kami kerjakan waktu menggarap lagu Perdamaian terus termasuk Pintu Sorga, konsep awal itu. Terus lagu Akhirnya, lagu Damai Bersamamu itu semuanya lagu orang lain yang kita re-arrange.

Mengapa memilih lagu ini?

Budjana: Lagu Adu Domba kita bicarakan waktu itu menarik, tetap bisa tepat untuk saat ini ditampilkan. Akhirnya kita minta izin ke Bang Haji dan semuanya lancar jadi deh albumnya seperti itu.

Tanggapan pendengar dengan lagu ini?

Armand: Kalau dari GIGI Kita, fanbase GIGI sih pasti bagus, mereka senang. Banyak di media sosial masing-masing atau GIGI band official, mereka berpendapat bahwa lagu bang Oma jadi seperti ini, keren, nggak nyangka. Seperti dulu Perdamaian mereka bilang gitu.

Apakah ada tanggapan negatif?

Armand: Tapi ada juga yang kasih masukan yang pada mengkritisi. Kalau saya lihat mengkritisi kalau bagus kita akan terima tapi kadang-kadang di media sosial tidak ada filter mengkritisi tidak masuk di akal, malah sumpah serapah dan sebagainya, kita mah biasa aja. Tinggal dilihat, anak umur sekian dia tidak tahu sejarah GIGI. Biar gimana Alhamdulillah GIGI mengeluarkan tahun religi ini sudah tahun ke-14, kalau lihat yang mengkritisi umur 17 berarti dia baru umur 3 tahun belum tahu apa-apa masalah musik. Buat kita selama karya kita masih bisa dikategorikan bahwa karya itu oke menurut kita berempat dulu, difilter, kita jalankan. Tapi kalau dari kita sudah nggak, ya jangan. Gimana nanti pas tanggung jawab sama show di TV atau off-air, kita juga kalau nggak enak, ya nggak enak, nggak ikhlas. 

3 dari 3 halaman

Genap 23 Tahun Bersama

GIGI mengukir kisah penuh warna 23 tahun bersama dan tiada henti berkarya. (Photographer: Bambang E. Ros/Bintang.com, Digital Imaging: Nurman Abdul Hakim/Bintang.com)

Genap berusia 23 tahun, GIGI telah menghadapi banyak rintangan dan lika-liku dalam bermusik. Satu hal yang pasti, mereka tidak akan pernah lelah untuk berkarya.

Bagaimana GIGI memaknai usia 23 tahun?

Armand: Lucu, keren, seru, sedih kadang-kadang, kalau bisa peristiwa itu digabungkan terus kita sekarang melepasnya maknanya bego banget. Ini harus dipertahankan dan terus berkarya. 

Thomas : Peristiwanya baru, saya bilang ke Hendy, ada seseorang yang ingin dibikinkan sebuah konser di sebuah station TV, sementara Alhamdulillah banget GIGI bisa beberapa kali, dibikinkan, diminta. Buat saya jadi berpikir kita harus bersyukur banget seperti ini karena mahal bayarannya bisa sampai di sini, yang kita jalankan itu benar-benar tinggal balik ada relasi, sesi bisnis, strategi atau apa pun, di samping itu semua, nggak mungkin juga dari dalamnya tidak punya kekuatan. Kalau buat saya, arti 23 tahun harus sering bersyukur.

Apa saja kiat-kiat untuk bisa konsisten?

Budjana: Total aja sih, basic banget sebenarnya, total dalam semua pekerjaan harus. Apalagi kalau kami di sini memang cuma bisanya main musik saja dan nggak nyoba-nyoba artinya. Mungkin banyak yang lain merasa bisa tapi sambil pasti beda. Kalau kami di sini seperti dari awal memang ketemu aja dalam posisi profesional sebagai musisi, bukan waktu SMA atau nyoba-nyoba. Kami GIGI berdirinya kan bukan seperti band lain yang ketemu di studio semuanya jabatannya adalah professional musician, masa mau pindah posisi gitu. Itu aja dipertahankan sebenarnya.

Perbedaan musik GIGI di awal terbentuk hingga kini?

Hendy: Saya melihatnya, nge-band itu perjalanan awalnya seru terus musikal tapi kalau kayak GIGI ini saya sudah 14 tahun juga di sini, merasakan semakin ke sini bukan hal yang musik lagi juga harus dipikirkan karena kita sudah jadi brand, satu sama lain sudah jadi keluarga yang harus solid terus, dan tentunya main musiknya dan berkarya jangan pernah kendor.

Lantas, seperti apa GIGI kini?

Hendy: Kayak sekarang GIGI mengalami 23 tahun ini sudah mulai berdiri sendiri maksudnya sudah berani bikin label sendiri dengan kini owner nya berempat, mau publishing dan hak-hak lagu kita mau ambil, itu sebuah hal yang lambat laun kalau band yang sudah lama pasti akan terpikir ke situ, ke semuanya jangan bukan hanya seru-seruan main band aja, jadi sudah sebagai sebuah image, brand, dan sebuah keluarga yang besar. Karena ujung-ujungnya kita adalah karya kita dan semuanya ini adalah legacy buat anak cucu kita ke depannya. Big family.

Sukses, solid, apa keinginan yang ingin dicapai?

Thomas: Kalau saya ingin tur, tur Indonesia karena memang sudah susah, jarang juga mungkin untuk yang namanya kapasitas yang produksi besar kalau untuk kecil banyak. Kalau saya ingin GIGI bisa manggung tur Indonesia yang benar-benar tiap kota, karena kan sekarang setiap kota yang besar itu ada satelitnya, banyak manggung dengan fasilitas dan produksi yang sama dari sound yang benar-benar melihat GIGI bukan hanya mendengar saja tapi lihat benar menonton ada sesuatu yang disuguhi bukan hanya buat kuping tetapi buat mata juga.

Project selanjutnya setelah album religi?

Budjana: Kita punya simpanan banyak lagu, tabungan dari lagu-lagu lama yang belum dirilis atau mungkin juga album baru itu semua ke depannya pasti akan dijalankan.

Harapan GIGI ke depannya?

Thomas: Harapannya nggak jauh ke depan buat saya pribadi apa yang saya lakukan sekarang dengan album ini itu bisa terdengar, sampai ke orang pesan dari lirik, entah dia ada impress ke orang. Harapannya itu aja yang paling dekat. Kalau seperti itu sampai, buat saya di luar dari hal-hal yang lain adalah kerja saya itu yang bisa menyenangkan orang.

Pencapaian dan kesuksesan GIGI saat ini tentu tidak digapai dengan cara instan. Gigih memperjuangkan mimpi dengan konsisten berkarya, menempa mereka menjadi band yang semakin lama, kian solid. 23 tahun adalah bukti nyata GIGI menuangkan dan menyuarakan ide brilian. Sukses selalu, GIGI.