Fimela.com, Jakarta Tak terasa, Lebaran sudah sangat dekat. Tapi, waktu Lebaran masih belum ditentukan. Semuanya tergantung dengan sidang isbat yang dilakukan Kementrian Agama. Tapi, sebelum itu, perhitungan terkait kondisi hilal juga memengaruhi. Pada Sabtu (24/6), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan telah melakukan penghitungan hilal. Perhitungan ini menjadi momentum penentuan 1 Syawal.
Kepala Bagian Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko, posisi hilal akan berada pada 2-4 derajat. Kondisi tersebut terjadi di seluruh Indonesia. "Ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia saat Matahari terbenam berkisar dari 2,14 derajat (di Jayapura) sampai dengan 3,65 derajat (di Tua Pejat – Kepulauan Mentawai). Sedangkan ketinggian hilal di kota-kota lainnya di wilayah Indonesia antara 2,30 derajat sampai dengan 3,37 derajat," katanya kepada Liputan6.
Meskipun begitu, pihak BMKG tidak memiliki kompetensi dalam memutuskan apakah besok sudah 1 Syawal. Karena, BMKG hanya memberikan data-data posisi hilal yang menjadi pertimbangan dalam sidang isbat nanti.
"Kami hanya menyampaikan, memberikan informasi aktualnya dari pengamatan BMKG di seluruh Indonesia. Nanti diputuskan oleh Kemenag dalam sidang isbat," ujar kepada media yang sama.
Dia juga mengungkapkan, BMKG memang setiap bulal mengamati hilal untuk menentukan kalender hijriah. "Pengamatan tujuannya adalah memverifikasi dan memvalidasi hasil astronomi. Dari situ biasanya pada saat Ramadan dan Syawal menjadi salah satu tim. BMKG sesuai poksi membantu pelayanan informasi," jelas Hary.
Penentuan 1 Syawal, meskipun posisi hilal sudah berada 2-4 derajat di seluruh Indonesia, masih belum bisa ditentukan. Penentuan ini akan dilakukan dalam rapat yang dilakukan Kementrian Agama.