Fimela.com, Jakarta Masih terbayang di inatan Ririn Ekawati, bagaimana kerasnya usaha Fery Wijaya untuk mendapatkan jawaban cintanya. Ririn dan Fery memang sudah berteman lama. Namun saat itu belum ada benih cinta yang bersemi. Ririn mengisahkan bagaimana akhirnya ia bisa luluh dan memberikan hatinya pada Fery.
Bermula saat keduanya berteman, Ririn hanya bersikap seperti biasanya saja. Maklum saja, usai bercerai dari suaminya yang terdahulu selama delapan tahun, banyak lelaki yang sudah mencoba untuk menjalin hubungan bahkan menikah. Namun dirasa Ririn belum pas. Karena itu agar tidak memberikan harapan besar, Ririn juga berusaha bersikap biasa saja terhadap lawan jenisnya, termasuk Fery.
Namun rupanya Fery yang juga berstatus duda saat itu justru memang berusaha dekat dengan Ririn Ekawati. Pertemuan demi pertemuan dijadikan momen untuk Fery mendekati Ririn Ekawati. Hari demi hari berlalu, Ririn pun menaruh hati pada Fery lantaran kebaikan dan keramahan Fery. Namun satu penghalangnya, saat itu Fery berbeda keyakinan.
Sadar dengan perbedaan tersebut, Ririn pun tidak bisa memberikan harapan yang lebih. Fery menjadi mualaf, karena pilihannya sendiri.
"Kebetulan dia punya usaha baju muslim. Dia banyak ketemu orang-orang muslim, suka dengar Assalamualaikum, Alhamdulillah dan sebagainya. Bahkan dia hapal doa-doa pendek gitu. Dia tahu keluargaku backgroundnya muslim, jadi otomatis kalau dia serius sama aku harus satu agama, nggak mungkin tidak. Dia belajar Islam saat masih dekat dengan aku dan belum menikah. Aku nggak pernah memaksa dia memeluk keyakinan aku," ujar Ririn Ekawati mengenang mendiang suaminya.
Ririn masih ingat betul saat Fery mengungkapkan niatnya menjadi seorang muslim. Ia pun mengajukan pertanyaan yang membuatnya merasa terharu.
"Kalau aku mau nikah sama kamu, boleh nggak aku masuk Islam sekarang," ujar Ririn menirukan ungkapan hati Fery saat itu.
Menerima Fery apa adanya
Saat menerima cinta Fery, Ririn belum mengetahui ada leukimia di dalam tubuh Fery. Sebab, Fery selalu menunjukkan bahwa dirinya tidak pernah terkena sakit berat. Bahkan, Ririn menilai Fery adalah sosok yang enerjik.
"Saat itu aku tahunya sakit yang kayak pusing, maag kambuh, aku mikirnya itu saja," ujar Ririn Ekawati mengenang kisah asmaranya bersama Fery.
Sampai suatu ketika Ririn menerima pengakuan mengejutkan dari Fery, calon suaminya saat itu. Menjelang pernikahan, Fery berterus terang, jika ia menderita penyakit yang mematikan, leukimia.
"Kalau seandainya aku mau menikah sama kamu, tapi aku dalam kondisi sakit kamu masih mau nggak nikah sama aku," ujar Ririn menirukan pertanyaan Fery saat mereka hendak menikah.
Saat itu Ririn masih berpikir, jika sakit yang dialami Fery adalah sakit yang biasa saja. Tidak terpikir sama sekali saat itu Fery sudah dua tahun menderita leukimia.
"Kalau aku sakit kamu mau nggak urus aku," ujar Ririn, kembali menirukan pertanyaan Fery.
Ririn pun makin penasaran, namun betapa terkejutnya Ririn mengetahui Fery menderita leukimia. Dengan hati yang terbuka dan cinta yang ada, Ririn pun menjawab tegas permintaan fery.
"Aku jawab iya karena aku sayang sama dia," ujar Ririn sambil meneteskan air matanya.
Saat itu Ririn terus memberikan motivasi kepada Fery, salah satunya adalah menyemangatinya untuk terus berobat. Fery memang tergolong orang yang jarang untuk kontrol ke dokter.
"Aku bilang, kalau kamu sayang aku dan kamu mau lihat anak-aak sampai tuha, kamu harus berobat. Kalau nggak berobat kamu nggak sembuh-sembuh. Dia akhirnya mau kontrol meski sebenarnya itu sudah telat, harusnya dari awal dia berobat," ujar Ririn sambil menangis.
Ririn Ekawati dan Fery Wijaya akhirnya menikah pada 30 September 2015. Ririn dikaruniai seorang putri pada 22 Desember 2016 beranama Abigail Cattaleya Putri.
"Banyak banget perjalanan hidup aku kalau orang lihat seperti dramatis gitu. Kayak aku punya suami lalu bercerai, punya suami lagi Allah kasih suami meninggal. Aku ngerasa ini semua sudah menjadi jalan Allah yang dikasih ke aku, jadi harus diterima, dihadapi, dijalani, dinikmati dan disyukuri apa yang Allah kasih buat aku. Cobaan seperti ini seakan menjadi cara agar aku dekat sama Allah. Kita kuat, kita berjanji melihatkan kita selalu senang, bahagia ke orang lain. Banyak yang ikutan sedih ketika Mas Ferry meninggal, karena orang melihatnya kita selalu happy," ujar Ririn Ekawati.