Fimela.com, Jakarta Memutuskan hubungan yang terjalin, mungkin hanya memakan waktu dua jam saja untuk menyampaikannya tanpa mendebatkan berbagai kemungkinan untuk mempertahankannya lagi. Tapi perkara melepaskan, apalagi membiasakan hidup tanpa dia alias benar-benar move on, itu beda cerita lagi. Butuh proses panjang yang tak seorang pun bisa memastikan sepanjang apa. Bahkan, sampai punya pasangan baru pun belum ada kepastian kalau seseorang sudah benar-benar move on.
Lho, kok bisa? Ya bisa, lah! Memang siapa yang bilang kalau sudah punya pacar baru berarti seseorang sudah move on dari yang lama? Pacar baru itu kan sesuatu yang tampak di luar, sedangkan move on atau tidaknya seseorang adalah soal hati. Tidak semua orang bisa menjangkaunya, melihatnya, memastikan bagaimana 'isinya'. Hanya orang itu sendiri dan Tuhannya yang tahu.
Kemungkinan ini memang sedikit mengkhawatirkan, terutama bagi yang jadi 'lawan'-nya. Coba bayangkan kalau kamu PDKT sama seseorang, semua tampak baik-baik saja, kalian tampak cocok jadi pasangan, lalu jadian. Kemudian lama kelamaan kelihatan kalau ternyata dia masih menyimpan rasa untuk mantannya yang terakhir sebelum jadian sama kamu. Wah, kacau semua!
Memang tidak ada cara yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya hal tersebut pada dirimu. Tidak juga ada vaksin yang bisa mengebalkanmu dari sakitnya mencintai seseorang yang belum move on dari mantannya. Mungkin, itu semua akan lebih tepat dianggap sebagai sebuah risiko dari jatuh cinta dan mencintai. Lakukan saja dengan penuh suka cita seakan tidak ada kemungkinan untuk patah hati di depan. Yang penting, kamu harus ingat ketiga hal ini:
Mengubah perasaan tak semudah membalikkan telapak tangan. Setiap orang butuh healing process yang berbeda dari masa lalunya, baik dari segi waktu maupun cara. Kalau bagimu meninggalkan masa lalu itu semudah melangkahkan kaki keluar rumah, bagi dia belum tentu begitu.
Dalam hati orang siapa yang tahu? Meminta kamu jadi pacarnya, memberi perhatian, bahkan ketika sudah bilang sayang sama kamu pun, tidak bisa sepenuhnya dipastikan sayang itu benar-benar ada. Kalau pun ada, seberapa banyaknya? Kalau pun banyak, apakah masih lebih banyak jika dibandingkan dengan rasa sayangnya terhadap seseorang di masa lalu?
Kadang, kehadiran orang baru hanyalah pelampiasan. Pelampiasan ini adalah salah satu cara untuk menyembuhkan. Mungkin terkesan sedikit negatif atau bahkan, jahat. Namun sebenarnya tidak melulu seperti itu. Dia memang hanya butuh momentum untuk menyadarkannya bahwa dia sudah berjalan sejauh ini untuk meninggalkan masa lalunya. Siapa tahu, yang dia butuhkan itu memang kamu.
Pacar yang masih memiliki keterikatan--sedikit atau banyak--dengan mantan adalah suatu masalah yang lazim terjadi dalam sebuah hubungan. Tak menutup kemungkinan kamu pun akan berada di posisi tersebut, lho. Kalau memang tidak ingin menghadapi masalah hubungan yang seperti itu, coba kamu pacari orang yang belum pernah pacaran sebelumnya.