Tak Punya Kaki, Dokter Ini Rela Layani Pasien di Desa Pegunungan

Karla Farhana diperbarui 20 Jun 2017, 08:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Berjalan menggunakan bantuan bangku kecil sebagai penopangnya, Li Juhong, mengunjungi pasiennya di sebuah desa pegunungan, di luar Chongqing, China. Li merupakan dokter. Tapi bukan sekadar dokter biasa yang merawat orang sakit. 

Li merupakan dokter yang menginspirasi banyak orang. Pasalnya, Li tak memiliki kedua kaki sejak usianya masih 4 tahun. Saat itu, dia mengalami kecelakaan lalu lintas. Luka parah membuat kedua kakinya diamputasi. 

Bukannya marah terhadap keadaan dan segala kesulitan dalam hidupnya, Li justru bangkit dan bekerja keras untuk bisa menolong sesama. Perempuan yang berusia 37 tahun ini bekerja di desa pegunungan sejak 15 tahun belakangan. 

Dilansir dari Shanghaiist, Li belajar berjalan menggunakan dua kursi kayu kecil usai mengalami kecelakaan tersebut, tahun 1983. Hingga akhirnya, dia mulai terbiasa berjalan menggunakan kedua bangku tersebut, sejak umur 10 tahun. 

Apa yang terjadi padanya sungguh berat. Tapi Li justru bertekad untuk menjadi dokter, agar bisa membantu orang sakit dan menyelamatkan nyawa banyak orang. Dia akhirnya memutuskan untuk kuliah dengan jurusan kedokteran. Usai lulus dari program vokasi kedokteran, dia mulai bekerja di sebuah klinik di desa Wadian, tahun 2001. 

Berjalan menggunakan dua kursi kayu ternyata juga tak mudah. Pasalnya, kursi demi kursi rusak seiring berjalannya waktu. Selama 15 tahun, Li sudah menggunakan 30 bangku berbeda. Supaya menghemat penggunaan kursi kayu itu, sang suami akhirnya menggendong Li untuk bepergian, terutama pada saat mengunjungi pasien yang rumahnya di atas bukit. 

"Dibandingkan dengan orang lain, saya sudah merasakan lebih banyak kesulitan," kata Li. "Tapi saya selalu membisikkan kata-kata kepada diri saya sendiri, 'Tuhan menolong orang yang membantu diri mereka sendiri.' Kata-kata ini untuk menginspirasi saya agar terus berjuang."

 

 

Selama 15 taun ini, Li sudah menolong 6.000 orang yang berada di desa tersebut. Anak laki-laki Li mengaku sangat terinspirasi oleh ibunya. Dia bahkan berencana untuk menjadi dokter nanti ketika dia tumbuh besar.