Fimela.com, Jakarta Pacaran singkat tidak melunturkan keputusan Tarra Budiman dan Gya Sadiqah untuk membina rumah tangga. Tanggal 22 April 2017 pun momentum penting bagi Tarra dan Gya, mengikat janji suci sebagai pasangan suami istri.
***
Bahagia! Hanya itu kata yang dapat mewakili perasaan Tarra Budiman dan Gya Sadiqah setelah resmi menikah. Meski masa pacaran mereka terbilang singkat, hari demi hari mereka lalui bersama dengan suka cita.
Menikah rupanya membuat Tarra dan Gya bertambah dewasa. Tarra yang biasanya mudah emosi, kini jauh lebih sabar. Sementara Gya yang biasanya mengandalkan asisten rumah tangga, menjadi lebih mandiri mengurus segala kerpeluannya dan suami.
Banyak hal baru yang diketahui Tarra dan Gya tentang kepribadian masing-masing setelah hidup bersama. Salah satunya kebiasaan Tarra yang tidak bisa diam saat sedang tidur. Bahkan lebih dari sekali Gya terkena sikut Tarra akibat kebiasaan suaminya yang demikian.
"Saya kan kalau tidur orangnya ninja ya, suka lupa oh iya sudah punya bini. Pernah satu ketika pas tidur nggak sengaja sikut saya kena muka dia," ungkap Tarra Budiman, kepada Bintang.com.
Kepada Bintang.com, Tarra dan Gya berbagi cerita tentang warna-warni kehidupan mereka setelah berumah tangga. Berikut petikan wawancara Tarra Budiman dan Gya Sadiqah, saat berkunjung ke kantor redaksi Bintang.com belum lama ini.
Warna Warni Pengatin Baru
Tarra Budiman dan Gya Sadiqah tengah menikmati masa-masa sebagai pengantin baru. Terhitung baru dua bulan mereka menjadi suami istri. Bagaimana warna-warni kebahagiaan mereka dalam menjalani rumah tangga?
Kalian termasuk pasangan yang nggak lama pacaran, ada hal-hal yang bikin kaget setelah menikah?
Gya: banyak sih. Kebiasaan sehari-hari dia baru tahu. Orangnya ngarep kayak begini.
Tarra: Banyak sih. Tapi in good way, saya kan kalau tidur orangnya ninja ya. Suka lupa, oh iya sudah punya bini. Pernah satu ketika pas tidur nggak sengaja siku saya kena muka dia.
Gya: nggak cuma sekali sih, tiga kali ada kali.
Tarra: nggak, lima kali lah, hahaha. Terus kadang dia juga masih belum percaya kita tuh sudah menikah.
Gya: Mungkin yang aneh, kita kan pertama nikah di rumah aku dulu ya, ada seminggu kali. Kayak agak aneh di kamar aku ada laki-laki menginap. Karena kan biasanya tidur sendiri kan. Aneh saja di kamar cewek ada cowok.
Di awal-awal pernikahan ini sempat ada cekcok?
Tarra: semuanya dikomunikasikan sih. Basic rumahtangga itu ternyata ya komunikasi. Apa pun yang terjadi harus dipikirkan, jangan egois. Kadang orang kan, gue inginnya ini, inginnya ini. Jadi belajar ilmu ikhlas lah, tapi bukan yang di mulut doang.
Gya: Komunikasi dan saling mengalah. Kaya di awal pernikahan, tapi kita seringnya satu selera. Ketika nggak selera ya saling mengalah.
Bagaimana memaknai rumah tangga kalian?
Gya: Bekerjasama, saling menghargai. Jadi apa-apa selalu berdua. Jadi dua kepala, apa-apa selalu satu. Satu misi. Biasanya kalau gue melakukan apa-apa ya tergantung gue saja. Contoh kecil, kalau mau ke tempat A atau B ya didiskusikan dulu
Tarra: Apalagi buat saya, hal-hal baru tuh harus memikirkan apa-apanya berdua. Masalah simpel, ketika kita mau travelling segala macam, harus memikirkan istri juga. Biasanya kan aku mau ke sini, mau ke sini, sekarang kita ambil jalan tengahnya. Pokoknya para suami harus menghargai istri. Lebih baik minta maaf daripada minta izin, hahaha.
Gya: Jangan gitu, nggak boleh. Jangan ikutin, itu sesat.
Tara: hahaha, becanda-becanda.
Gya: Kalau dulu kan mau menginap di hotel mana tinggal pilih, sekarang harus dikomunikasikan.
Tarra: Iya, sama kalau ada masalah harus dibicarakan, jangan dibawa tidur.
Ada perubahan signifikan dari diri masing-masing setelah menikah?
Tarra: Banyak banget.
Gya: Walaupun pernikahan kita baru mau dua bulan tapi banyak
Tarra: Saya jadi makin lebih sabar, nggak egois, semakin peka dengan sekitar. Kalau dia makin lebih sabar lagi. Jiwa keibuannya semakin keluar. Dia sudah memikirkan perintilan kecil, kayak belanja segala macam. Kalau dulu kan beli saja deh, sekarang lebih memikirkan masa depan. Saya juga dulunya boros.
Gya: Dulu saya manja dan boros. Apa-apa, 'Bi Ba Bi', sekarang harus siapkan keperluan dia (Tarra), mengerjakan sendiri. Karena kan kita langsung keluar dari rumah, jadi perubahan sangat signifikan.
Awal nikah Gya sempat posting lagi masak. Itu spesial buat Tarra?
Gya: Aku tuh sejujurnya nggak pernah masuk ke dapur. Di rumah karena ada pembantu juga, jadi nggak pernah masak. Ibu aku juga mau ajari, nanti saja deh pas nikah. Terus suatu hari aku mau coba masak, dia bilang ingin capcay, sama soto. Aku minta resep ke ibu dan kakak, akhirnya benar-benar motong-motong sendiri, ngulek, dan itu baru pertama kalinya. Terjun langsung tanpa belajar.
Tarra: Dan hasilnya luar biasa, terasa enaknya. Hebat dia mah, nggak tahu belajar dari mana. Basicly bukan saya ingin menyenangkan dia. Karena saya kalau ini enak ya enak, nggak ya nggak. Justru saya awalnya nggak percaya, lo beli dimana.
Gya: Iya, jahat banget. Dia bilang beli online ya capcay-nya. Aku memang bilang ke dia, jujur kalau memang enak bilang enak. Kalau nggak ya bilang nggak. Karena kalau dibilang enak padahal nggak, kasihan orang rumah yang ikut makan juga.
Tarra: Pernah saya dibuatkan menu makanan Inggris habis lari pagi. Habis olahraga kan laper, oh makananya Inggris kan. Tiba-tiba pas dicoba ada kesalahan, dia buka tutup garamnya kelebaran, jadi rasanya garam semua. Lo tahu nggak rasanya minum air laut, nah itu, sampai ubun-ubun lo tuh.
Gya: Yang penting kan usahanya.
Sama-sama sibuk, bagaimana kalian quality time bersama?
Tarra: Ngobrol sebelum tidur
Gya: aku sukanya quality time. Aku nggak suka kalau lagi sama dia kayak main-main handphone gitu. Dari awal pacaran dia sering aku tegur, karena waktunya kan sedikit. Kalau sama aku nggak boleh main handphone. Kecuali kerjaan, atau sesuatu yang mendesak. Aku senang ngobrol soalnya. Di rumah malam-malam, mau tidur ngobrol dulu. Atau pas bangun tidur ngobrol-ngobrol.
Tarra: Quality time kita ngobrol pas mau tidur dan bangun tidur. Ya hari ini ngapain saja. Hanya boleh pegang handphone kalau kerjaan. Karena apa, transfernya kan ke dia juga.
Gya: Atau kalau dia pegang, aku juga pegang. Jadi kan sama-sama. Kalau sudah baru ngobrol.
Dambakan Momongan
Kehadiran Anak menjadi dambann setiap pasangan suami istri yang baru menikah. Pung dengan Tarra Budiman dan Gya Sadiqah. Keduanya berdoa agar segera dikaruniai anak, dan terus bahagia hingga maut memisahkan.
Bagaimana bulan madu kalian?
Tarra: kalau ditanya bulan madunya gimana, kita belum bulan madu ya. Kemarin ke Bali itu dalam rangka apa ya, karena keluargaku di Bali. Sedikit-sedikit kita melipir lah ke spot yang belum kita kunjungi. Cuma overall honeymoon kece. Mau honeymoon lagi kita.
Gya: mau dong honeymoon yang sesungguhnya.
Akan menunda momongan dulu?
Gya: Nggak, kita nggak menunda punya anak. Cuma memang belum dikasih saja.
Tarra: Lagi menunggu.
Inginnya punya anak berapa, anak pertama ingin laki atau perempuan?
Gya: Jawab barengan ya, satu, dua, tiga...
Gya: Lebih dari tiga.
Tarra: Empat
Gya: Kalau jenis kelamin anak?
Tarra dan Gya: Apa saja yang penting sehat.
Orangtua sudah ngebet minta cucu belum?
Tarra: Santai sih. Justru orangtua bilang jalan-jalan saja dulu. Bulan madu saja dulu. Ya kita sih ingin juga, ingin cepat-cepat punya momongan. Biar lebih komplit kebahagiaan kita.
Gya: Kebetulan aku sama dia juga suka anak kecil.
Tarra: Kita menanti banget, doakan ya.
Sudah sempat tanya-tanya program anak?
Tarra: Sudah.
Gya: Kalau ngobrol iya, sama kakak, sama teman. Cuma kalau program ke dokter belum sih. Kita kan baru dua bulan juga menikah.
Tarra: Program dokter belum, praktik saja lah.
Sudah Menyiapkan rumah, mungkin jadi persiapan anak juga?
Gya: Memikirkan pasti. Tapi semoga ada rezeki secepatnya. Semoga bisa segera mewujudkan rencana kita.
Mungkin sudah ada persiapan nama anak?
Gya: Nggk sih, takut pamali. Hamil saja belum.
Tarra: Kita sejalan lah. Kita adalah proses, jalani saja dulu prosesnya.
Kalian Menginginkan pernikahan yang seperti apa?
Gya: Goals aku ingin punya anak, jadi fulltime mother. Terus bersama suami sampai maut memisahkan. Bahagia, tentram, tenang.
Tarra: Gue pribadi ingin menjadi ayah, suami, yang bisa membahagiakan keluarga kecilnya lahir dan batin. Ingin travelling sama keluarga kecil saya, supaya bisa melihat dunia. Saya nggak ingin kehilangan waktu tumbuh besar anak saya. Jadi kalau kerja, ya kerja di rumah. Goalsnya simpel, bahagia lahir batin.
Harapan dan doa kalian ke depan?
Gya: lebih sukses, lancar terus. Cepat dikasih momongan, selalu dikasih petunjuk sama Allah. Selalu dilindungi Allah. Mendapat kebahagiaan dunia akhirat. Bersama sampai maut memisahkan, banyak banget doanya.
kebahagiaan lahir batin diharapkan Tarra Budiman dan Gya Sadiqah, senantiasa menyertai keluarganya. Semoga saja, keinginan Tarra dan Gya segera terwujud, termasuk mendapat momongan.