Editor Says: Paul McCartney dan Sisa-sisa Roh The Beatles

Asnida Riani diperbarui 16 Jun 2017, 12:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Who knows how long I've loved you. You know I love you still. Will I wait a lonely lifetime? If you want me to, I will. Begitulah dan Paul McCartney pun menyapa saya di usia belia. Ya, ia adalah satu dari sekian banyak musisi yang suaranya saya hapal tanpa harus melihat paras. Yang akan saya kenali lantunannya tanpa perlu berpayah menggali ke dalam ingatan.

Lelaki yang menguatkan lewat Let It Be, membuai dengan Calico Skies, juga ajarkan mawas diri melalui I'm Looking Through YouSaya tiada berbeda dengan miliaran penduduk Bumi yang mengenal Paul lewat The Beatles, band rock legendaris asal Liverpool, Britania Raya. Bersama John Lennon, Paul adalah anggota awal band pelantun tembang Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band tersebut.

Hingga akhirnya bertemu George Harrison dan Ringo Starr, lengkaplah formasi The Beatles. Selama meniti anak tangga kesuksesan, kontribusi Paul tidaklah kurang. Bahkan, ia bertanggungjawab atas lahirnya deretan lagu populer Beatles.

Tahun berganti dan musik Beatles pun tumbuh bersama para penciptanya, tak terkecuali Paul. Ia tak hanya menulis lagu-lagu cinta, namun juga ragam aspek kehidupan yang tetap menarik hingga kini, puluhan tahun setelahnya.

Sampai The Beatles bubar, pisah jalan, atau apapun kamu mengistilahkannya di akhir tahun 60-an, baik Paul, John, George, dan Ringo, semua menempuh jalan masing-masing, sesekali bersinggungan sambil membawa sedikit roh dari band yang telah membesarkan nama mereka. Hingga nahas menimpa John setelah kurang lebih 10 tahun Beatles bercerai.

Lelaki yang kerap terlihat menggunakan kacamata bulat ini ditembak dan meninggal di perjalanan menuju St. Luke's-Roosevelt Hospital Center, New York. Sekitar 21 tahun kemudian, Goorge tutup usia, menyisakan Paul dan Ringo sebagai mantan personil The Beatles. Sampai sekarang, masih seberapa banyakkah sisa roh Beatles di eksistensi Paul McCartney?

2 dari 2 halaman

Keping Beatles di Sosok Paul McCartney

Jujur, Paul McCartney memang bukan personil The Beatles kesukaan saya. Tapi, bukan berarti tak ada torehan kagum-kagum yang banyak pada sosoknya. Tanpa mengurangi penghargaan untuk Ringo, namun Paul lah yang penampilannya masih betah saya tonton. Bahkan, datang ke konser lelaki kidal ini masih ada di wish list.

Kembali ke soal roh The Beatles, saya pikir poin ini masih lekat, begitu lekat malah, dengan Paul. Alasan paling logis yang bisa saya temukan adalah karena suara lelaki yang baru menggelar konser di Jepang itu terdengar di kebanyakan lagu Beatles. Meski George dan Ringo kedapatan bernyanyi di beberapa lagu, namun porsinya tak sebanyak Paul dan John.

Mengingat John telah tiada, maka Paul adalah representasi tunggal dalam persentase serupa. Belum lagi kalau mantan suami Linda McCartney ini membawakan tembang-tembang Beatles di pergelaran konsernya. Mungkin tak sama persis, tapi setidaknya, itulah nuansa Beatles terbaik yang bisa dirasakan saya dan pecinta Beatles yang lahir di tahun 90-an.

Ya, saya pikir roh The Beatles masih memenuhi tiap penampilan Paul. Tetap ada sisa kehadiran George Harrison di petikan ukulele saat Something mengalun, juga Lennon yang 'hidup' kembali ketika lagu karangan duet Lennon-McCartney bergema. Setidaknya, itulah kepingan terbaik Beatles yang bisa direpresentasi sosok Paul.

Namun demikian, perwakilan roh The Beatles di sosok Paul McCartney ini sifatnya sangat subjektif. Bergantung pada lagu Beatles apa yang melekat di kepalamu. Kalau itu adalah Act Naturally misalnya, maka Ringo adalah segala figur yang dibutuhkan saat Beatles sudah tak mungkin tampil utuh secara langsung.

Tapi, seperti saya, kamu juga tentu tak bisa menyangkal jiwa The Beatles begitu lekat dengan sosok Paul McCartney. Bukan saya tak menghargai titian solo karier Paul, hanya saja, Beatles terlalu identik dan sukar dipisahkan. Sebenarnya, tulisan ini dibuat untuk menyambut hari ulang tahun Paul yang masih dua hari lagi. 75 tahun sudah dan sebagian besar hidupnya didedikasikan untuk musik. Long live Sir James Paul McCartney!

 

Asnida Riani,

Editor Kanal Style Bintang.com