Lusy Rahmawati Ungkap Beda Budaya ART di Indonesia dan Australia

Anto Karibo diperbarui 14 Jun 2017, 18:50 WIB

Fimela.com, Jakarta Selama tujuh tahun belakangan, Lusy Rahmawati harus bolak-balik ke Australia. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk pindah domisili bersama suaminya, Soewito Chandra Widjaja pada Desember lalu.

Banyak pelajaran yang dialami Lusy saat pindah ke Australia. Ini menjadi pengalaman pertamanya mengurus rumah tangga tanpa bantuan asisten rumah tangga. Awalnya, Lusy mengaku menemui beberapa kesulitan.

"Dulu waktu pas bulan pertama kedua iya. Karena namanya butuh penjajakan ya," kata Lusy Rahmawati di Menara Bank Mega, kawasan Tendean, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

"Saya juga belum pernah yang seumur hidup nggak ada asisten rumah tangga, nggak ada baby sitter itu pertama kali di hidup saya. Kalau di sini (Indonesia) kan budayanya biar kaya apapun susahnya, pasti punya pembantu," lanjutnya.

Budaya di Indonesia memang berbeda dengan Australia. Di Negeri Kanguru tersebut, kebanyakan masyarakatnya lebih memilih untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, tanpa bantuan asisten rumah tangga.

Bahkan, menurut Lusy di Australia jarang sekali orang yang memiliki rumah mewah dan pembantu yang menetap di rumahnya. Biasanya, mereka mempekerjakan orang untuk melakukan hal-hal yang tak bisa dilakukan pemilik rumah.

"Di sana tinggal di rumah yang harganya 5 juta dolar aja, dia nggak punya pembantu. Tapi mungkin dia seminggu sekali manggil orang buat bersihin rumah doang. Dan itu pun bersihin yang emang nggak bisa dijangkau sama pemiliknya," tukas Lusy Rahmawati.

What's On Fimela