Nggak Selamanya Enak, Ini Duka Cewek yang Kerja di Rumah

Karla Farhana diperbarui 14 Jun 2017, 16:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Beda banget dengan generasi X, generasi Y atau yang kerap disebut dengan milenial cenderung ingin mencari cara meraih sukses dengan caranya sendiri. Ada banyak contohnya, girls, mulai dari cara mempertahankan kesehatan keuangan, sampai soal karier

Meskipun para orangtua mereka menuntut untuk memilih karier dan pendidikan tertentu, anak-anak muda justru nggak mau dan bahkan ada juga yang berontak memilih jalannya sendiri. Termasuk soal memilih kerja di rumah atau di kantor. 

Kalau dulu, orang ingin bekerja di gedung besar yang tinggi. Kalau sudah diterima di perusahaan besar yang gedungnya di pusat perkantoran, mereka akan merasa bangga. Tapi sekarang zaman sudah berubah, ya. Orang nggak lagi mementingkan dasi dan juga kantor. Yang penting, passion mereka tersalurkan, dan karya mereka bisa menghidupi dirinya sendiri.  

Akhirnya, mulai banyak anak-anak muda yang memilih untuk bekerja di rumah. Baik sebagai freelancer, atau pebisnis. Entah siapa pelopornya, sistem kerja yang bebas dan nggak menuntut berbagai aturan ketat seakan menjadi 'tren' dan didamba-dambakan banyak anak muda. 

Soalnya, mereka bisa lebih menikmati hidup di usia muda. Mereka juga lebih fleksibel dan nggak dituntut untuk kerja sekian jam. Tapi, ternyata berkarier di rumah nggak mudah, girls. Ada banyak banget kesulitan dan nilai minusnya. Nah, dari pada kamu terlanjur memilih untuk resign dan diam di rumah menjalani bisnis yang mandek, lebih baik kamu baca pembahasan berikut ini. 

Nggak Enaknya Kerja dari Rumah

1. Kata siapa kamu jadi banyak waktu kalau bekerja dari rumah? Memilih untuk bekerja di rumah tanpa aturan jam kantor itu justru sulit, girls. Soalnya, kamu yang menjadi bos dirimu sendiri. Kalau kamu rajin, kamu yang menuai keuntungan. Tapi kalau malas, ya keuntunganmu kecil. 

Justru, di tahun-tahun pertama bekerja di rumah, banyak cewek yang mengaku waktunya justru tersita untuk membangun karier mereka. Mereka yang ngeblog tersita waktunya untuk membuat konsep, coding, dan menulis banyak stok untuk dimuat di situs mereka. 

Sementara mereka yang menjadi fotografer, translator, atau pekerjaan lainnya sibuk membangun bisnis dan relasi mereka. Makanya, jangan anggap kerja di rumah itu tinggal duduk manis di rumah, lalu uang pun mengalir. Nggak! Kamu tetap harus bekerja keras. 

2. Kadang, kamu merasa agak kesepian juga. Pekerjaan dengan model karier seperti ini biasanya nggak terlalu sering bertemu banyak orang. Kamu jadi kesepian karena seberapa pun kamu nggak suka ngobrol, tapi kamu butuh orang lain untuk diajak bicara, kan? Nah, pada saat inilah kamu jadi terpikir lagi soal teman-teman lamamu. 

Kamu lantas ajak mereka untuk bertemu. Tapi, sayang banget. Mereka sibuk dengan pekerjaan mereka di kantor. Baru bisa bertemu malam hari usai mereka bekerja. Itu pun kalau mereka nggak lelah atau ada acara lain. 

3. Klien nggak selamanya membuat harimu menyenangkan. Pekerjaan ini mungkin sangat menyenangkan. Nggak ada pekerjaan lain yang bisa bikin kamu semangat dan menganggap pekerjaan sekadar karier, tapi sebagai bagian dari dirimu dan hidupmu. Tapi, semuanya itu kadang dirusak oleh beberapa klien atau rekan bisnismu. 

Tapi, kamu harus paham. Dalam melakukan bisnis, kamu harus membangun sebuah hubungan erat dengan partner dan klien. Mereka memang datang mencarimu, demi kepentingan mereka. Kamu membantu mewujudkan apa yang mereka inginkan. Tapi tanpa mereka, kariermu nggak akan tumbuh. Kamu bahkan masih butuh uang mereka untuk hidup. Jadi, kadang kamu harus lebih sabar dan melakukan segala aktivitas pekerjaanmu tanpa mengeluh. Dan ini nggak mudah. 

What's On Fimela