3 Keterampilan Hidup yang Harus Kamu Pelajari Sejak Dini

Karla Farhana diperbarui 02 Jun 2017, 16:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Selama 12 tahun bersekolah, di tambah sekitar 4 tahun kuliah, kamu banyak belajar soal teori dan praktiknya. Mulai dari teori berhitung, mengukur, menimbang, serta teori-teori tentang sosial, ekonomi, dan biologi. 

Semua ilmu akademis yang kamu pelajari itu pasti berguna buat kehidupanmu. Kamu mungkin memang nggak akan menerapkan hitung-hitungan seperti aljabar di dunia bekerja. Tapi, semua teori ini membentuk cara berpikirmu yang sistematis, girls.

Nah, cara berpikir yang sistematis membantumu untuk bekerja secara sistematis juga saat kamu sudah berada di dunia kerja. Masalahnya, sukses dalam karier nggak bisa dijamin dengan kemampuan yang kamu dapat di kampus atau sekolah. Dilansir dari LifeHack, ada 3 keterampilan hidup yang harus kamu kuasai, tak peduli apa pun karier yang sedang kamu bangun. 

Public Speaking. Bukan cuma para motivator dan juga humas saja yang harus memiliki kemampuan ini. Tapi, kamu harus punya kemampuan ini, meskipun kamu seorang arsitek, fotografer, atau pun dokter. Soalnya, kemampuan ini pasti kamu butuhkan saat harus menjelaskan proyek atau hasil penelitian, atau juga berbicara di depan orang banyak di suatu seminar. Selain itu, mereka yang mudah berbicara di depan banyak orang, tandanya lebih percaya diri. 

Critical Thinking. Bukan cuma mahir dalam bidang pekerjaanmu, tapi kamu juga harus bisa berpikir kritis. Soalnya, ini sangat penting banget untuk melakukan semua pekerjaan, tanpa kecuali. Soalnya, kamu butuh kemampuan untuk mengevaluasi informasi. Bukan cuma itu, tapi sanggup mengkristalkan sebuah informasi dan mengambil intinya. Sehingga, bisa kamu analisis demi mendapatkan jawaban yang relevan dan masuk akal. 

Decision-making. Kamu nggak bakal bisa sukses kalau kamu cuma bisa mengikuti perintah dari atasan. Kamu memang perlu mematuhi perintah dan keputusan mereka. Karena kamu bekerja di sebuah perusahaan di bawah pimpinan dan pengawasan atasan. Tapi masalahnya, kamu bakal kelabakan kalau ada hal buruk yang menimpa kantor. Sementara atasanmu sedang bertugas ke luar kota atau bahkan sakit. Kamu, sebagai manajer, sudah seharusnya menanyakan langkah apa yang harus kamu ambil. Tapi, kamu juga perlu memutuskan, dan mengambil keputusan yang tepat.