Fimela.com, Jakarta Tak ada satupun keping wilayah di Bumi yang sanggup menyamai warna-warni keberagaman Asia Tenggara, mereka mengatakan. Kawasan yang terkenal sebagai jalur penjelajahan para budget traveler ini merupakan rumah bagi lusinan eksotisme tiada dua.
Terdapat beberapa nama dengan gema bunyi yang sudah sangat familiar di telinga. Sebut saja Singapura, Malaysia, dan Thailand. Namun demikian, tak adil rasanya bila cantik Asia Tenggara hanya direpresentasi oleh wilayah-wilayah tersebut. Pasalnya, masih banyak, begitu banyak, area tersembunyi dengan tawaran pesona yang seolah tak berakhir, termasuk Myanmar.
Ah bukankah negara yang dulu bernama Burma itu semata tentang candi-candi kuno? Tentu saja tidak! Seperti Kamboja, kiranya begitulah kesan Myanmar di angan kebanyakan pelancong. Padahal, terdapat sejumlah sudut, selain candi Buddha, yang menarik dijamah. Beberapa di antaranya bahkan disebut-sebut sebagai surga terakhir di Bumi. Myanmar menyeruak sebagai destinasi favorit tahun ini dan banyak orang yang ingin singgah. Jadi, mengapa kamu juga mesti berlaku demikian?
Berenang di air terjun ala Indiana Jones. Berada di timur Mandalay adalah kota bersejarah Pyin Oo Lwin yang dulu merupakan wilayah favorit koloni Inggris menghabiskan waktu di musim panas. Hingga kini, tempat ini merupakan destinasi menenangkan untuk melarikan diri.
Terdapat beberapa pilihan memang, namun melewatkan Air Terjun Dat Taw Gyaint kiranya akan jadi kerugian tersendiri. Di sini, kamu bisa berenang di kolam air bening. Dengan rupanya yang demikian, banyak orang yang mengatakan kalau air terjun ini ditarik keluar dari latar film Indiana Jones,
What's On Fimela
powered by
Pergi ke Surga Tropis
Mergui yang menawan. Meninggalkan kesan Myanmar yang hanya soal deretan candi Buddha, telusuri lah Mergui. Memulai perjalanan di kota pelabuhan bergaya kolonial untuk kemudian menyeberang ke wilayah archipelago yang terdiri dari 800 pulau.
Karena wilayah ini masih jauh dari jangkauan infrastruktur pariwisata, berlayar merupakan cara terbaik untuk menjelajah kepulauan yang semula tak bisa ditemukan di Google Maps tersebut. Beberapa berupa pantai dengan hamparan pasir putih lebar-lebar, sementara ada pula yang berbatas bukit-bukit dengan ombak yang menggulung tepat di kaki. Bagaimanapun, panorama di sini sepadan untuk dilihat di setiap meter darat atau lautnya.
Festival Balon Api Taunggyi. Festival memang bukan cara baru untuk menambah keseruan perjalanan di Asia Tenggara, dan Myanmar merupakan rumah bagi ribuan pergelaran menawan. Namun di antara deretan perayaan, Festival Balon Api Taunggyi merupakan satu yang paling colorful.
Festival anual yang biasanya digelar di awal November ini membuat ruang lapang di Shan jadi begitu padat, baik oleh peserta kompetisi balon udara, penduduk setempat, maupun turis. Perayaan ini jadi kian meriah di malam hari dengan minuman, tarian, balon udara berukuran luar biasa besar, juga kembang api yang terkadang meledak di luar rencana. Jadi, kapan ke Myanmar?