Fimela.com, Jakarta Kok traveling saat puasa sih? Nanti haus lho. Jalan sebentar, laparnya jadi terasa banget. Puasa mah tidur di rumah. Nggak lakuin apa-apa. Lontaran-lontaran macam itu mungkin yang sering terdengar bila mengaitkan perjalanan dengan ibadah puasa.
Tidur memang ibadah, tapi kalau kebanyakan, yakin masih jadi kegiatan yang berbuah pahala? Ketimbang hanya menghabiskan waktu hampir seharian di atas kasur, lebih baik kamu melakukan sejumlah aktivitas yang mungkin bisa berbuah makna puasa, bahkan Ramadan, dalam kacamata lebih pribadi. Ketimbang bingung mau ngapain, sekalian saja rencanakan perjalanan.
Dalam persepsi secara umum, traveling yang notabene menguras tenaga memang kurang cocok dilakukan saat berpuasa. Namun dengan pengaturan kegiatan yang sedemikian rupa, bukan tak mungkin kamu meneruskan penjelajahan selama Ramadan. Selain menemukan banyak suasana baru, puasa saat traveling ternyata punya manfaat tersendiri lho. Simak saja ulasan menurut livestrong.com berikut.
Jadi nggak jajan sembarangan. Sudah berapa kali kamu dihadapkan dengan situasi mesti memilih makanan yang tepat saat berada di stasiun atau bandara? Tak peduli seberapa disiplin dalam diet, godaan untuk makan makanan yang instan hampir pasti muncul.
Apalagi saat waktu keberangkatan sudah mepet. Nah, lain hal dengan puasa. Karena jam makan sudah teratur, kamu bisa mempersiapkan bekal lebih dulu. Tak perlu terburu-buru, pilih makanan yang sekiranya mengenyangkan tapi tak berlebih.
What's On Fimela
powered by
Selamat Tinggal Jet Lag!
Mengurangi risiko jet lag. Gampang-gampang-susah sebenarnya terhindar dari jet leg dan berpuasa ternyata merupakan salah satu cara terbaiknya. Kok bisa? Padahal tubuh pasti sangat lelah dalam penerbangan panjang. Apalagi tak ada asupan yang masuk ke perut.
Pada 2002, ilmuwan melakukan riset lewat 186 anggota National Guard di 9 waktu berbeda. Secara mengejutkan, mereka yang mengikuti 'protokol' puasa berkurang risiko jet lag-nya hingga 7,5 kali saat kedatangan.
Sementara di penerbangan menuju rumah, risiko jet leg malah lebih tertekan ke angka 16,2. Protokol yang diterapkan di antaranya tak makan selama 12, 18, atau maksimal 24 jam. Riset ini kemudian banyak dibuktikan oleh mereka yang melakukan penerbangan jauh saat berpuasa.
Jadi dengan berpuasa, secara otomatis kamu akan memperkecil risiko terserang jet lag. Kalau sudah begini, ibadah wajib ketika Ramadan itu mestinya tak jadi dalih untuk absen melakoni perjalanan. Ke mana destinasi traveling-mu bulan ini?