Fimela.com, Jakarta Taco, burritos, atau quasedilla adalah beberapa makanan Mexico yang paling popular di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Dari ketiga makanan tersebut mana yang belum pernah kamu coba? Sudah pernah makan taco seharga Rp372 juta? Sebelum dibahas lebih jauh tentang taco termahal tersebut ada baiknya kita mencari tahu terlebih dulu apa itu taco.
Buat kamu yang belum tahu, taco adalah makanan nikmat dari Mexico yang terdiri dari daging sapi yang diolah berpadu dengan sayuran. Lalu isian daging sapid an sayuran tersebut diselimuti oleh kulit tortilla jagung, tampilannya bisa dibilang mirip dengan kulit kebab, tapi kalau yang satu ini terbuat dari jagung.
Lalu bagaimana bisa taco yang jika dilihat bahan-bahannya biasa saja tersebut dijual dengan harga Rp372 juta? Jadi, beberapa waktu lalu di Mexico, tepatnya di Grand Velas Los Cabos Resort diadakan sebuah acara penggalangan dana untuk anak-anak yang kurang mampu. Dalam acara tersebut disajikanlah berbagai menu makanan berlapis emas.
Makanan mewah tersebut rata-rata dijual dengan harga Rp332 juta. Saat acara berlangsung, taco olahan Grand Velas dan satu shot Tequila Ley .925 berhasil terjual seharga Rp372 juta. Taco termahal di dunia itu terjual kepada dua tamu beruntung yakni, Mike Patterson dan Reyna Houston. Sekali lagi karena acara penggalangan dana, maka rencananya uang yang terkumpul akan disumbangkan ke Los Cabos Children’s Foundation.
Kira-kira apa bahan-bahan yang digunakan dari taco tersebut ya? Dilansir dari DailyMail, berbeda dengan taco yang biasa, taco dengan harga ratusan juta tersebut terbuat dari kulit tortilla emas yang di dalamnya diisi dengan kobe, lobster, black truffle brie cheese, almas beluga caviar, dan saus salsa yang diolah dengan menggunakan cabai morita kering.
Hmmm, sudah jelas kan kenapa taco istimewa tersebut dijual dengan harga yang sangat mahal tersebut? Pihak penyelenggara mengungkapkan jika nantinya dana yang terkumpul akan digunakan untuk membantu program kardiologi serta onkologi, dan perawatan intensif untuk anak-anak yang hidup dalam keterbatasan ekonomi.