Fimela.com, Jakarta Belakangan ini industri musik tanah air maupun mancanegara ramai dengan rilisan dari para penyanyi yang saya bilang 'setengah-setengah'. Kenapa saya sebut dengan istilah itu, karena mereka sejatinya bukanlah seorang solois.
Ya, tren bernyanyi solo saat ini memang sedang digandrungi para penikmat musik. Lihat saja Raisa yang dulu sempat jadi vokalis band Andante bareng Kevin Aprilio, Anji yang nama Drive masih melekat di belakang namanya, atau Virgoun yang meraih 'durian runtuh' gara-gara Surat Cinta Untuk Starla.
Dari ranah intenasional, yang cukup hangat dibicarakan adalah karier solo para member One Direction. Bahkan semua member termasuk Zayn Malik turut merilis karya solo.
Menarik jauh ke belakang, tentunya penikmat musik sudah tidak asing dengan Nick Jonas atau Justin Timberlake. Sebagian besar dari mereka justru lebih sukses ketika melangsungkan karier solo.
Pada dasarnya para solois baru ini datang dari dua kelompok. Mereka ada yang datang dari vokalis band, atau member dari boyband, girlband dan vocal group.
Lantas benarkah saat ini berkarier sebagai grup yang solid sudah tidak mungkin terjadi? Mari kita bicarakan lebih lanjut tentang solo karier dan dilematika group menghadapi isu solidaritas.
Group yang Solid, Masih Ada?
Ada berbagai alasan yang membuat penyanyi memutuskan untuk berkarier secara solo. Memang tak semuanya bisa meraih sukses, tapi rasio keberhasilan mereka bisa dibilang cukup besar.
Dalam sebuah group biasanya terdapat satu atau dua member yang menonjol. Mereka umumnya menjadi frontman, atau punya peran lebih signifikan ketimbang lainnya.
Tak dapat dipungkiri mempertahankan eksistensi sebuah grup musik memang tak mudah. Berisi beberapa kepala dengan ide dan cara pandang masing-masing mungkin jadi kelebihan, tapi di satu sisi ada kalanya akan menjadi hal yang mengganggu.
Karena itulah sangat jarang band atau grup yang mampu bertahan dengan formasi utuh dari awal hingga akhir. Bahkan tidak bagi band sebesar The Beatles sekalipun. Bongkar pasang personel sudah menjadi hal yang lumrah dihadapi dalam sebuah grup.
Kenapa karier solo member group seringkali sukses? Tak bisa disebutkan secara pasti penyebabnya, tapi setidaknya kita bisa sedikit bersepkulasi tentang hal ini.
Biasanya penyanyi solo yang tak murni ini meraih sukses dengan grupnya terlebih dulu. Setidaknya sampai mereka dikenal luas oleh penikmat musik. Biasanya mereka punya influence yang cukup besar, dan ketika pamor group tersebut menurun, godaan solo karier kerap kali datang.
Bia dibilang ini menjadi perwujudan sebagai 'keluar dari zona nyaman'. Sebagian lagi orang menyebut tindakan ini sebagai pengkhianatan. Namun kita tahu karier adalah pilihan dan pertaruhan, dan setiap orang punya jalur suksesnya masing-masing. Lagipula, jika kegiatan solo bisa berjalan beriringan dengan group, apa salahnya dicoba?
Nizar Zulmi,
Redaktur Musik Bintang.com