Fimela.com, Jakarta Ini bukan tentang mencoret satu nama negara dari dalam daftar. Traveling bermakna jauh semata mengoleksi cap di paspor. Perjalanan adalah soal menemukan budaya baru, menjelajah karunia alam, dan pergi jauh dari zona nyaman.
Namun demikian, akan jadi sangat menyenangkan bila kamu ingin mengapresiasi berbagai usaha dan pengorbanan dengan melihat seberapa jauh, serta banyaknya negara yang telah disambangi. Traveling kemudian menjelma menjadi candu tiada akhir. Traveling lalu menyeruak menjadi hidup yang dijalani. Setiap hari, sepanjang bulan, bahkan tahun.
Bukan tanpa alasan sebagian besar hal di Bumi terjadi, termasuk demam traveling. Pertanyaan yang kemudian muncul, mungkin juga dibenakmu, adalah sebenarnya mengapa sih banyak orang kecanduan traveling? Berikut beberapa jawaban para pelancong yang dimuat Lonely Planet dalam edisi terbaru The Travel Book.
Orla Thomas, Features Editor Lonely Planet Traveller Magazine. Cewek yang sudah pergi ke 34 negara ini mengaku keranjingan traveling karena jauh dari rumah. Semua, dari tanda jalan dan makanan ringan yang dikonsumsi, tiba-tiba jadi begitu menarik untuk diperhatikan.
Ia merasa, setiap hari merupakan series terbaru dari petualangan kecil. Tak menemukan beragam perihal akrab, traveling mengajarkan cewek yang negara favoritnya adalah Jepang tersebut untuk memerhatikan dan memahami aspek kehidupan, bahkan dari poin terkecil.
What's On Fimela
powered by
Traveling Tak Identik dengan Pergi Terlalu Jauh
Gemma Graham, Destination Editor for Northern Europe. Baginya, traveling adalah cara terbaik untuk terhindar dari stres yang diakibatkan keseharian di kota sibuk. Destinasi favoritnya adalah tempat di mana ia bisa berkawan hanya dengan alam.
Dan gagasan tersebut tak selalu direalisasikan dengan pergi ke tempat-tempat yang terlalu jauh, meski mereka terdengar lebih menantang. Tempatnya melarikan diri bisa berupa day trip ke kota yang berjarak hanya beberapa jam perjalanan kereta api dari rumah.
Jane Atkin, Community Manager. "Traveling itu menghilangkan," ucapnya. Berdiri jauh dari kenyamanan rutinitas, jalan-jalan yang telah diketahui dengan begitu jelas, dan lingkungan itu-itu saja. Perjalanan bisa membantu membangun diri (kembali).
Agenda demi agenda akan memaksa untuk mengingat dari mana berasal dan memecahkan tanya tentang apa yang benar-benar membuatmu bahagia. Traveling adalah cara mawas sekaligus pencarian tiang-tiang kehidupan. Jadi, mengapa juga harus membatasi diri?