Fimela.com, Jakarta Dari sekian banyak nama, New York City merupakan salah satu penghias asa akan perjalanan ke Negeri Paman Sam. Jajaran rapat gedung pencakar langit, jalan berisi kendaraan banyak-banyak dan trotoar dengan jejalan manusia, subway, juga atmosfer metropolitan yang tak akan didapat di belahan Bumi manapun jadi sedikit alasan untuk singgah (lagi) ke wilayah di tepi Sungai Hudson tersebut.
Sebagaimana kebanyakan destinasi populer, tantangan menyambangi New York City, terlebih bila ini bukan lah kunjungan pertama, yakni terletak pada menemukan deretan sudut non-touristy. Selain tak memperoleh bingkai penglihatan seperti yang kebanyakan didapatkan pelancong, nama-nama kurang familiar ini bisa memberi goresan kisah baru akan New York City.
Apakah kamu salah satu traveler yang tengah berencana ke New York dalam waktu dekat? Bila iya, di samping menyambangi tempat-tempat ternama, tak ada salahnya kamu mencoba datang ke sejumlah sudut untuk menepi dari jalur turis. Tertarik? Pastikan memasukkan nama-nama menurut roughguides.com berikut ke dalam agenda perjalananmu.
Brooklyn Flea. New York boleh saja disebut-sebut sebagai tempat paling fashionable untuk berbelanja. Namun, Brooklyn Flea merupakan surga bagi pemburu karya seni, kerajinan, dan barang-barang antik. Dengan label yang demikian, jangan heran bila kamu nantinya akan menemukan barang-barang tak biasa di sini.
Pasar yang satu ini digagas oleh para pengrajin setempat. Jadi, nuansa lokalnya (tentu berbonus sedikit turis) tak perlu lagi diragukan. Di samping itu, kamu juga bisa terbuai merdu lantunan live music dari band lokal sambil menyantap makanan lezat.
Tenggelam dalam Pesona Red Hook
Red Hook. Berada di selatan Brooklyn, blok berupa 'batu besar' dan dinding gudang merah di Red Hook membuatmu merasa sepenuhnya berada di kota lain. Kawasan ini dipenuhi toko-toko artsy, kafe, dan kedai makan mini yang memproduksi makanan, juga minuman lokal.
Menyambangi Red Hook, kamu bisa mencicip makanan lezat di Steve’s Authentic Key Lime Pies. Kerennya lagi, di tiap akhir pekan pada musim panas, kamu bisa menuju Red Hook Ball Fields, di mana terdapat lusinan troli penjualan makanan Amerika Latin berkumpul.
Eldridge Street. Secara mengejutkan, sedikit sekali turis yang bertolak ke museum di Eldridge Street. Selesai pada 1887, kawasan ini merupakan rumah bagi Yahudi Eropa Timur pertama di seantero Amerika Serikat. Hembuskan atmosfer berbeda, arsitektur bangunan di sini begitu khas.
Highlight sesungguhnya di tempat ini adalah suaka kayu dengan plafon yang dicat warna-warni dan jendela kaca mengagumkan. Meski tempat ini dimaksudkan sebagai rumah ibadah, namun kamu bisa datang sebagai pengunjung meski tak bisa masuk ke semua ruang.
Wajah Berbeda New York City di Fort Greene
Fort Greene. Brooklyn Heights dan Park Slope boleh saja jadi atraksi yang kerap disambangi turis di East River, namun lingkungan 'tradisonal' warga Afrika-Amerika, Fort Greene, penuh sesak dengan lanskap menawan dan deretan bangunan berarsitektur abad ke-19.
Di sini, akan kamu temui South Portland Avenue yang merupakan salah satu jalan paling cantik di New York City. Berdekatan dengan South Elliott Place adalah rumah Spike Lee. Bila ingin pemandu untuk jelajah area ini, tak ada salahnya ikut dalam grup walking tour.
Arthur Avenue. Kawasan di Manhattan yang juga disebut Little Italy ini belakangan tak hanya jadi rumah bagi deretan mall ternama. Area terbesar warga Italia-Amerika berumah ini perlahan bertransformasi jadi jauh lebih menarik.
Arthur Avenue adalah surga bagi pecinta makanan autentik Italia di New York City. Selama berjalan di sini, hidungmu akan dimanjakan dengan harum saus dan ragam rempah yang jadi bumbu masakan. Coba Cosenza’s Fish Market untuk menjajal kerang dan tiram segar, Madonia Brothers Bakery untuk roti zaitun, dan DeLillo Pasticceria untuk kue-kue lezat, serta kopi.