Fimela.com, Jakarta Dengan kemudahan dan berbagai deretan keuntungan, pesawat terbang sudah jadi pilihan lumrah untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam hitungan waktu relatif lebih singkat. Namun di antara manfaat yang ditawarkan, bukan berarti transportasi ini tak punya 'cacat'.
Di antara banyak permasalahan yang ditemui di dunia penerbangan, overbooking jangan sampai tak diketahui seluk-beluknya. Kasus ini mungkin sudah kamu baca, dengar, atau bahkan alami sendiri. Meski demikian, terheran-heran dan tak percaya mungkin masih jadi reaksi yang menetap di angan bila membayangkan peristiwa tersebut.
Jadi, sebenarnya mengapa overbooking bisa terjadi dan apa yang akan berlaku bila penerbanganmu mengalami kasus tersebut? Sebagai tindakan antisipasi, serba-sebri penerbangan overbooking menurut Skyscanner berikut mestinya diketahui, mengingat peristiwa tersebut makin marak dan harusnya diperhatikan, apalagi oleh kamu yang secara frequent menggunakan jasa pesawat terbang.
Overbooking sebenarnya praktik yang sangat wajar terjadi dan legal dilakukan maskapai, terutama di Amerika Serikat, Australia, dan Eropa. Sesedikit apapun penumpang, maskapai harus selalu mengeluarkan biaya aftur dan yang lainnya. Kursi penumpang yang tak terisi penuh berarti sebuah kerugian.
Maskapai bisa saja tak melakukan praktik overbooking. Namun artinya, harga tiket pesawat akan jadi lebih mahal. Dari tahun ke tahun, jumlah penumpang yang tak jadi terbang cenderung cukup konsisten. Dengan menerapkan overbooking, maskapai telah melakukan efisiensi biaya.
Apa yang Terjadi Bila Penerbanganmu Overbooking?
Bila kamu berada di penerbangan overbooking, maka ada dua hal yang mungkin terjadi. Pertama, pihak maskapai akan meminta penumpang untuk menjadi sukarelawan dan mengorbankan kursinya dengan pemberian kompensasi setimpal. Kedua, jika tidak ada penumpang yang mau merelakan kursinya, maka maskapai akan memilih penumpang mana yang harus 'dikorbankan'.
Jika pilihan pertama terjadi, maka si sukarelawan biasanya akan diberikan penerbangan pengganti (ke jam atau hari berikutnya) tanpa biaya tambahan, akomodasi (bila penumpang harus menginap karenakan perubahan jadwal penerbangan), bahkan travel voucher. Namun hal ini berbeda, tergantung kebijakan masing-masing maskapai.
Namun jika opsi kedua yang terjadi, biasanya maskapai akan memilih berdasarkan daftar penumpang prioritas. Penumpang yang terpaksa tak bisa mengikuti penerbangan tersebut akan diberikan kompensasi berdasarkan kebijakan masing-masing maskapai.
Di samping penerbangan pengganti, penumpang juga bisa mendapatkan uang penggantian hingga dua kali lipat harga tiket yang dibeli. Selain itu, penumpang juga bisa meminta kompensasi berupa akomodasi jika penerbangan penggantinya baru ada keesokan harinya.