Fimela.com, Jakarta Hubungan yang dikira akan bertahan selamanya, kadang harus berakhir juga. Bukan karena enggan, tapi karena perjalanannya dirasa sudah terlalu berat untuk ditempuh. Butuh terlalu banyak tenaga hingga kebahagiaan berdua pun tak lagi terasa nyata.
Meski jiwa dan raga sudah lelah, tapi untuk mengakhirinya juga bukan keputusan yang mudah. Banyak hal yang jadi pertimbangan, banyak hal yang dipikirkan, dan itu membuat kakimu serasa terikat pada hubungan itu. Berat sekali untuk melangkah pergi, terutama jika kamu telah banyak berinvestasi.
Coba kamu pikirkan, antara bertahan dengan beranjak pergi, lebih sulit mana? Definisikan apa manfaat yang bisa kamu dapat dari keduanya. Bayangkan hidupmu ke depannya. Apa yang kamu ingin, apa yang kamu butuh, dan bagaimana untuk bisa mencapai itu? Kalau ketiganya tidak bisa kamu dapatkan dari hubunganmu, jangan buang-buang waktu ngegalauin tiga hal ini karena harusnya kamu sudah tahu jawabannya.
"Bertahan atau pergi, ya? Kok aku masih ragu. Apakah harus sampai begitu atau hanya butuh rehat sementara waktu?" Ya, saat hubungan di ambang perpisahan memang kamu kerap dihinggapi keragu-raguan. Tapi sebenarnya itu semua terjadi karena kamu belum bisa memahami sepenuhnya, apa yang kamu ingin untuk dirimu dan hubungan itu. Kalau kamu sudah tahu, kamu pasti menemukan jawabannya tanpa ragu.
Kegalauan yang Melanda Saat Hubungan di Ambang Perpisahan
"Rasanya mau putus saja, aku sudah lelah mempertahankannya. Tapi kan, aku masih cinta. Sama dia juga aku bahagia." Sudah, putus saja. Kalau kamu cinta dan kamu benar bahagia, kamu tak akan terpikir untuk berpisah dengannya. Mungkin cinta dan bahagia yang kamu bayangkan itu hanya ilusi, sisa-sisa dari cinta dan kebahagiaan yang dulu pernah ada namun sebenarnya kini sudah kalah dengan lelah.
"Tapi nanti kalau aku menyesal, gimana?" Itu risiko yang bisa dihindari, tergantung bagaimana kamu menjalani hidupmu setelah ini. Makanya, rencanakan dengan baik. Pikirkan dulu apa yang kamu ingin dan kamu butuh saat ini, bisakah kamu dapat itu dari hubunganmu? Kalau tidak, semestinya kamu tak punya alasan untuk menyesal. Kecuali kalau kamu hanya mengincar kebahagiaan semu di luar hubunganmu.
"Terus aku harus bilang apa kalau ditanya orang tua? Keluarga kami juga sudah saling mengenal." Selama belum ada obrolan dari kedua belah pihak mengenai pernikahan, sebetulnya perpisahan itu masih dalam batas aman untuk dilakukan. Orang tuamu dan orang tuanya pasti mengerti. Kamu dan dia sama-sama sedang dalam proses mencari pasangan terbaik untuk jadi pendamping hidup kalian kelak, perpisahan ini mungkin pertanda kalian tidak diperuntukkan bagi satu sama lain. Mereka takkan memaksa.
"Tapi dia sepertinya tidak mau putus dariku." Sama aja seperti kamu yang masih ragu untuk memutuskan hubungan itu. Dia juga sedang dihadapkan pada kebingungan dan ketidaksiapan, makanya yang bisa dia lakukan saat ini adalah mempertahankan sebisa mungkin bagaimanapun caranya. Kalau kamu sudah teguh memilih keputusan itu, laksanakan saja. Kamu dan dia sama-sama akan belajar menerima kenyataan dan menjalani sesuatu yang baru bagi hidup kalian sendiri-sendiri.
Ingat, girls. Ketika kamu ingin untuk putus dari dia tapi kamu ragu karena berpikir kamu masih cinta, putuskan saja. Sebab kalau kamu benar cinta, kamu takkan memiliki keinginan untuk putus.