Fimela.com, Jakarta Mencuci beras sepertinya mudah dan hal yang sepele. Beras yang baru saja kamu beli di warung atau pasar, atau bahkan supermarket, memang perlu dicuci sebelum dimasak. Biasanya, kamu akan mencucinya dengan air keran sebanyak 3 kali. Baru kemudian air yang ketiga atau keempat buat merebus beras sampai mendidih dan nasi menjadi tanak.
Sayangnya, nggak semua orang melakukan hal yang sama. Dan ternyata, ada cara-cara yang ternyata salah dan bisa saja menimbulkan petaka. Dilansir dari the Independent, cara yang salah bisa menyebabkan orang yang memakan nasi tersebut. Seorang profesor ilmu biologi di Queens University Belfast, Andy Meharga, melakukan tes dengan tiga cara memasak dan mencuci beras, untuk melihat apakah cara tersebut bisa mengubah kandungan arsenik di dalamnya.
Metode pertama, dia menuangkan air pada beras, dengan perbandingan 2:1 dan merebusnya. Di Amerika Serikat dan juga Eropa, metode ini sangat umum dan sebagian orang melakukannya. Ternyata, pada metode ini dia menemukan kandungan arsenik yang paling banyak di bandingkan dengan metode lainnya.
Metode kedua, dia mengubah banyaknya air. Perbandingan air dengan beras kali ini 5:1. Lalu, cuci beras dan buang airnya. Ternyata, meskipun sudah dicuci de ngan air yang lebih banyak, jumlah arsenik masih ada. Meskipun sudah berkurang setengahnya. Nah, ternyata, ada satu metode yang paling aman dan efisien untuk membuang senyawa berbahaya ini.
Caranya, sebelum beras tersebut dimasak, kamu harus merendam beras tersebut semalaman. Lalu cuci beras dan ganti aitnya dengan air baru untuk merebus keesokan harinya. Air untuk merendam beras juga harus banyak. Perbandingan air dengan beras adalah 5:1. Dengan cara ini, memang kandungan arsenik ini masih ada. Tapi sudah hilang 80 persen.
Nah, buat kamu yang masih mencuci beras tiga kali mungkin harus mencoba cara ketiga dari profesor ini. Supaya, kamu yang makan nasi setiap hari tetap sehat dan enggak akan keracunan senyawa arsenik yang membahayakan. Seseorang yang keracunan arsenik dalam jumlah kecil akan mengalami kerusakan pada beberapa organ tubuhnya, seperti hati, jantung, paru-paru, dan lainnya.