Fimela.com, Jakarta Meski sudah melewati masa keemasan grup band di era 70-an, namun semangat Bartje Van Houten, salah satu personel D'Lloyd untuk mendedikasikan hidupnya pada dunia musik tetap tinggi. Bahkan, beberapa hari sebelum meninggal pada Jumat, 5 Mei 2017, Bartje Van Houten masih sempat menunjukkan kemampuannya bermain musik dalam sebuah acara pemerintahan.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Jimmy Van Houten, anak pertama dari Bartje Van Houten. Jimmy sibuk mengurus prosesi persemayaman ayahnya di rumah duka Rumah Sakit St. Carolus, Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2017) petang.
"Kemarin ayah masih manggung, dua hari lalu di Kementerian apa gitu, masih enjoy aja," tutur Jimmy.
Tak hanya itu, semasa hidupnya menurut Jimmy, sang ayah juga termasuk musisi lawas yang aktif memperjuangkan nasib musisi untuk mendapatkan haknya dari sisi royalti atas karya yang dibuat oleh para musisi di Indonesia.
"Keinginan dia mau majuin musik Indonesia dalam hal royalti dan publishing. Dulu sempat jalan di organisasi sama mas Tantowi Yahya. Dia mau pencipta musik di Indonesia dihargai sama kayak musisi di luar negeri," tutur Jimmy.
Seperti yang diketahui, karier bermusik Bartje Van Houten di era keemasan bersama D'Lloyd memang cukup mentereng. Bersama dengan Syam, Chairul, Totok, Budi, dan Yuyun di band D'Lloyd, dirinya sempat menelurkan karya-karya emas berupa lagu yang melegenda seperti Hidup di Bui, Apa Salah dan Dosaku, dan Kini Kusadari.
Selain pencipta lagu, Bartje Van Houten juga dikenal sebagai musisi yang cukup banyak membukakan jalan bagi musisi-musisi muda di tanah air. Setidaknya, nama Mayangsari termasuk salah satu penyanyi pop yang turut diorbitkan.