Cegah Tindakan Bunuh Diri, Ini yang Dilakukan Facebook

Lanny Kusuma diperbarui 05 Mei 2017, 21:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Beberapa waktu lalu, aksi pembunuhan juga bunuh diri lewat live video di jejaring sosial Facebook telah menyita perhatian. Penyalahgunaan fitur live video tersebut pun telah membuat pemilik CEO Facebook ngambil langkah penanggulangan dengan mempekerjakan 3000 orang untuk menghapus juga mencegah tindakan kekerasan di platformnya.

Melansir BuzzFeed, Jumat (5/5/2017), dikatakan bahwa Mark juga akan menjalin kerja sama dengan aparat penegak hukum untuk mencegah kekerasan. "Banyak hal yang kami lakukan bukan cuma soal menurunkan konten, tapi juga menolong orang ketika mereka membutuhkannya di platform," katanya.

Ya, yang di maksud Mark adalah mencoba untuk mencegah mereka yang ingin melakukan tindakan kekerasan lewat live video, dengan membujuk dan memberikan peringatan. Dalam hal ini pihak berwenang bisa berkomunikasi secara langsung dengan orang tersebut melalui saluran video yang sama. 

Selain menambah 3.000 orang dari 4.500 pekerja yang telah dimilikinya untuk memerangi kekerasan di Facebook, Mark juga akan menggunakan kecerdasan buatan untuk meningkatkan efektivitas pencegahan terjadinya tindak kekerasan di jejaring sosial yang telah memiliki 1,94 miliar pengguna itu.

"Saat ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan AI dalam memahami teks dan memahami apa yang ada dalam foto dan video," tambah Mark.

Tindakan penanganan dan pencegahan seperti ini memang perlu segera dilaksanakan, mengingat semakin beragamnya tindak kekerasan di media sosial. Selain marak tindakan bunuh diri lewat live video di Facebook, media sosial pun digunakan untuk tindak kejahatan lain, seperti permainan Blue Whale Challenge.

Blue Whale Challenge bukalah sebuah permainan sungguhan, namun sebuah ajakan bunuh diri yang digambarkan sebagai sebuah permainan. Muncul pada November 2015, permainan ini muncul di jejaring sosial VKontakte yang populer di Rusia.

Dalam praktiknya, permainan Blue Whale Challenge ini berlangsung dalam grup-grup di media sosial, di mana ada administrator yang memantau jalannya permainan. Dilakukan secara individu, saat bergabung di grup tersebut maka kamu akan diberi tantangan pertama dari 50 tantangan yang harus kamu selesaikan setiap hari dan akan berujung pada kematian.

Tantangan yang diberikan pun beragam dan aneh, seperti mendengarkan lagu, menonton video seram, bangun tidur di tengah malam hingga membuat simbol paus atau sebuah kode tertentu di tubuh menggunakan benda tajam seperti silet. Saat sampai di hari ke-50, para pemain pun diminta untuk mengambil sebuah foto dirinya disertai ucapan selamat tinggal yang diunggah ke media sosial sebelum melakukan tindakan bunuh diri. 

Blue Whale Challenge memang belum populer di Indonesia, namun ada baiknya kita lebih waspada untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Semoga saja tindakan yang diambil Facebook juga bisa meminimalisir tindak kejahatan seperti ini. 

What's On Fimela