Editor Says: Musim Perang Opini demi Idola di Media Sosial

Regina Novanda diperbarui 04 Mei 2017, 13:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Keberadaan media sosial sudah sepatutnya disikapi dengan bijak. Bagi seorang artis, media sosial dapat digunakan sebagai jembatan dengan para penggemarnya di berbagai penjuru dunia.

Lewat akun media sosial pribadinya pula, seorang artis dapat memamerkan segala aktivitas kesehariannya. Ia juga dapat memperbarui informasi terkait karya-karya teranyarnya. Atau yang tengah menjamur sekarang, mereka dapat mempromosikan produk-produk jualannya sendiri atau orang lain atau endorsement.

Ketika seorang artis membuat postingan di akun media sosialnya, maka mereka juga harus siap dengan beragam tanggapan yang akan memenuhi kolom komentar. Tentu saja ada yang pro maupun kontra. Ada yang memuji, ada pula yang mencibir.

Fans dan haters bagai dua sisi mata mata pisau. Disadari atau tidak, keberadaan mereka sebetulnya sangat penting dalam eksistensi seorang artis. Mereka pula yang tak akan absen memberikan tanggapan dan memenuhi kolom komentar postingan seorang artis. 

Ada yang bilang, 'haters sebetulnya adalah fans terselubung'. Apakah Anda juga setuju? Di era sekarang, haters memang cenderung lebih eksis. Ketimbang fans, haters lebih tahu tentang gosip terkini dari seorang artis. Bahkan, mereka tak segan-segan untuk menuliskan komentar pertama yang pedas untuk postingan si artis, yang terkadang malah menyulutkan emosi dari pemilik akun dan para penggemarnya.

Lalu, apa definisi haters itu sendiri? Menurut Oxford Dictionaries, hater adalah seseorang yang sangat tidak menyukai orang atau benda tertentu. Namun, fenomena yang terjadi sekarang, hater bukan lagi 'hater'. Mereka seolah sudah punya amunisi untuk 'menjantuhkan' seseorang yang dibencinya.

2 dari 2 halaman

Fenomana haters dan fans di Media Sosial

Belakangan, mulai banyak bermunculan akun-akun yang mengatasnamakan fans dan haters dari seorang artis. Tak hanya memajang wajah dari artis, mereka juga menyematkan berita-berita seputar artis tersebut. Bahkan, meme dari si artis juga bermunculan, entah sebagai bahan sindiran maupun pujian.

Selain banyaknya akun fans dan haters, fenomena perang opini di media sosial juga tak kalah menjamurnya. Ya, bagi mereka yang berada di kubu haters, mereka akan 'menyerang' seorang artis dengan bully lewat kata-kata yang dituliskan di kolom komentar postingan seorang artis.

Sebaliknya, bagi mereka yang berada di kubu fans, mereka akan memuji dan membela mati-matian sang idola dengan beragam argumen. Aksi saling sindir memang tak terelakan lagi, yang mungkin dapat membuat risih pembaca dan si pemilik akun itu sendiri.

Memang, tak semuanya komentar berasal dari kubu fans dan haters, ada juga kaum-kaum netral yang berusaha memberikan tanggapannya tentang isu terkini dari seorang artis. Namun, yang disayangkan, penggunaan kata-kata yang kurang pas acapkali membuat mereka juga rentan terbawa 'arus' perdebatan antara fans dan haters.

Maka tak heran, jika sekarang, banyak artis yang memilih untuk menutup kolom komentar postingannya di media sosial. Mungkin saja, mereka merasa terganggu dengan banyaknya komentar tak pantas yang memenuhi akun media sosialnya.

Entah apapun yang menjadi alasan seorang artis melarang netizen berkomentar, namun kita sebagai pengguna dunia maya sudah selayaknya memanfaatkan perkembangan teknologi ini secara bijak. Apalagi sekarang sudah ada undang-undang ITE yang membahas tentang aturan dalam menggunakan teknologi. Jadi, gunakanlah kata-kata yang santun dalam berkomentar, entah itu untuk kritik maupun pujian yang ditunjukkan untuk idolamu. 

 

Regina Novanda, 

 

Editor Kanal Celeb Bintang.com