Sederet Alasan Traveling Mestinya Tak Terbatas Umur

Asnida Riani diperbarui 04 Mei 2017, 14:14 WIB

Fimela.com, Jakarta 'Jangan dulu travelingkamu masih terlalu muda!' atau 'Kaya anak muda saja traveling!' merupakan lontaran-lontaran yang mungkin juga lumayan sering kamu dengar. Berkaca pada deretan ungkapan tersebut, pertanyaan yang kemudian muncul secara wajar adalah 'jadi, kapan sebenarnya waktu terbaik untuk traveling?'

Tanpa mengabaikan faktor keamanan dan keselamatan (tentu saja), saat paling tepat untuk melakoni perjalanan sebenarnya tak berdasar pada umur, sebagaimana dipersepsikan sejumlah orang. Meski ada ketentuan-ketentuan tertentu yang mesti ditaati terkait usia, namun secara pemikiran, traveling adalah hak setiap individu tanpa ada batasan jumlah tahun hidup.

Asal memungkinkan, karena perjalanan tak melulu dilakoni sendiri, tak ada salahnya bila traveling dimulai di usia muda dan tetap dilakoni di hari-hari tua. Beda usia, beda pula sensasi yang ingin dijajal selama traveling. Jadi walaupun dilakukan lagi dan lagi, monoton hampir mustahil jadi deskripsi. Meyakinkan diri, inilah sederet alasan traveling mestinya dilakukan tanpa batasan usia.

Tujuan perjalanan yang berbeda. Tak sedikit orang yang mengatakan, traveling adalah cara terbaik untuk mendewasakan diri. Perjalanan pertama mungkin hanya soal euforia menjamah sudut asing. Namun dalam perjalanan-perjalanan selanjutnya, kamu punya tujuan selain menjejak di 'wilayah orang'.

Seiring guliran waktu, kamu mungkin ingin menjajal hidup layaknya warga lokal, melakoni traveling dengan cara berbeda, jadi sukarelawan misalnya, juga belajar beragam kearifan setempat yang nilainya tiada terkira. Dengan tujuan berbeda, traveling mestinya tak berpakem pada usia.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Batas-batas Mutlak yang Tak Harusnya Dilangkahi

Aturan hukum. Di samping boleh-tak-boleh secara pemikiran, terdapat sejumlah aturan hukum yang tak semestinya dilangkahi. Tiap negara punya kaidah-kaidah mutlak yang berbeda. Jadi, pastikan kamu mengetahui benar berbagai perintah dan larangan di destinasi tujuan.

Misalnya, tak bisa wine tasting di bawah usia 21 tahun. Belum diperbolehkan menyetir sebelum 17 atau 18 tahun. Namun setelah melewati batasan umur tersebut. Kamu bisa kursus singkat membuat wine (mungkin sembari mencicipnya?) atau road trip melintasi sejumlah kota sekaligus.

Punya dampak psikis yang lain. Bagaimana traveling memengaruhimu di usia 17 dan 43 tahun tentu berbeda. Mengingat tak samanya dampak dalam diri, tak semestinya perjalanan dibatasi pada umur-umur tertentu saja.

Eksplorasi mungkin akan muncul dengan begitu letup paling meriah di traveling pada usia belasan, 20-an, hingga 30-an. Sementara tenang malah jadi suasana yang dominan dicari ketika melakoni perjalanan di usia lebih dari 40 tahun.