Break Bukan Modus untuk Putus, Jangan Disalahartikan!

fitriandiani diperbarui 02 Mei 2017, 14:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap hubungan pasti mengalami pasang dan surut, apalagi hubungan jangka panjang yang rentan sekali merasa bosan. Sebab kadang, bosan itu menjadi racun yang memperburuk setiap situasi. Masalah kecil jadi besar, masalah besar tambah besar.

Masalah seperti itu tidak selalu bisa diatasi dengan putus. Cinta yang didasari dengan komitmen, takkan semudah itu diakhiri hanya karena bosan. Namun jika kebosanan itu sudah sangat mengganggu, biasanya opsi solusinya adalah dengan break. Break bukan putus, lho, ya.

Meski banyak orang yang menyalahartikan break sebagai putus yang diperhalus, namun break dan putus jelas merupakan dua hal yang berbeda. Break dalam hubungan merupakan satu fase di mana para pasangan menghentikan segala aktivitasnya berdua, sejenak memberi jeda karena alasan dan tujuan tertentu, misal; untuk menyembuhkan bosan dan untuk introspeksi diri. Sementara putus adalah sebuah pilihan untuk benar-benar mengakhiri hubungan.

Break juga bisa berujung putusnya hubungan, tapi bukan seperti yang dipikirkan banyak orang bahwa break adalah kata putus yang diperhalus, ya.

Break bukan Putus, Sudah Sejauh Mana Kamu Paham Soal Ini?

Break itu ngapain?
Pada masa break, para pasangan menghentikan semua aktivitas mereka berdua. Seperti berkomunikasi, bertemu, jalan-jalan bareng, dan aktivitas-aktivitas pasangan lainnya. Segala hal yang berbau kehidupan percintaan dikesampingkan. Namun, pada pasangan yang mengartikan break secara serius, biasanya mereka punya batas waktu untuk kembali memulainya lagi. Berbeda dengan yang memakai alasan break sebagai modus untuk menjauh; padahal mau putus dan memulai hubungan dengan yang lain.

Biar apa sih, pasangan memilih break?
Ada banyak alasan pasangan memilih break. Intinya sih, butuh waktu dan jarak aman untuk bisa melihat situasi lebih jelas. Ibarat kamu melihat lukisan, tapi lukisan itu diletakkan persis di depan wajah sampai menempel di hidungmu. Apakah gambar di lukisan itu bisa terlihat? Tentu tidak. Butuh jarak pandang yang nyaman agar kamu bisa menikmatinya, begitu juga dengan hubunganmu. Ada kalanya kalian terlampau dekat sampai tak bisa lagi objektif, maka dari itu butuh break sejenak untuk kembali mendapatkan posisi yang nyaman.

Apakah break akan berujung pada putusnya hubungan?
Bisa iya, bisa tidak. Tergantung pada apa yang didapatkan kedua belah pihak saat mereka "berjauhan". Ada pasangan yang bisa belajar saat berjauhan, tapi juga saling merindukan dan merasa saling membutuhkan, sehingga mereka siap untuk kembali dan menerapkan pelajaran yang didapatnya. Ada pula yang malah merasa lebih baik saat mereka jauh dari satu sama lain, sehingga berpikir bahwa berpisah adalah keputusan yang baik untuk mereka berdua.

Bagaimana menjalani hari-hari saat break?
Ingat dulu, sebelum ada kata putus, berarti status hubungan kalian masih pacaran. Break adalah masalah internal. Kalau kalian tidak berkomunikasi, tidak bertemu, dan tidak melakukan hal-hal yang biasa dilakukan, anggaplah itu seperti saat kalian sedang sibuk, tapi dalam jangka waktu yang lebih lama. Seharusnya sih itu tidak diartikan kamu bisa main hati dengan yang lain saat lagi break sama pacarmu, ya.

Apa yang terjadi setelah break?
Sebuah pikiran dan pandangan yang lebih segar tentang pasanganmu dan tentang hubungan kalian. Yang pasti, kalau kalian menjalani masa break itu dengan tepat, kamu dan dia pasti kembali pada satu sama lain dalam kondisi yang lebih baik. Entah untuk bersama atau untuk lanjut menjalani hidup sendiri-sendiri.