Fimela.com, Jakarta Kamu pernah dengar telur pitan? Belum pernah dengar ya? Telur pitan yang juga disebut telur seribu tahun ini adalah salah satu makanan khas Tionghoa yang berasal dari telur ayam atau telur itik. Jenis makanan ini juga dikenal dengan nama telur hitam, karena proses pengawetannya membuat telur ayam atau itik tadi berubah menjadi berwarna gelap.
Ya, warna hitam itu sendiri adalah hasil dari proses pengawetan, di mana telur ayam atau itik diawetkan menggunakan campuran lempung, abu, garam, kapur juga sekam/gabah padi. Telur yang sudah dibalut dengan campuran bahan tadi kemudian disimpan selama beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung dari metode yang digunakan.
Selain merubah warna, hasil dari pengawetan tersebut pun membuat telur memiliki bau yang lebih menyengat. Soal rasa, telur ini tentu memiliki rasa yang berbeda dari telur biasanya. Konsumsi telur pitan ini pun tak boleh berlebihan karena bisa membuat tubuh kekurangan zat tembaga yang bisa membuatmu cepat lelah.
Telur pitan ini bisa kamu makan langsung, atau bisa kamu santap sebagai makanan pelengkap. Di Taiwan telur pitan biasa dimakan bersama tahu rebus dan ikan cakalang kering. Di Hong Kong, telur ini biasa disajikan dengan cara digoreng tepung, sedang Jakarta, telur seribu tahun ini disajikan sebagai campuran bubur, atau ditumis.
Tampilan dan warnanya mungkin akan membuatmu ragu untuk mencoba. Tapi makanan khas asal Tionghoa ini patut kamu cicip, apalagi saat kamu menyantapnya bersama bubur, hmmm enaaak! Nah sebelum kamu coba sendiri telur pitannya, mending kamu lihat dulu reaksi orang Indonesia saat pertama kali menyantap telur pitan khas Tionghoa ini, lucu-lucu deh..