Editor Says: Dunia Makin Gila, Lakukan Ini Biar Tetap Waras

Febriyani Frisca diperbarui 23 Apr 2017, 12:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Dunia semakin gila. Setujukah kamu dengan pertanyaan tersebut? Di era yang semakin canggih, terbuka, dan dinamis begini, ternyata dan membuat sistem otak penghuni bumi cukup mampu untuk mengimbanginya. Sebagian, masih saja mempertahankan pendapat-pendapat tak berdasar. Lebih dari itu, mereka menebar kebencian.

***

Sebagai manusia yang hidup di zaman sekarang, saya nggak bisa lepas yang namanya internet dan segala printilan-nya. Sebut saja media sosial. Selain karena pekerjaan saya yang mengharuskan saya aktif memantau media sosial, saya sendiri juga salah satu orang yang kerap orang-orang sekarang sebut netizen sejak duduk di bangku sekolah SMP.

Saya masih ingat betul, bagaimana kehidupan bermedia sosial beberapa tahun lalu. Sekitar tahun 2006-an kalau saya tidak salah ingat. Saya yang saat itu berstatus sebagai ABG alias Anak Baru Gede, lagi senang-senangnya berselancar di media sosial bernama Friendster. Hahaha jadul banget, nggak, sih, Friendster?

Kala itu, meski sudah ramai, namun kehadiran media sosial memang belum canggih seperti sekarang yang bisa bikin para netizen bisa menyelam lebih dalam lagi. Bahkan hingga tenggelam. Dari sekian banyak media sosial yang ada saat itu, saya hanya hanya aktif di Friendster. Ya meski teman-teman saya di sana adalah teman-teman dari kehidupan nyata juga.

Seiring berjalannya waktu, perlahan tapi pasti, kehidupan di Friendster mulai ditinggalkan ketika media sosial Facebook muncul ke permukaan. Bermodal penasaran, saya pun ikut membuat akun Facebook dan berhijrah ke sana. Mungkin, kamu juga salah satunya.

Serupa dengan media sosial Friendster, Facebook membuat penggunanya terkoneksi dengan banyak orang dari seluruh belahan dunia untuk lebih dekat. Saya masih ingat betul,fitur update status yang dibuat Facebook membuat penggunanya jadi sering banget memperbarui status dengan current feeling. Termasuk saya hahaha.  

"Laper banget. Tapi nggak ada makanan. Soalnya mama pergi ke rumah Bu RT."

"Apaan sih lo nyebelin banget jadi cowok. Belom pernah keselek bakiak masjid, ya?"

"Tw ach. Bosend!"

Duh, kalau ingat zaman-zaman itu berasa alay banget, ya? Apalagi setelah ada fitur Facebook bernama On This Day. Rasa-rasanya ingin menenggelamkan muka entah ke mana hahaha. Eits, tapi setelah saya pikir-pikir lagi, zaman sekarang lebih alay, sih. Bagaimana nggak, banyak banget konten-konten nggak berdasar dan bertanggung jawab yang beredar di beranda Facebook saya. Dan mungkin kamu juga.

Dari sekian tahun perjalanan saya di media sosial, para pengguna Facebook dan media sosial lainnya telah mengalami pergeseran. Netizen kini lebih mudah termakan berita-berita palsu alias hoax yang membuat kehidupan jadi makin runyam.

Mereka menelan mentah-mentah setiap informasi yang diterima tanpa memastikan kebenarannya. Share, share, dan share, begitu moto hidup para netizen zaman sekarang. Gokilnya, berita-berita hoax dan pendapat-pendapat tak berdasar juga kelewat kasar telah memakan korban, baik orang lain ataupun boomerang bagi diri sendiri. 

Saya tak perlu menyebut siapa saja, kan? Kamu pasti sudah tahu berapa banyak orang yang berurusan dengan polisi karena tingkah mereka di media sosial. Dengan adanya orang-orang semacam itu, saya merasa mereka menambah daftar panjang penyebab dunia semakin gila. 

Nggak ada lagi yang bisa menolong mereka selain dirinya sendiri. Pun kita, yang Insya Allah masih waras, harus bisa mempertahankan kewarasan ini dengan baik. Nggak perlu menjauh dari media sosial. Namun, pintar menyaring dan aktif mencari kebenaran adalah yang penting untuk kita lakukan.

Ditambah, sering-seringlah untuk membuat dirimu berbahagia. Entah dengan cara apa asalkan halal caranya. Kalau saya sih punya cara sendiri biar tetap waras, seperti melakukan beberapa hal berikut ini, misalnya.

2 dari 2 halaman

Mendengarkan musik yang bagus.

Tak dimungkiri jika kehadiran musik memberi pengaruh besar pada kehidupan banyak orang di dunia. Bahkan, beberapa orang telah mengalami perubahan hidup hanya dari mendengarkan atau mengidolakan sebuah grup musik. Mulai dari yang positif, hingga negatif seperti Mark David Chapman, penembak John Lennon.

Selain itu, menurut penelitian, musik juga memberi segudang manfaat bagi otak manusia. Bahkan sejak masih dal berbentuk janin di dalam rahim ibu. So, daripada kamu teelalu banyak mengambil berita-berita di media sosial terlalu serius, lebih baik kamu mendengarkan musik yang baik bagi perkembangan jiwamu. Ya minimal yang kamu suka lah ya.

Datang ke sebuah acara musik.

Bagi pecinta musik, seperti saya misalnya, mendengarkan saja tidak cukup. Datang ke sebuah pertunjukan musik live adalah sesuatu yang wajib untuk dilakukan. Menyaksikan musisi favorit membawakan lagu kesukaan bisa memberi suatu dorongan tersendiri untuk lebih positif.

Di lain sisi, kamu juga bisa mengapresiasi musisi yang musiknya kamu dengarkan selama ini. Jadi, ketimbang kamu berlama-lama berkutat di depan latop atau handphone dan menyebar berita-berita yang belum tentu kebenarannya, lebih baik nonton musik. Kalau saya sih begitu.

Nongkrong sama teman-teman.

Hal ke-tiga yang bisa dan biasa saya lakukan untuk tetap waras di saat dunia yang semakin gila ini adalah guyub. Yap, bertemu teman-teman dan bernostalgia tentang banyak hal di masa lalu terkadang lebih penting untuk dilakukan ketimbang memberi asupan otak dengan konten-konten saling singgung tak bertuan di media sosial.

Apalagi bertemu teman-teman lama yang sudah lama banget nggak kamu jumpai. Pasti bakal jadi hal yang sangat menyenangkan bagi kalian berdua. Nostalgia bisa jadi lebih berkesan ketimbang sibuk di depan layar. Yuk, quality time lagi bareng temam'trman lama.

Pacaran

Enough said.

Salam,

Febriyani Frisca

 

Editor kanal Unique