Selamat Menikmati Pacarku, Hai Kamu Perusak Hubungan Orang

fitriandiani diperbarui 21 Apr 2017, 14:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Pernah ada masanya aku jadi cewek yang ketergantungan sama pacar. Bukan dalam hal apa-apa, hanya saja aku merasa harus selalu bersamanya. Sebab waktu-waktu kami terpisah itu rasanya selalu salah. Bukan inginku, seingatku, mantanku ketika itu yang memulainya. Dia yang menebarkan benih-benih racun yang akhirnya membunuh cinta di antara kami. Sakit, memang. Disiksa racun itu penderitaannya tak sesebentar ditikam belati sampai mati. Racun menggerogoti kebahagiaan, menggerogoti perasaan, hingga aku tak percaya lagi cinta itu ada. Sampai suatu hari, dia hadir.

Dia hadir di hidupku, seperti oase di tengah kering kerontangnya hatiku karena racun itu. Dia hadir di hidupku seperti nyala kembang api di kelamnya langit malam. Dia kembali menunjukkanku apa itu bahagia, dan yang lebih penting lagi, dia menunjukkan bagaimana aku layak dicinta. Sama sekali berbeda dengan yang terdahulu, tak heran kalau dia kuizinkan masuk mengisi hatiku. Menggantikan segala perih dengan bibit bibit cinta yang baru.

Karenanya aku kembali percaya cinta. Di mataku dia sempurna. Dia selalu bisa membuatku merasa istimewa. Dia selalu berusaha membuat hari-hariku ceria meski saat aku tak menginginkannya. Dia memiliki semua kriteria yang semua cewek di dunia ini ingini dari pacarnya. Percayalah, dia sesempurna itu.

Dia sesempurna itu sebelum akhirnya kamu datang di hidup kami. Dengan semena-menanya, kamu yang sudah ia tempatkan di kotak kenangan berisi tumpukan masa lalu, datang dan mengambil peran di tengah kebahagiaan kami. Merebutnya dariku..

"Sayangku, kenapa kamu tak bersabar menunggu? Aku hanya butuh waktu untuk lebih meyakinkan diriku bahwa kita akan benar-benar bahagia jika hidup bersama dalam sebuah rumah tangga. Bukan maksudku membuang waktumu, aku hanya perlu kamu bersabar menunggu."

Andai aku punya kekuatan untuk bertemu lagi denganmu, sayangku, mungkin aku akan menanyakan itu. Sayangnya, aku tidak punya, juga tidak ingin ada di hadapanmu lagi untuk mempertanyakan semuanya.

Untuk cewek yang merusak hubunganku dan mengambil tempatku di sisi dia, aku hanya punya beberapa pesan..

Pesan Untuk Kamu yang Merebut Pacarku

Terima kasih sudah merebut pacarku, bagiku kamu adalah bukti mengapa aku belum sebegitu yakin padanya selama ini, meski semua kebahagiaan itu benar-benar seperti memelukku sepanjang waktu bersamanya. Terima kasih sudah merebutnya dari aku. Aku tak perlu pembuktian apakah jika aku mengikhlaskannya bersamamu, dia aka kembali jadi milikku atau tidak. Kalian pergi saja, aku enggan menginginkannya lagi.

Hati-hati, hubungan yang baik seharusnya tak dimulai dengan cara yang tidak baik. Kalian mengharapkan bahagia seperti apa jika untuk mencapainya, kalian menginjak-injak aku bak batu loncatan? Bukan maksudku mendoakan kalian takkan berbahagia. Silahkan saja usahakan berdua kebahagiaan itu, lihat sejauh mana karma berbaik hati pada kalian. Semoga kalian diberi kekuatan untuk menghadapi ujian kehidupan yang setimpal dengan sakit hatiku.

Siap-siap berkorban lebih banyak untuk membayar tiap air mataku yang jatuh karena pengkhianatan kalian. Kamu tahu? Mempertahankan itu akan selalu lebih sulit dari merebut. Dulu, mudah sekali dia merebutku dari mantanku. Lalu kini aku kewalahan mempertahankannya ketika kamu datang, dan akhirnya aku kalah. Kalau ini karma bagiku, maka kelak akan ada karma juga bagimu. Semoga kamu tabah.

Selamat menikmati pacarku, wahai kamu yang merusak hubunganku. Aku tak mendoakan kalian berbahagia, semoga kalian kuat bertahan saja.