Fimela.com, Jakarta Memperindah diri sendiri itu memang wajar, girls. Mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sebagian cewek sangat suka merias wajah, rambut, atau bermain-main dengan pakaian yang trendy. Selain itu, juga ada cewek-cewek yang sangat suka menghias dan memoles kuku dengan kuteks. Memang, sih, cantik, tapi kamu pasti sering mendengar kalau kuteks tak baik untuk kesehatan kukumu. Soalnya, kuteks bisa menutup pori-pori jari.
Kamu yang suka banget pakai kuteks berusaha untuk mengistirahatkan kukumu. Salah satunya dengan rajin-rajin minum air putih agar terdehidrasi, juga dengan perawatan di salon. Selain itu, kamu juga memberikan waktu satu minggu tanpa kuteks. Tapi, sayangnya girls, cara ini nggak cukup untuk melindungi kukumu dari kerusakan akibat bahan-bahan yang terkandung pada kuteks dan juga pembersihnya.
Bright Side menulis, ada begitu banyak zat kimia yang berbahaya di dalam kuteks. Tapi, di antara semuanya, ada tiga zat kimia yang paling berbahaya. Pertama, Toluene yaitu zat pelarut yang membuat kukumu halus. Namun, zat beracun ini bisa memengaruhi sistem saraf pusat dan menyebabkan gangguan reproduksi. Nah, bahaya banget, kan, girls?
Selain Toluene, juga ada Formaldehyde, yaitu gas tanpa warna yang membantu membuat kuteksmu tahan lama. Kalau kamu punya alergi tertentu terhadap bahan ini, kamu mungkin akan terkena dermatitis dan mungkin juga kulit terbakar karena zat kimia ini. Formaldehyde juga mendorong munculnya gangguan ritme tubuh, kejang-kejang, bahkan kanker.
Satu lagi zat yang nggak kalah bahaya, Dibutyl Phthalate, yang membuat kuteksmu wangi. Komponen ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan gangguan pada kelenjar endokrin, serta gangguan ginekologis. Nah, makanya, ketiga bahan kimia yang terkandung pada kuteks inilah yang bikin kamu nggak boleh berlama-lama kamu pakai.
Berdasarkan fakta di atas, sebuah studi yang dilakukan para ahli melakukan penelitian terhadap sebuah kelompok yang terdiri dari 24 cewek. Mereka kemudian disuruh mengenakan kuteks. Enam jam setelah itu, sebagian besar dari tubuh mereka menunjukkan adanya peningkatan jumlah diphenyl phosphate, zat turunan triphenyl phosphate yang dibentuk melalui proses metabolisme tubuh. Kemudian, 10 jam setelahnya, usai melakukan eksperimen ini, tingkat diphenyl phosphate meningkat drastis, hingga 7 kali lipat dari batas normal.
Meskipun kuteks beracun dan tak baik untuk kesehatan, tapi masih saja banyak cewek yang ingin memakainya. Nggak apa-apa sih. Tapi kamu harus pintar-pintar memilih produk kuteks, girls. Cobalah pilih yang nggak mengandung formaldehyde, toluene, dibutyl phthalates, or camphor. Kamu tinggal lihat pada bagian ingredients di kotak atau botol kuteks. Juga, jangan sering-sering pakai cat kuku. Sebaliknya, kamu harus menjaga kelembaban dan kesehatannya.