Tak Cuma Cinta, Nggak Melek Politik Juga Bisa Bikin Galau

Lanny Kusuma diperbarui 20 Apr 2017, 18:40 WIB

Fimela.com, Jakarta Pilkada DKI baru saja usai, di mana masyarakat Jakarta telah menggunakan hak suaranya untuk memilih pemimpin yang baru pada 19 April 2017. Mengingat proses Pilkada tersebut, mungkin kamu merasa lelah dengan berbagai konflik dan isu politik yang terus berkembang hingga membuatmu lelah atas konflik yang terus terjadi.

Berkenaan dengan hal tersebut ternyata ketidaktahuan akan politik disebut menjadi salah satu faktor yang membuat begitu banyak orang merasa sedih, marah bahkan tak terima dengan hasil Pilkada DKI yang berlangsung kemarin. Kalau bahasa anak muda sekarang itu bisa disebut galau, ya kan?

 

Hal senada pun disampaiakn psikolog Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi, yang akrab disapa Bunda Romi. Dalam pernyataannya, Bunda Romi mengatakan, bahwa mereka yang merasa emosi karena pasangan calon (paslon) yang diusungnya dalam Pilkada DKI 2017 bisa disebut tengah galau, iya galau karena politik, bukan karena cinta.

"(Itu) posisi galau. Masyarakat itu nggak tahu tentang politik, makanya si paslon ini biasanya kan membentuk citra. Nah pembentukan citra ini untuk menarik simpati, makanya sampai ada fans fanatik, yang kemudian ibaratnya membela habis-habisan," kata Bunda Romi kepada Bintang.com, Selasa (18/4/2017) malam.

Selain bikin galau, ketidaktahuanmu tentang politik pun akan membuat kamu 'kudet' alias kurang update. Terlebih nggak melek politik, kamu akan mudah terbawa isu yang mungkin bisa memecah belah masyarakat Indonesia bahkan dengan teman-teman sepermainanmu.

Dalam Pilkada DKI 2017 ini misalnya, ngaku deh kalau kamu pernah terlibat perseteruan dengan temanmu kan? Emosi, rasa nggak mau kalah, dan sebagainya campur aduk hingga membuatmu mungkin nggak lagi bisa berpikir jernih. 

 

Berkaitan dengan hal tersebut, Bunda Romi juga mengatakan perlunya pendidikan mental untuk bias berpikir rasional, biar bisa menilai sesuatu dengan baik dan tetap bisa berpikir jernih. 

"Yang mesti didik kepada semua orang adalah berpikir dengan rasional, rasionalnya di pakai, kognitifnya, kemampuan berpikir dan analisanya dipakai. Melihat seseorang itu jangan seperti mengidolakan sesuatu yang luar biasa. Sehingga seperti nggak ada celanya, nggak ada salahnya gitu, kan itu nggak mungkin," jelas Bunda Romi.

Di situasi seperti ini memang agak sulit untuk mempercayai sispa yang benar dan salah. Maka itu, kamu harus melek politik agar tak mudah terbawa provokasi. Selain itu, saat kamu membaca sebuah artikel atau beritaa, jangan langsung dipercaya ya.

Lebih baik kamu cek kebenarannya, karena di era yang serba digital ini semua orang bisa berkata apapun kepada siapapun, meski belum tentu apa yang disampaikannya itu benar. Selain itu tak sedikit pula yang memanfatkan momen tersebut sebagai ajang provokasi dan memecah-belah bangsa ini. Yuk update pengetahuan politikmu!