Fimela.com, Jakarta Lho, memang apa salahnya kalau masih baper sama mantan terus balikan? Ya tak ada salahnya juga, sih. Hanya saja, membangun hubungan jangka panjang yang solid dan harmonis tidak sebercanda itu. Tidak dengan putus saat menghadapi masalah karena tak ada yang mau mengalah, tidak juga dengan balikan saat emosi mereda padahal masalah sebelumnya belum terselesaikan.
Sebagai dua orang yang dewasa, semestinya kamu dan dia sama-sama belajar bagaimana cara menyikapi setiap masalah dengan bijaksana. Bukan dengan menghindari dan kembali seakan semua tak pernah terjadi.
Sebagai sepasang orang dewasa juga harusnya kamu dan dia memahami apa itu komitmen. Bukan hanya ketika bersama, tapi juga ketika sudah memutuskan untuk berpisah. Sebab secara tidak langsung, memegang teguh komitmen juga merupakan cara untuk menghargai dirimu, dirinya, dan hubungan kalian baik sebagai pacar atau sebagai mantan.
Memang tak mudah untuk melepasnya pergi dari hidupmu. Butuh waktu untuk berproses, butuh air mata, dan butuh kesedihan yang mengurung untuk beberapa lama. Mungkin juga kamu dan/atau dia masih 'terikat' atau malah 'mengikatkan diri', misal; dengan membiarkan komunikasi terus terjalin. Padahal, itu tak baik untuk dilakukan saat kalian habis putus karena bisa kebablasan baper! Berikut alasannya:
Kenapa Kebablasan Baper sama Mantan Bisa Membahayakan?
1. Kalau baper kebablasan, nanti jadi merasa masih saling sayang dan peduli. Mungkin itu benar, tapi mungkin juga itu tak sepenuhnya benar. Di samping rasa sayang dan peduli yang memang tak hilang begitu saja setelah hubungan berakhir, masih berkomunikasi seperti saat pacaran itu biasanya hanya faktor kebiasaan. Biasa ada, masa tahu-tahu hilang? Tapi seringkali, maksud hati mau menghilangkan perlahan ujung-ujungnya malah tak bisa hilang dan berimbas ke hal-hal lainnya.
2. Nanti jadi memelihara pikiran bahwa kamu tak bisa lepas dari dia. Masih terus berkomunikasi sama mantan pasca putus--meski putusnya baru sebentar--lama kelamaan akan membuatmu merasa dan berpikir bahwa kamu dan dia tak bisa terpisahkan. Dalam jangka panjang, kamu akan sulit untuk realistis melihat keadaan.
3. Nanti bikin kamu dan dia mengabaikan fakta bahwa masalah kemarin belum selesai. Saat menyadari bahwa hubungan kalian sudah berakhir, kamu akan cenderung mencari cara untuk menjaga dia tetap dekat, salah satunya dengan mempertahankan komunikasi itu. Tapi tanpa kamu sadari, keinginan untuk "menjaga" dia tetap dekat itu membuatmu cenderung mengabaikan masalah terdahulu yang sebenarnya belum selesai, hanya karena kamu ingin dia tetap ada. Apakah menurutmu itu sehat?
4. Nanti kamu dan dia jadi tidak belajar dari kesalahan. Putus saat menghadapi masalah yang tak menemukan jalan keluar karena keegoisan masing-masing, lalu balikan karena kangen meski masalahnya belum terselesaikan. Lalu nanti masalahnya terulang, dan cara penyelesaiannya pun terulang. Begitu seterusnya. Apa namanya kalau bukan 'tidak belajar dari kesalahan'?
5. Nanti malah jadi mengurung diri di lingkup hubungan percintaan yang tidak sehat. Membiarkan dirimu berada di lingkup hubungan yang tak sehat itu akan membuatmu lalai melihat yang lebih baik di luar sana. Kamu bisa kehilangan kepercayaan dirimu, kehilangan keyakinan bahwa di luar sana ada yang menunggu kamu untuk menjadi pasangan terbaik untuknya dan sebaliknya. Cara terbaik untuk menyelesaikan masalah, dimulai dengan menghadapinya, lalu bersama-sama cari solusi. Bukan menghindari lalu nanti kembali lagi.
Sekarang sudah paham kan, girls, kenapa kebablasan baper sama mantan tidak baik bagi kesehatan?