Fimela.com, Jakarta Siapa bilang solo travel itu hanya milik para cowok? Perlahan namun pasti, perjalanan jenis ini juga mulai dilirik cewek-cewek berjiwa petualang. Entah berbekal rasa ingin tahu yang begitu tinggi atau sekedar menuntaskan penasaran, nyatanya solo travel kian menarik untuk dilakukan dari hari ke hari.
Persiapannya mungkin akan sedikit berbeda dari biasa kamu melakoni perjalanan dengan keluarga, teman atau kekasih. Namun terdapat satu faktor yang tetap dipertimbangkan secara matang, yakni keamanan. Ya, poin ini masih dan semestinya tetap jadi perhatian utama ke manapun tujuan traveling, serta jenis perjalanan apapun yang ditempuh.
Bila dalam perjalanan selanjutnya kamu hendak melakoni solo travel, baik untuk kali pertama atau ke sekian, pertimbangkan lah nama-nama ini untuk tak jadi destinasi. Soal pesona memang tak ada orang yang mau berdebat panjang, namun jangan juga sampai mengabaikan faktor keamanan. Berikut sejumlah negara dengan kategori nggak aman untuk cewek yang mau solo travel, menurut Travelandleisure.com.
Mesir. Menyesatkan diri di jalan-jalan pasar yang timbulkan nuansa negeri 1001 malam, serta terkagum-kagum akan megah piramida memang terdengar seperti gagasan bagus untuk melakoni traveling. Namun di antara sejuta pesona yang ditawarkan, Mesir pun menebar teror di kadar yang hampir sama.
Negara yang masuk dalam kategori Timur Tengah ini sering jadi sasaran teror dan punya tensi politik mendidih. Belum lagi berbicara soal kasus pelecehan yang kerap didapati. Kalaupun kamu ingin tetap solo travel, ikut saja tur yang biasanya diadakan perusahaan-perusahaan perjalanan.
What's On Fimela
powered by
Gender dan Konflik Tak Berkesudahan
Papua Nugini. Curiga dan tuduhan jadi atmosfer yang kerap menyelimuti perjalanan di Papua Nugini, terutama di wilayah-wilayah perbatasan. Dengan lebih dari 836 bahasa lokal, tempat ini dikatakan sebagai kawasan di mana tantangan jadi sensasi konstan yang ditawarkan bagi pendatang.
Meski demikian, lanskap Papua Nugini memang sayang, sangat sayang, dilewatkan. Entah itu kamu definisikan dengan mendaki Gunung Wilhelm, scuba diving di Tufi atau menghabiskan waktu dengan berselancar di Milne Bay. Memakai jasa pemandu lokal bisa jadi cara agar kamu tetap bisa solo travel di Papua Nugini.
Iran. Digadang sebagai salah satu destinasi memukau tahun ini, Iran menggoda dengan sejuta cara. Wajar bila hasilnya berujung pada keinginan untuk singgah. Terselip di antara euforia, negara yang sempat telibat konflik dengan Amerika Serikat ini juga belum bisa dikategorikan aman bagi woman solo traveler.
Isu perbedan gender dan bagaimana kodrat cewek di negara tersebut jadi jawaban dari banyak mengapa yang terlontar. Tapi bila kamu cukup yakin untuk singgah, pastikan menyesuaikan pakaian (tak mesti persis) dengan cara kaum hawa di sana berbusana.
Keadaan Politik yang Tak Memungkinkan
Turki. Sudah menerapkan visa on arrival, sayang bukan bila tak menyambangi negara yang wilayahnya berada di dua benua tersebut? Ya ya, Turki memang terlalu memukau untuk dilewatkan begitu saja, namun kamu juga tak boleh menutup mata akan sejumlah konflik yang sempat terjadi.
Selain teror bom, Turki pun sarat akan suasana politik yang cukup panas. Ambisi untuk melengserkan penguasa sempat membuat sejumlah wilayah, terutama Istanbul, berubah jadi begitu kaos. Jika akhirnya kamu singgah, hindari wilayah di tenggara Turki.
Haiti. Menawarkan sejumlah kemudahan, termasuk sensasi isolasi nan menenangkan, menerima pembayaran dengan dolar Amerika Serikat dan banyak penduduk lokal yang fasih berbahasa Inggris, kamu tetap harus waspada bila membidik Haiti sebagai destinasi solo travel.
Pasalnya, respons akan keadaan darurat di sini masih begitu buruk. Belum lagi berbicara soal sejarah kejahatan yang terjadi, bahkan sesaat setelah tiba di bandara setempat. Tetap ingin singgah? Maka dengan terus memerhatikan berita lokal dan memastikan keadaan dalam berbagai aspek sedang tenang, tempat ini bisa saja jadi destinasi solo travel yang ideal.