Girls, Ini 5 Alasan untuk Solo Travel Minimal Sekali Seumur Hidup

Asnida Riani diperbarui 10 Apr 2017, 08:40 WIB

Fimela.com, Jakarta Belum jadi satu hal biasa, terlebih bagi pelancong cewek asal Indonesia, bukan berarti solo travel tak menarik untuk dilakukan. Perjalanan jenis ini, sebagaimana dimuat banyak tulisan traveling, malah digadang-gadang sebagai cara melakoni perjalanan paling seru di 2017. Apa sih menariknya?

Sebagian orang, mungkin termasuk kamu, sekiranya akan bertanya-tanya kelebihan dari solo travel, mengingat risiko yang ditempuh cukup menantang. Tak tertampik, pelesiran sendiri di wilayah asing memang hampir pasti berisikan 'awas' dan 'jangan'. Seolah terlalu banyak bahaya yang hendak diterjang dalam beberapa hari atau minggu perjalanan.

Namun bila bersedia memutar sedikit sudut pandang, solo travel merupakan cara terbaik untuk memperoleh tantangan, di mana dalam beberapa keadaan akan kamu dapati berbagai perihal kompleks sekaligus. Meyakinkan diri, jadi ini girls sejumlah alasan untuk melakoni solo travel minimal sekali seumur hidup. Coba pertimbangkan dulu, jangan sampai kamu menyesal.

Me time. Dari kebanyakan alasan, melakoni solo travel untuk mendapatkan waktu dengan diri sendiri tentu jadi satu yang cukup menggoda. Kamu mungkin tak sadar, keseharian yang menuntut untuk cepat dan cermat membuatmu lelah, sehingga tak sempat berdialog dengan diri sendiri.

Terdengar sepele memang, namun bagaimana bisa menjalani berbagai macam hal jika komunikasi dengan diri sendiri saja sebegitu buruk? Memulihkan, pelesiran sendiri bisa jadi cara untuk berpikir, merenung dan membawa pulang apa-apa yang didapatkan selama traveling.

2 dari 3 halaman

Pentingnya Komunikasi dan Menanggalkan Hidup Nyaman

Keluar dari zona aman dan nyaman. Jangan memanjakan diri dengan fasilitas (terlalu) mencukupi. Karena sudah begitu hapal dengan pola hidup yang dijalani sehari-hari, bukan tak mungkin skill pribadimu memudar seiring waktu berjalan. Basal ganglia sepenuhnya mengambil alih tentu tak jadi cara menjalani guliran detik yang kamu inginkan.

Sesekali, kamu harus meninggalkan semua struktur rapi itu untuk sebuah atau lebih perjalanan. Ingin dirasa dengan begitu maksimal, maka solo travel adalah alternatif terbaik. Bagaimana tidak, berbagai kesukaran dan kesenangan di dalamnya bisa kamu sesap sendiri. Berharap nantinya melahirkan pribadi yang lebih baik.

Belajar berkomunikasi. Jika kamu adalah orang yang pasif berkomunikasi di keseharian, maka solo travel merupakan treatment tepat. Mengapa? Bila masih ada teman perjalanan, ia bisa saja berperan dalam semua perihal komunikasi. Namun bila sendiri, mau-tak mau suka-tak suka, kamu harus belajar membangun komunikasi dengan orang sekitar.

Tak ada yang mengatakan mudah, tapi juga nyatanya tak terlalu sulit untuk dilakukan. Mungkin akan sangat canggung di awal, namun setelah lagi dan lagi mencoba, bukan mustahil kamu akan menemukan pola komunikasi yang tepat dengan sejumlah pribadi berbeda.

3 dari 3 halaman

Kembali Gaungkan Budaya Mendengarkan

Sesuai kemauan. Berkedok sepakat dengan teman perjalanan, kamu mungkin jadi melakukan hal yang itu-itu saja. Namun saat solo travel, tak ada lagi ungkapan macam itu. Kamu, ya kamu, adalah satu-satunya 'bos' dalam perjalanan ini.

Kamu bisa menjajal apa yang sebelumnya belum pernah dijajal, kursus membuat parfum di Perancis misalnya. Deretan agenda perjalanan akan sangat sesuai dengan maumu. Tak ada diskusi panjang dengan travelmate mengenai banyak hal. Tahu kemampuan diri jadi kunci di poin ini.

Mendengarkan. Ya kamu tak salah baca. Solo travel merupakan waktu di mana kamu bisa mendengar banyak-banyak. Beberapa orang mungkin akan meremehkan atau malah menganggapnya tak penting sama sekali, namun kemampuan mendengar sudah sangat langka belakangan.

Kamu mungkin sudah sering lihat betapa orang beradu mulut untuk menyampaikan gagasan yang menurut pandangannya begitu brilian. Seiring melambungnya angka orang semacam itu, semakin sedikit mereka yang bersedia mendengar, karenanya ambyar lah sifat arif. Mengembalikan, mari lakoni solo travel untuk kembali menghidupkan budaya mendengar!