Fimela.com, Jakarta Pada dasarnya setiap manusia sudah diwariskan mempunyai jiwa sosial, sehingga mau tidak mau antara manusia yang satu dengan lainnya saling bergantung. Kerap kali kita dihadapkan dengan masalah yang pada akhirnya mengharuskan kita untuk meminta bantuan dari orang yang dekat dengan kita, begitupun juga sebaliknya.
Hal tersebut akhirnya menimbulkan hubungan timbal balik. Namun sayangnya terkadang hubungan timbal balik ini tiba-tiba harus berakhir lantaran ada sifat egois. Egois sendiri berasal dari kata ego, sedangkan dalam bahasa Yunani, ego bearti aku. Jadi egois adalah sifat yang mementingkan dirinya sendiri.
Memang pada dasarnya sifat egois ini sudah ada dalam diri kita sejak masih balita. Bahkan setiap manusia pasti memiliki sifat ini. Dan belakangan ini, orang mudah sekali mengucapkan kata-kata yang meresahkan orang lain.
Ada pula orang yang merasa lebih kuat dari yang lain karena memiliki keunggulan fisik. Keakuan membuat seseorang selalu ingin diakui sebagai orang yang TER (Terkuat, terpandai, dan ter ter lainnya).
Beberapa waktu lalu, saya melihat film karya Mel Gibson yang berjudul Hacksaw Ridge. Film ini menceritakan tentang drama perang yang digarap berdasarkan kisah veteran paramedik Amerika semasa perang dunia kedua, Desmond T. Doss pada pertempuran Okinawa, Jepang.
Film ini bukanlah film perang biasa, film ini sarat dengan pesan moral. Panggilan jiwanya untuk menolong sesama membuat Desmond Doss memutuskan untuk tinggal di atas bukit meski sebenarnya ia memiliki kesempatan untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
What's On Fimela
powered by
Pesan Moral
Saat masih kecil, Desmond Doss kerap kali melihat ayahnya melampiaskan amarah pada ibunya. Desmond kecil pun bertanya pada ibunya, mengapa sang ayah begitu membenci mereka.
Walaupun kerap diperlakukan kasar, namun sang ibu menjawab pertanyaan itu dengan bijak, 'Dia nggak benci dengan kita, ia hanya benci dengan dirinya sendiri.' Di sini saya kagum dengan sikap sang ibu yang tak ingin menanamkan bibit kebencian di dalam diri anak terhadap ayah mereka yang mempunyai sifat pemarah dan kasar.
Sikap tersebut pun dipraktekan Desmond Doss saat ia dewasa. Saat di barak, Desmond dipukuli oleh rekan-rekannya hingga babak belur. Akan tetapi ia tidak sedikit pun membenci atau berniat untuk balas dendam.
Dan yang membuat saya kagum adalah saat Desmond Doss menolong tentara Jepang. Ia sama sekali tak pandang bulu saat menolong orang. Yang ia inginkan adalah hidupnya berguna untuk orang lain.
Memang banyak sekali pelajaran yang diambil dari orang seperti Desmond Doss. Untuk ukuran tentara, perawakan Desmond termasuk kecil. Akan tetapi keberaniannya melebihi ukuran tubuhnya dan tindakannya lebih keras dari kata-kata yang ia ucapkan.