Menikah Butuh Komitmen, Jangan Percaya 5 Mitos Menyesatkan Ini

Floria Zulvi diperbarui 07 Apr 2017, 12:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Menikah butuh komitmen besar dalam menjalaninya. Jika kamu berpikir bahwa menikah adalah sebuah akhir dan bisa mendapatkan kisah yang happily ever after, sebaiknya kamu mengubah mindset tersebut sedari sekarang.

Terlebih banyak yang memutuskan untuk menjalani komitmen seumur hidup itu karena terlalu sering ditanya 'kapan nikah?' saat menghadiri kondangan. Menghadapi pertanyaan itu memang nggak enak, tapi situasi tersebut jangan sampai dijadikan alasan untuk menikah.

Menikahlah karena siap, bukan karena disindir kapan menyusul. Sebab, menjalani hubungan tersebut butuh komitmen yang sangat tinggi. Jangan sampai salah paham, ini 5 mitos pernikahan yang tidak boleh kamu percaya!

Akhir yang bahagia. Seperti yang sudah ditulis sebelumnya, pernikahan bukanlah akhir melainkan sebuah awal dari fase kehidupan. Di sini kamu akan dituntut untuk meredam segala keegoisan untuk kebahagiaanmu dan pasangan.

Jika kamu merasa masih belum siap berbagi, belajarlah terlebih dahulu. Karena, siapa sih yang nggak mau menjadikan pernikahan itu momen sekali seumur hidup? Jadi, jangan sampai menikah karena terburu-buru, ya!

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Belajar untuk Berkompromi dengan Calon Suami

Cinta itu berarti tak pernah berkata maaf. Mitos di atas sama sekali salah. Dalam sebuah pernikahan tentu saja akan ada banyak sekali perdebatan yang terjadi. Tentu hal itu wajar terjadi karena pernikahan seperti menyatukan dua kepala.

Terkadang, kamu mungkin masih melakukan perdebatan pada diri sendiri mengenai hal-hal yang benar dan salah. Membuat dua kepala menjadi satu tentu dibutuhkan banyak kompromi bahkan pedebatan. Jadi kata maaf adalah hal sakral yang perlu diucapkan.

Utamakan anak-anak. Tentu saja anak adalah priorias, namun kamu juga harus memikirkan hubunganmu dengan suami. Jangan sampai kesibukan mengurus anak membuat kalian menjadi tidak lagi harmonis.

Ketika kamu memutuskan untuk menikah dan punya anak, ada baiknya jika kamu sudah merencanakan dua hal tersebut ada perjanjian yang harus kalian lakukan. Misalnya, tetap melakukan makan malam romantis setiap minggu. Jangan sampai hubunganmu dengan si dia merenggang.

3 dari 3 halaman

Selalu Berdua Juga Bukan Hal yang Baik

Selalu berdua. Menikah bukan berarti kalian harus selalu melakukan apapun berdua. Ingatlah kamu juga harus miliki waktu untuk dirimu sendiri. Selalu bersama juga bisa menimbulkan masalah.

Tak hanya itu, kamu pun masih perlu untuk bergaul bersama dengan teman-teman. Aktivitas tersebut bisa menjadi semacam refreshing dari kegiatan monoton rumah tangga. Jadi, jangan selalu menghabiskan berdua dengan si dia saja.

Tidak boleh tidur dalam keadaan marah. Banyak yang bilang, jika ada masalah sebaiknya diselesaikan sebelum tidur. Namun hal tersebut sebenarnya tidak selalu benar. Ada hal lain yang bisa dilakukan, lho.

Mengistirahatkan pikiran dengan cara tidur dan kemudian menyelesaikan masalahmu keesokan hari mungkin akan jadi cara yang baik. Jadikanlah tidur sebagai aktivitas peredam amarah. Mungkin kamu akan bangun dengan mood yang lebih baik keesokan harinya.

Jadi, sebelum memutuskan untuk menikah sebaiknya kamu memahami dulu apa yang harus dan tidak boleh dilakukan dalam hubungan tersebut. Tak hanya itu, jangan lupa mengatur kesiapan diri sendiri. Pernikahan yang bahagia tentu dambaan semua orang, bukan?