Fimela.com, Jakarta Siapa yang tak suka cokelat? Bentuknya yang kecil dan praktis dibawa, membuat cokelat sering jadi camilan yang mudah dibawa kemana-mana. Tak hanya rasanya yang enak, kita mungkin sering mendengar tentang manfaat cokelat buat kesehatan. Bahkan ada kemungkinan dokter akan memberikan resep kepada pasien berupa cokelat yang harus dikonsumsi seperti layaknya obat.
Menurut sebuah penelitian terbaru yang dirilis dari MedicalNewsToday, baru-baru ini, jawabannya sangat mungkin. Penelitian yang dilakukan oleh Prof. Saverio Stranges, seorang dosen di University of Warwick Medical School, Inggris, menerbitkan penelitian terbarunya ini di British Journal of Nutrition.
Seperti diansir dari liputan6.com, ia mengungkapkan ada kaitan antara konsumsi cokelat dalam jumlah tertentu setiap harinya dengan berkurangnya risiko terkena diabetes dan serangan jantung. Padahal selama ini cokelat juga sering disebut-sebut termasuk makanan tinggi lemak dan gula. Bahkan makanan ini dituding bisa menyebabkan kerusakan gigi dan obesitas.
Namun studi yang dilakukan oleh Profesor Saverio dan timnya membenarkan pendapat bahwa cokelat justru bermanfaat bagi kesehatan, terutama untuk jenis cokelat hitam atau dark chocolate. Itu karena cokelat hitam punya kandungan biji kakao yang tinggi, yang berarti memiliki kandungan antioksidan, yakni flavanol, molekul yang bisa mencegah kerusakan sel.
Prof. Saverio dan timnya menganalisis 1153 responden yang berusia antara 18-69, yang diminta untuk mengonsumsi cokelat. Peneliti menemukan, responden yang mengonsumsi cokelat rata-rata 24,8 gram sehari, ditemukan resistansi insulin dan level enzim hatinya lebih baik.
Semakin banyak cokelat yang dikonsumsi, efeknya menjadi lebih kuat. Efek cokelat tidak seperti mengonsumsi teh dan kopi, yang bisa memacu risiko penyakit cardiometabolic (sindroma gangguan metabolisme), yaitu kecenderungan seseorang untuk mengalami serangan jantung, stroke, dan diabetes.
Responden yang mengonsumsi cokelat secara fisik lebih aktif dan lebih awet muda. Walaupun begitu, menurut Prof. Saverio, konsumsi cokelat juga harus diimbangi dengan aktivitas fisik, diet, dan faktor gaya hidup lain yang mungkin bisa mempengaruhi bertambahnya berat badan.