Editor Says, Sudah 10 Tahun Tiada Chrisye Ternyata Masih Hidup

Henry Hens diperbarui 06 Apr 2017, 15:42 WIB

Fimela.com, Jakarta Kalau ditanya siapa penyanyi favorit saya, daftarnya cukup banyak. Tapi yang pasti satu nama ini pasti masuk dalam daftar yaitu Chrisye. Harus diakui suara Chrisye yang merdu dan khas memang disukai banyak orang, bahkan kata Titiek Puspa suaranya selembut sutra. Tentunya tak hanya saya, banyak orang yang masih menyukai Chrisye meski pria berpenampilan kalem ini sudah tiada sepuluh tahun lalu.

Yup, penyanyi bernama lengkap Chrismansyah Rahadi ini meninggal dunia pada 30 Maret 2007 lalu. Meski begitu masih banyak para penggemarnya, termasuk saya, masih mendengarkan dan menikmati lagu-lagu Chrisye baik di CD, Youtube dan media musik lainnya. Salah satunya adalah Ferry Mursyidan Baldan. Ia termasuk fans militan dan loyal.

Ferry terus membuktikan kecintaannya terhadap almarhum, tidak pernah berkurang, justru semakin mengakar kuat. Di setiap tanggal kelahiran maupun kepergian Chrisye, Ferry selalu meluangkan waktu berziarah ke makam almarhum. Biasanya setelah itu, ia akan mengajak sejumlah teman untuk minum kopi sambil mendengarkan dan menyanyikan lagu lagu almarhum.

“Kegiatan seperti ini sebagai ekspresi kami dalam menyalurkan kangen pada Chrisye,” ujar Ferry. Kegiatan itu pun berujung pada lahirnya Komunitas Kangen Chrisye atau #K2C. Bersama #K2C, Ferry menerbitkan sebuah buku bertajuk Chrisye Kesan di Mata Media dan Fans.

Buku yang dirilis bertepatan dengan peringatan lima tahun wafatnya Chrisye (30 Maret 2012) tersebut bukan biografi, tapi kumpulan catatan perjalanan Chrisye yang dikutip dari berbagai media cetak;. Isinya menegaskan tonggak keberhasilan Chrisye sebagai musisi besar.

Dan pada peringatan 10 tahun wafatnya sang Idola, Ferry meluncurkan buku baru berjudul 10 Tahun Setelah Chrisye Pergi; Ekspresi Kangen Penggemar, Buku ini memperlihatkan betapa kuatnya nama Chrisye dalam jagat musik Indonesia. Walaupun sudah lama wafat, lagu-lagu Chrisye tetap laris didaur ulang, bahkan sebuah film atas namanya segera dirilis di tahun ini.

Isi buku 10 Tahun Setelah Chrisye Pergi; Ekspresi Kangen Penggemar, ini terhitung unik dan sangat personal dari seorang penggemar. Ferry mengumpulkan catatan yang terserak di berbagai media tentang Chrisye sepanjang 10 tahun setelah ia wafat, kemudian menjadikannya bagian dari isi buku.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Sekeluarga Nonton Konser Chrisye

Ferry mengaku, apa yang dilakukannya selama ini bukan untuk mengkultuskan seorang Chrisye. “Kami hanya merasa 'tidak rela' kalau Chrisye hilang begitu saja ditelan perjalanan waktu. Menurut kami, bangsa ini perlu menghargai dan menghormati seorang musisi, meski dia sudah tidak ada lagi bersama kita,“ tuturnya.

Rasa kangen pada Chrisye, menurut Ferry diekspresikan dengan berbagai cara, dengan semampu yang bisa dilakukan itu, adalah sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan pada Chrisye. Ia adalah seorang penyanyi dan musisi yang setia dengan profesi yang dijalaninya. Kesetiaan pada profesi itu pula yang menjadikan Chrisye sebagai sosok menarik dan inspiratif.

Saat buku “10 Tahun Setelah Chrisye Pergi; Ekspresi Kangen Penggemar” dirilis di Jakarta pada 30 Maret lalu, turut hadir Damayanti Noor, isteri almarhum beserta sahabat-sahabat Chrisye, seperti Yockie Suryoprayogo, Fariz RM dan lain-lain. Meski tidak semilitan Ferry, saya termasuk penggemar setia Chrisye.

Bahkan karya dan suaranya yang sangat unik menghiasi perjalanan hidup saya dari masa sekolah, kuliah, bekerja dan menjadi kepala keluarga. Bukan hanya saya, semua anggota keluarga saya juga menggemari Chrisye. Melalui ibu dan mendiang ayah saya yang dulu mengkoleksi kaset album-album Chrisye, saya jadi menikmati dan ‘kerasukan’ lagu-lagu almarhum.

Yang saya tak pernah lupakan juga, sampul kaset yang selalu terbayang di benak saya adalah album Badai Pasti Berlalu yang menampilkan foto aktris Christine Hakim. Maklum saja kaset tersebut sering diputar di tape mobil maupun di tape deck milik ayah saya.

Dan ternyata album saya sudah sering saya dengarkan sejak kecil itu terpilih sebagai album musik Indonesia terbaik sepanjang masa oleh majalah Rolling Stone Indonesia, beberapa tahun lalu. Kenangan lainnya, saya sekeluarga saya termasuk dalam deretan penonton konser Badai Pasti Berlalu di JCC Senayan tahun 2000. Bagi saya, itu adalah salah satu konser musisi Indonesia terbaik.

Chrisye di puncak kejayaannya, penyanyi terbaik yang didukung musisi dan seniman terbaik seperti Erwin Gutawa, Jay Subiakto, Tohpati, Nicky Astria, Gigi dan masih banyak lagi. Yang mungkin lebih personal, mendiang ayah saya saat terbaring di rumah sakit beberapa kali minta diputarkan lagu-lagu Chrisye. Masih banyak kenangan saya tentang Chrisye, termasuk saat saya beberapa kali mewawancarai beliau.

Dengan santainya sang legenda menyeruput kopi hitam dan menghisap rokok di ruangan kantor saya yang sebenarnya tidak dibolehkan merokok. Rasanya tulisan ini bakal semakin panjang kalau mengenang sosok Chrisye. Manusia mati meninggalkan nama. Nama Chrisye akan selalu saya kenang. Dan ternyata setelah sepuluh tahun kepergiannya, Chrisye masih hidup di hati saya.