Fimela.com, Jakarta Banyak yang bilang bisnis kuliner adalah usaha yang hampir selalu laris dalam kondisi apapun. Itu karena semua orang butuh makan. Tapi tentunya bukan itu saja kiat keberhasilan pasangan suami-istri Wanda dan Winda dalam membangun usaha Steak Hotel by Holycow!.
Nama restoran steak ini memang sudah dikenal luas oleh para penyuka kuliner terutama steak. Meski ada restoran steak yang namanya hampir serupa dan didirikan oleh mantan partner mereka, usaha keduanya tetap sukses dan mempunyai banyak cabang di Jakarta dan di daerah lainnya di Indonesia. Yang namanya kesuksesan pasti butuh pengorbanan dan kerja keras.
Begitu juga dengan Iswanda Mardio (Wanda) dan Wynda Mardio (Wynda). Kuatnya keinginan Wynda Mardio untuk berwirausaha membuatnya rela meninggalkan karir yang sudah dijalani hampir 10 tahun. Meski sempat banyak yang meragukan, semua itu dihadapinya dengan positif dan optimis. Niatan Wynda memang sederhana saja, dia ingin punya banyak waktu dengan anaknya.
Hal itu sulit diperoleh kalau dia tetap bekerja di media televisi yang menyita banyak waktunya. Wynda pun memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan membuka usaha kedai steak bersama suaminya, Wanda. Waktu itu Wanda masih bekerja di sebuah perusahaan advertising terkemuka dan membagi waktu antara karier dengan usaha.
Tanpa disangka, warung kecil-kecilan yang mereka buka ternyata mendapat sambutan bagus dan bisa berkembang pesat. “Tadinya saya memang cuma mau punya waktu lebih banyak bersama anak saya, apalagi orangtua saya juga bingung kenapa anaknya kerja seharian. Saya mau punya waktu waktu mengurus anak tapi tetap punya penghasilan. Akhirnya saya dan suami mutusin buat buka usaha sendiri yaitu warung steak kecil-kecilan,” terang Wynda.
Di tahun 2010 keinginan mereka untuk berwirausaha terwujud. Mereka pun membuka (waktu itu masih warung tenda) Steak Hotel by Holycow! di bilangan Radio Dalam, Jakarta Selatan. Warungnya pun masih menyewa tempat di sebuah toko dan baru setelah toko tersebut tutup. Tantangan demi tantangan berhasil dilaluinya dengan baik.
Dalam waktu sekitar dua tahun, Steak Hotel by Holycow! sudah berkembang dengan pesat dan kemudian punya banyak cabang. Meskipun begitu, tentu tidak semuanya berjalan mudah. Ada masalah dan tantangan yang harus dihadapi. Bagaimana mereka mengatasi masalah yang timbul?
Apa kiat mereka sehingga bisa meraih sukses? Lalu bagaimana Wynda dan Wanda bisa membagi tugas dengan rapi dan tidak berbenturan, termasuk saat di rumah? Simak hasil wawancara kami dengan pasangan suami-istri yang kompak dan saling melengkai ini di kantor pusat mereka di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Tak Ada Sukses Tanpa Kerja Keras
Mereka yang sukses membangun usaha dari bawah ternyata bukan berarti sudah punya banyak pengalaman dalam berbisnis. Pasangan Wanda dan Winda justru sama sekali belum punya pengalaman berbisnis atau sejenisnya saat memutuskan membuka warung steak pada 2010 lalu. Lalu seperti perjuangan mereka sampai bisa sukses?
Bagaimana awal kalian membangun Steak Hotel by Holycow?
Wanda: Kita berangkat dari warung tenda di jalan Radio Dalam, Jakarta Selatan. Tempatnya di depan bengkel kaca film, kita baru buka sore setelah tokonya tutup. Jadi tempatnya masih bongkar pasang. Kita benar-benar mulai dari bawah karena nggak ada pengalaman buka usaha sama sekali. Kita dikasih tempat mungkin karena suka ngeliat anak muda semangat mau buka usaha. Waktu itu pegawainya masih karyawan kita sendiri di rumah seperti supir dan asisten rumah tangga kita.
Apa yang membuat kalian yakin buat buka usaha?
Wanda: Kita yakin dari diri kita sendiri aja. Istri saya kan produser di televisi, dia bisa bikin sesuatu yang belum ada jadi ada. Saya bantuin promosi karena kerja di bidang iklan. Kita waktu itu buka jam dari jam setengah 7 malam dan ternyata dari awal sudah rame.
Wynda: Saya memang sengaja buka usaha biar bisa resign dari kerjaan. Terakhir saya kerja di ANTV. Kebetulan waktu itu saya baru punya anak satu. Dia udah bisa protes karena suka ditinggal. Maklum saya dulu kerja dari pagi sampai tengah malam jadi sedikit waktu buat mengurus anak. Jadi setelah buka usaha saya justru bisa ngurus anak dari pagi sampe siang. Setelah itu mengurus usaha steak. Waktu itu warungnya masih bongkar pasang, Cuma awningnya aja yang permanen
Kenapa memilih steak?
Wanda: Karena kita sama-sama suka steak, dan waktu itu daging wagyu lagi ngetop dan kita bisa jual daging wagyu dengan harga lebih terjangkau. Makanya kita bikin yang sederhana saja, biar bisa banyak orang bisa mencoba daging wagyu.
Kalian tak ada yang berpengalaman usaha, bagaimana caranya menjalankan usaha?
Wynda: Kita memang nggak ada pengalaman usaha, paling karena suka masak aja. Saya paling ada pengalaman budgeting dan bisa diterapkan di usaha kita. Modalnya lumayan, karena ini kan bukan kayak jualan bakso, soalnya buat membeli daging lumayan keluarin biaya. Tapi sebelumnya kita ikutan bazar trus kalo ada acara kumpul, kita nawarin diri buat nyiapin makanannya. Jadi awalnya memang cuma mau buat mengisi waktu aja.
Kesulitan apa saja yang pernah dihadapi dan bagaimana mengatasinya?
Wanda: Wah yang namanya masalah itu sudah epic banget, dari mulai hujan sampe tampias dan banyak tempat duduk yang basah. Tapi ternyata yang dateng banyak. Pas awal buka kita memang cuma ngundang temen-temen aja dan ternyata banyak yang dateng.
Wynda: pada dasarnya kita nggak overexpect jadi kita underexpect aja. Kayak bumbu masih kita bikin sendiri di rumah. Yah memang harus capek, nggak ada yang namanya santai-santai terus bisa sukses, memang kita harus kerja keras. Kita juga maksimalkan promo lewat medsos (media sosial).
Seperti apa strategi promosinya?
Wynda: Jadi lewat twitter kita minta komen jujur sama pelanggan. Kalo ada yang kurang kita minta saran dan akan kita perbaiki. Itu mungkin yang bikin pelanggan senang karena ada yang perhatikan saran mereka. Waktu itu kayaknya belum ada resto yang kayak gitu karena kan maunya keliatan bagus-bagus aja di medsos.
Darimana saja kalian belajar menjalankan usaha?
Wynda: Saya paling berlajar dari browsing sama googling aja. Kita benar-benar otodidak, atau nanya sama temen-temen yang udah punya usaha.
Wanda: Kita belajar sendiri aja, diskusi berdua dan googling juga. Mulai dari cara mewawancara calon karyawan, standar gaji manajer resto, ya hal-hal seperti itulah.
Bagaimana dukungan dari keluarga?
Wynda: Keluarga kita mendukung banget. Ibu saya kebetulan juga pengusaha tapi bukan di bidang kuliner. Mungkin saya ketulah juga karena dulu ngeliat ibu saya kayaknya ribet punya usaha, saya waktu itu bilang mending jadi karyawan aja. Eh ternyata sekarang malah buka usaha juga. Tapi mereka senang karena saya dan suami bisa punya waktu kerja yang normal.
Saling Berbagi Tugas
Apa momen yang jadi titik balik atau awal kesukesan usaha kalian?
Wanda: Yah bisa dibilang udah mulai terasa setelah usaha kita jalan 3 bulan. Usaha kita udah mulai maju dan kebetukan kontrak ruko tempat usaha kita udah mau habis. Nah, kita ditawarin buat ngisi disitu. Tempatnya kecil sih tapi karena harganya cocok dan orangnya baik, kita dikasih waktu buat kontrak setahun dulu. Dan ternyata usaha kita semakin maju sampai kemudian kita bisa buka beberapa cabang.
Setelah usaha mulai sukses, kalian akhirnya total di usaha steak?
Wanda: Kalau saya masih terus kerja dan baru berhenti kerja baru dua tahun yang lalu. Karena pas mulai usaha karir saya juga lagi bagus dan sering dapet penghargaan jadi sayang buat dilepas. Tapi sejak dua tahun lalu saya sudah total mengurus usaha sendiri.
Apa kiat sukses usaha kalian?
Wanda: Saya ingat wejangan dari bapak saya, kalau hidup itu hoki-hokian doang. Makin kita keras kerja lu ya hoki kita bisa makin gede. Makanya kalau dibilang rahasianya apa, ya nggak ada rahasia apa-apa. Ya kita jalanin aja dan nggak usah ngeluh juga. Misalnya kalau mesti belanja barang-barang keperluan buat usaha, kita ajak anak sekalian jalan-jalan, jadi dinikmatin aja, hahaha.
Wynda: Ya ada proses trial and error juga, pernah salah rekrut orang juga. Ya kita kan berproses dari awal, sekarang tinggal bagi waktu aja. Dulu awalnya saya catat manual di buku batik baru kemudian ke komputer. Kita cuma berusaha menyajikan yang terbaik aja, Kita nggak pernah mikirin saingan. Karena kalau kita mikirin yang kayak gitu, wah bakal banyak intrik.
Apa saja usaha kalian selain restoran steak?
Wynda: Kita punya digital agency. Lalu ada restoran steak Mockingbird sama toko cupcakes. Saya juga lagi mengembangkan usaha desain interior. Pada dasarnya kita berdua memang nggak bisa diem aja, hahaha.
Berapa jumlah karyawan sekarang?
Wynda: Karyawan kita dari awalnya cuma lima orang sampe sekarang sudah sekitar 500 orang.
Ada masukan atau saran buat mereka yang mau buka usaha?
Wynda: Yang paling penting harus konsisten dan gigih. Kalau ada masalah cari solusinya jangan bodo amat. Yang namanya masalah pasti akan terus ada, kita perbaiki diri terus saja. Karna saya yakin orang lain pada dasarnya senang sharing, karna kita juga sering sharing biar dapet ilmunya. Jadi jangan sok tau sendiri dan nggak mau nanya, jadi better nanya aja.
Wanda: Melakukan semuanya setelah langkah berikutnya, tapi dengan cepat. Maksudnya bukan buru-buru tapi juga jangan lambat atau jalan di tempat. Tetap langkah demi langkah tapi harus cepat, fast enough.
Bagaimana cara kalian membagi tugas?
Wynda: Kalau urusan kecil-kecil saya ambil sendiri. Tapi kalau urusan gede saya konsultasi sama suami saya. Tapi sekarang kan divisi kita beda, saya lebih ke finance, suami lebih ke marketing atau promo.
Wanda: Kalau saya lebih melihat ke hal yang lebih besar, kalau istri saya lebih ke yang lebih detil atau hal-hal kecil. Karena kalau kita sama-sama ngebahas hal detil, ya kita nggak bakalan jalan bisa debat terus.
Bagaimana dengan di rumah, apa sering terbawa urusan pekerjaan?
Wynda: Saya sudah nggak mau kerja kalau di rumah, tapi kalau suami saya masih buka laptop. Tapi kalo urusan kerjaan saya usahain bahas di kantor aja. Saya kadang bawa anak-anak juga, biar mereka tahu gimana cara orangtuanya cari duit. Terutama anak pertama saya, dia sudah kelas 3 SD, sudah banyak tanya-tanya. Makanya dia suka saya ajak ke kantor kalau pulang sekolah.
Apa rencana ke depannya?
Wanda: Rencana banyak, overall kita pengen lebih pro aja di bisnis F&B (Food & Becevrages). Kita pengin lebih mendalami dan mempelajari bisnis ini terutama dari segi manajemen seperti kualitas servis dan makanan. Karena menariknya bisnis seperti ini, kalau orang sudah suka sama satu tempat, biasanya dia nggak akan pindah ke tempat lain
Keberhasilan yang diraih pasangan Wanda dan Winda sekali lagi membuktikan tak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Masalah dan hambatan pasti akan ada, tapi untuk dihadapi dan diselesaikan. Berkembangnya resto Steak Hotel by Holycow! juga jadi cermin keberhasilan pasangan suami-istri dalam membagi tugas dan membedakan antara urusan rumah tangga dengan bisnis mereka.