Fimela.com, Jakarta Semua hal itu berproses, tak terkecuali hubungan percintaan. Bila kamu sekarang tengah berada di tahap pendekatan (PDKT), maka bawa perasaan a.k.a. baper sebaiknya ditinggal jauh-jauh. Ya ya ya, akan sulit sekiranya untuk berlaku demikian di masa-masa ini. Namun, tak berarti mustahil dilakukan, bukan?
Meski harus berpeluh, setidaknya kamu akan mendapatkan sederet manfaat dari tak baper saat PDKT. Terdengar begitu egois mungkin, namun tindakan ini sebenarnya bisa menyelamatkan kedua belah pihak dari hal-hal yang tak diinginkan. Jadi, mengapa kamu tak boleh baper saat PDKT?
Kurang objektif. Ini kan cinta, masa harus objektif-objektifan segala? Selain mengandalkan perasaan, menjalin hubungan dengan orang lain itu butuh pertimbangan logis, kecuali kamu ingin sayang tanpa memiliki. Kalau sudah baper duluan, maka berbagai sifat atau karakter si dia tak akan terbaca secara gamblang. Pasalnya, memastikan ia orang yang tepat itu tak hanya berdasarkan perasaan, namun juga pertimbangan apakah bisa saling menyesuaikan.
Bikin si dia ilfeel. Biasanya, orang yang sudah baper duluan akan melakukan hal-hal bodoh secara tak sengaja. Bagaimana bisa melakukan kesalahan tak perlu sementara ia tengah menilaimu? Satu-dua kali mungkin dimaklumi, tapi kalau sudah keseringan? Adanya ia malah kabur dan ogah didekati lagi.
Tak jadi diri sendiri. Ini yang paling parah. Karena kamu sedang meraba apa yang ia suka dan tidak, maka bisa saja dalam beberapa kesempatan kamu akan kehilangan diri sendiri. Bukan menyesuaikan, konteksnya berbeda dengan itu. Yang dimaksud di sini adalah kamu sama sekali menanggalkan identitas diri untuk jadi apa yang ia mau, bukan membantunya belajar untuk menyayangi dirimu.
Sekiranya tiga poin besar itulah yang jadi alasan kamu tak boleh baper di masa PDKT. Nikmati saja setiap momennya. Perasaan itu sebenarnya bisa dikendalikan kok. Tergantung seberapa besar keinginan untuk mengarahkannya ke mana. Bila memang pas, kalian akan saling menyayang dengan cara yang paling tepat untuk satu sama lain.