Fimela.com, Jakarta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, hujan es yang mengguyur wilayah Jakarta merupakan fenomena alam dan bisa terjadi kapan saja. "Hujan es merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi," kata Kabag Humas BMKG Hary Djatmiko kepada Liputan6.com, Selasa (28/3).
Hary menjelaskan, kilat atau petir, serta angin kencang berdurasi singkat biasanya lebih dulu terlihat sebelum hujan es terjadi. Fenomena ini, sambung Hary, umumnya terjadi pada musim transisi. "Kejadian hujan lebat atau es disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi atau pancaroba musim, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya," tuturnya.
Berdasarkan laporan Liputan6.com, hujan es diketahui terjadi di Jakarta Selatan pada Selasa (28/3) sore, tepatnya di kawasan Pejaten dan Terogong. Fenomena ini pun singgah di Penggilingan, Jakarta Timur dan Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan hujan es yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta tak menimbulkan kerusakan. "Tidak ada dampak kerusakan akibat hujan es (hail). Kondisi aman dan ini peristiwa alamiah saja," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, seperti dimuat Liputan6.com, Selasa (28/3).
Sutopo menjelaskan, hujan es di Jakarta berasal dari awan Cumulonimbus bersel tunggal berlapis-lapis, di mana ia mengalami pertumbuhan vertikal sampai tinggi 30.000 kaki dan luasan horisontal awan sekitar tiga hingga lima kilometer. Bukan kali pertama, Sutopo mengatakan Jakarta juga pernah mengalami hujan es bertahun silam.