Fimela.com, Jakarta Pasukan Pemelihara Perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), atau United Nation Peacekeeper seharusnya bertugas untuk menciptakan perdamaian di negara-negara bekas konflik. Namun, sebagian mereka yang juga disebut sebagai Topi Baja Biru, sesuai dengan topi dan warna yang mereka kenakan sebagai seragam, justru mencoreng martabat perempuan di Haiti dengan melakukan pemerkosaan.
Kepada AJ Plus, beberapa perempuan menceritakan kisah pilunya masing-masing, saat Pasukan Topi Baja Biru memaksa mereka untuk melayani dengan kekerasan. Melalui video yang AJ Plus sebarkan, kisah pilu ini sampai ke telinga dunia.
Perempuan pertama yang namanya tak disebutkan bercerita, tubuhnya dipaksa, tak peduli meski dia menjerit dan memberontak. "Kamu mungkin bisa melawan, tapi dia mungkin akan membunuhmu." Perempuan bertutup kepala berwarna biru muda itu juga mengaku mereka takut lantaran pasukan yang memaksa mereka membawa senjata api.
Sulit memang, untuk percaya, kalau Pasukan Topi Baja Biru yang selama ini dipercaya menjaga perdamaian dunia ternyata justru mengoyak-koyak martabat dan bahkan kehidupan serta masa depan para perempuan ini. Namun para korban yang sebagian akhirnya memiliki anak, hasil dari pemerkosaan tersebut, yakin betul, para pelaku selalu berseragam biru muda dengan tulisan UN Peacekeeper.
"Ssaya selalu melihat seragam biru. Biru langit. Bukan biru tua, tapi biru muda," aku salah satu korban pemerkosaan kepada media yang sama. Bukan hanya AJ Plus yang telah menguak luka yang memborok ini. Tapi juga Al Jazeera English dengan judul Fault Lines - Haiti By Force.