Fimela.com, Jakarta Bulan Maret adalah bulannya dunia perfilman tanah air. Hari Film Nasional (HFN) jatuh setiap tanggal 30 Maret. Itu adalah hari pertama syuting film Darah dan Doa yang disutradarai Usmar Ismail Award. Syuting ini dianggap sebagai kebangkitan Film Indonesia karena dikerjakan oleh putra bangsa.
Berbagai bentuk perayaan digelar demi mendukung industri perfilman. salah satunya, Film and Art Celebration. FILARTC kembali hadir menyemarakkan Hari Film Nasional tahun ini. FILARTC akan digelar pada 30-31 Maret dan 1 April di Studio Perum Produksi Film Negara (PFN), Jalan Otista, Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Sama seperti perhelatan pertama pada 2015, FILARTC 2017 akan dikemas dalam bentuk karnival. Berbagai kegiatan terkait unsur perfilman dihadirkan pemahaman masyarakat atas perkembangan film nasional. Kegiatan seperti Forum Film, Pemutaran Film, Seni Pertunjukkan (tari, wayang, boneka unyil, musik), pameran (fotografi, sejarah, kostum), bazaar film (food and beverages, promosi film), booth asosiasi perfilman dan make up special effect.
FILARTC 2017 mendapat kehormatan karena dipilih menjadi tuan rumah dari acara puncak Hari Film Nasional 2017. Pemilihan ini sesuai dengan harapan FILARTC agar film Indonesia mendapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat. “Presiden Joko Widodo direncanakan hadir pada perayaan puncak HFN sekaligus membuka FILARTC 2017,“ jelas Direktur FILARTC, Leni Lolang.
Kehadiran Presiden akan menjadi saksi Penandatangan MOU beberapa instansi yang bekerjasama untuk pengembangan perfilman tanah air. Sedangkan bagi masyarakat, FILARTC bertujuan untuk menularkan spirit kepada masyarakat untuk terus mengapresiasi film Indonesia.
Pada perhelatannya yang pertama tahun 2015, FILARTC berhasil menarik 7.000 pengunjung hadir untuk mengikuti dan menikmati berbagai rangkaian acara yang ditampilkan. Kegiatan dengan konsep selebrasi ini ternyata menjadi cara yang efektif untuk memperkenalkan dan mendekatkan film kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Selain dampak positif, FILARTC juga dilakukan sebagai upaya menumbuhkan penghargaan atas kerja-kerja yang telah dilakukan filmmaker pendahulu.
“Merayakan Keberagaman Indonesia” menjadi tema yang diangkat FILARTC tahun ini. Tema ini diangkat untuk menunjukkan bahwa insan perfilman mengakui keberagaman kita sebagai bangsa sejak lama. Bentuk keberagaman akan ditampilkan melalui beberapa karya film dan atraksi selama 3 hari perhelatan FILARTC 2017. “Keberagaman bukan semata bicara soal SARA, tetapi juga pemikiran dan sikap yang saat ini tenggelam atas nama pemaksaan kepentingan kelompok,”ujar Adrianto Sinaga selaku Ketua Pelaksana FILARTC.
Perhelatan FILARTC 2017 juga merupakan bentuk dukungan kepada pemerintah dalam melakukan revitalisasi PFN, lembaga perfilman yang semasa jayanya telah memproduksi berbagai karya populer, seperti si Unyil. Selain itu FILARTC 2017 juga mengadakan beberapa kegiatan berupa pemberian Life Achievement Award dari Pusbang (Pusat Pengembangan Film), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan peluncuran buku ‘SEJARAH HARI FILM INDONESIA’.
Kegiatan FILARTC dikemas bukan untuk pelaku perfilman saja, melainkan diperuntukkan luas bagi publik untuk terus mencintai dan mengapresiasi karya film anak bangsa. Selama perayaan tiga hari, masyarakat dapat datang tanpa dipungut biaya masuk. FILARTC terselenggara atas kerjasama beberapa unsur masyarakat film Indonesia antara lain produser film, sutradara, artis, penulis cerita dan naskah, director of photography, soundtrack maker, art director, alumni IKJ, komunitas pekerja film lainnya dan volunteer yang memiliki visi bersama untuk membantu perkembangan film Indonesia.
Tahun ini peringatan Hari Film Nasional yang digelar FILARTC didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pariwisata, Studio Produksi Film Negara.